20 🦋 sad but not really

448 119 58
                                    

Pemberhentian lampu merah.

Kadang jadi kesempatan buat pasangan bisa sempetnya ngobrol tentang masa depan sambil nunggu lampu hijau kembali nyala.

Tapi gak jarang juga, kita akan nemu beberapa pihak yang menjadikan lampu merah untuk ladang cari nafkah.

"Kakak, minta sedekahnya.."

Chaewon langsung noleh ke sisi kanan begitu anak lelaki setinggi perutnya dengan pakaian yang lusuh datang sambil nyodorin bungkus permen kosong.

Sigap Chaewon merogoh saku seragamnya dan ngasih beberapa lembar uang ke anak itu.

"Ini, sayang. Habis ini jangan sembarangan nerobos jalanan, ya? Bahaya," wanti-wanti Chaewon sembari ngusap pipi anak itu.

Chaewon sedikit khawatir, Chaewon tau pasti tempat ini sering jadi alternatif kendaraan besar dan ngebut.

"Iya, Kak! Makasih!" Senyum anak itu terbit. Matanya sampai berbentuk jadi bulan sabit.

"Tunggu, dek!" Felix nahan anak itu, terus nyelipin lima lembar uang dengan pecahan besar ke sakunya.

"Jangan sampai jatuh, jangan boros, dan janji sama kakak buat jaga diri kamu, ya?" Felix senyum, ngelakuin hal yang sama ke anak lelaki kecil itu, ngusap pipinya pelan.

Waktu liat lembaran uang yang baginya sangat banyak itu pun, si anak kecil udah kayak bingung harus berekspresi gimana. Dia seneng banget.

"Iya, Kak! Makasih, kakak! Selamat sampai tujuan, yaa!" Anak itu melambai kecil lalu lari ke pinggir jalan ninggalin sekeping senyuman.

Felix nunjuk dagu ke arah anak itu. Ngasih tau Chaewon. "Dia langsung beliin makanan buat adik-adiknya, yang," katanya sambil tersenyum natap pemandangan menyentuh di sana.

Chaewon sedikit heran. "Kamu tau dari mana itu adik-adiknya dia?"

"Dia emang biasa dateng ke beberapa lampu merah. Udah sering ketemu aku, jadi aku tau."

"Orang tua mereka meninggal karena kecelakaan waktu ngumpulin botol bekas. Sebagai yang tertua mungkin dia pikir dia harus nafkahin dan ngelindungin ketiga adiknya," cerita Felix

".. meskipun usianya masih sepuluh tahun," tambah Felix. Tertanggal sedikit senyum di bibirnya.

Mungkin Felix ingat soal dulu, yang juga pernah kelihatan menyedihkan hidup tanpa orang tua meski kenyataannya mereka masih ada.

Dia di dewasakan oleh kondisi.

Felix menarik napas panjang, mengamati langit yang mulai berubah warna. "Aku punya satu cita-cita .. bangun panti asuhan untuk mereka,"

"yang ingin aku wujudkan itu dengan kamu satu hari nanti. "

Felix kembali menutup kaca fullfaced dan menarik resleting jaketnya.

Felix juga narik tangan Chaewon lalu digenggamnya dan dia simpan dalam saku jaket. Sementara tangan satunya menepuk-nepuk pelan lutut Chaewon yang kedinginan.

























🦋


Si ganteng Gold Wing, sportbike kesayangan tuan muda Lee diantara tujuh belas yang berderet di garasi, kini terparkir rapi di pelataran kediaman keluarga Lee.

Felix bersiul pelan sambil melambungkan kunci motor di tangannya, berjalan memasuki rumah dengan tangan yang lain terselip ke saku celana.

Samar-samar indra pendengarnya nangkap suara musik yang meletup-letup, sangat meriah kedengarannya.

Matcha Taste ᥫ᭡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang