33 ⛵ twins? so funny

355 111 68
                                    

Seratus meter kiranya Chaewon berjalan dari tempat terakhir dimana dia dibuang dari bus.

Gadis itu berhenti, meratap sendu pada kedua telapak tangan dan juga luka di lututnya yang kaku dan hampir membeku, karena cuaca yang dingin.

Belum lagi rasa sakit yang tak terlihat akibat benturan keras di seluruh sendinya

Dan bajunya yang kotor terkena lumpur di pinggir sawah.

Chaewon menyeka keringat yang mengalir di pelipis hingga wajahnya. Samar-samar kelihatan di depan sana lampu yang mungkin aja berasal dari rumah.

Chaewon mempercepat langkahnya, semoga itu benar pemukiman warga dan dia bermaksud akan meminta bantuan, tapi-

Ternyata pas didekati, itu hanya gubuk gak berpenghuni tempat disimpannya hasil tani.

Chaewon menghela. Terpaksa, ngukur jalan lagi.

Jalanan pesawahan yang sangat sepi dan panjang.

Kadang-kadang kendaraan lewat, tapi melihat Chaewon dengan kondisi seperti ini mereka gak ada yang mau berhenti.

Mereka juga manusia, punya rasa was-was dan jaga-jaga.

Chaewon menghela berat.

Kenapa dia sangat gampang percaya sama orang yang bahkan selalu jadi benalu di hidupnya.

Sampai Chaewon bertemu sebuah warung kopi, dimana jelas banget ada beberapa bapak-bapak lagi main catur. Chaewon nimbang-nimbang samperin atau enggak,

Tapi ya mau gimana lagi? samperin aja.

"P-permisi.." tegur Chaewon dengan suara yang lembut dan pelan. Sekumpulan bapak berperut buncit itu menoleh.

Langsung membicarakan dirinya secara bisik-bisik.

Dan gak lama dari sana malah seorang wanita dewasa yang menghampirinya.

"Siapa kamu?" lontar wanita itu memerhatikan Chaewon dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Chaewon menunduk kecil. "Saya-"

"Pasti bukan orang sini, 'kan?" sela wanita itu cepat.

"Kabur dari petugas ya kamu?? Kenapa? Baru di grebek??" Nada wanita itu mendadak naik drastis.

Chaewon gelagapan gak ngerti apalagi setelahnya wanita itu bicara pakai bahasa daerah.

Di mata wanita itu, gadis muda ini penuh luka dan baju yang kotor. Dia pasti wanita gak baik-baik yang kabur dari petugas keamanan.

"Gak! Saya gak sudi ngasih kamu tempat persembunyian! Saya gak peduli!" bentak wanita itu sambil menggelengkan kepalanya.

"Pergi, kamu!" Wanita itu mendorong bahu Chaewon keras, memastikan kaki gadis itu gak menginjak bagian dari warungnya.

"Saya gak mau menolong seorang wanita lacur!" bentak wanita itu lagi.

Kali ini Chaewon tau apa artinya. Dia tertegun. Chaewon paham maksud wanita itu dari awal. Ini salah paham ...

sering terjadi. Wanita malam yang meminta bantuan dalam kondisi seperti ini ke warung milik wanita itu.

Tapi andai ibu itu tau dan Chaewon bisa bilang, bahwa dia bukan wanita kayak gitu!

Dengan kekecewaan dan rasa lelah yang terus menyiksanya, Chaewon pergi.

Cukup lama nahan tangis sejak tadi, kali ini air mata itu jatuh ke pipi.





























Matcha Taste ᥫ᭡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang