Tidak ada yang lebih indah , dari indah nya kebersamaan keluarga .
****
Setelah puas berbelanja tadi, mereka langsung saja memutuskan untuk pulang. Karena hari yang sudah akan menjelang sore
Mereka tiba di mansion keluarga Wardana pada pukul empat sore. Semua penjaga di depan mansion terkejut dengan perubahan majikan mereka.
Sampai di garasi, mereka bertiga segera turun dari mobil. Para pelayan segera membawakan barang belanjaan mereka.
Mereka bertiga berjalan ke arah pintu utama mansion. Pelayan membukakan pintu, dengan gerakan slowmotion. Becanda elah.
Semua orang yang ada di ruang tamu seketika terkejut. Mereka merasa ada yang aneh.
" Kalian siapa,? " Tanya El mendekati.
Acha mendengus, " Orang gila nyasar."
" Cantik bener orang gila nya"
" BUNDAAA!! ABANG BILANG ACHA GILA" Teriak Acha dengan menatap tajam El.
El terkejut, " Lo adik gue Acha,? Gila cantik bener adik gue woy. " Ucap nya dengan terperangah.
Semenjak Acha memberi tahu semua nya malam kemari. Semua orang sudah mengikhlaskan apa yang terjadi. Semua nya dengan senang hati menerima kehadiran Selsa yang menggantikan raga Acha. Para keluarga juga menyuruh Acha untuk tidak merasa canggung ataupun malu. Mereka mau Acha bersikap seperti biasa. Dan memilih melupakan adanya transmigrasi antara Selsa dan Acha.
Acha tidak memperdulikan El. Ia berjalan ke arah Al yang merentangkan tangan nya minta di peluk.
Acha mendekat ke Al, lalu memeluk abang kesayangan nya itu. Entah kenapa, Acha lebih merasa nyaman sama Al.
" Bunda cantik bener. Kalo nyari suami baru bisa nih, " Gurau El dengan mata yang melirik Ayah nya.
" Ga usah macem-macem kamu El, " Ucap Citra yang ikut bergabung di ruang tamu. Sedangkan Sinta ia menuntun para pelayan untuk menaruh barang belanjaan mereka tadi.
" Emang nya kamu mau punya Bapak baru El,? " Tanya Agung.
" Kalo banyak duit sih El mau. Kan lumayan tuh, dari Ayah El dapet, dan dari suami baru Bunda El juga dapet. " Ucap El terdengar sungguh-sungguh.
" Oke, semua fasilitas kamu Ayah sita,!! "
" Ayah mah, ga asik. Main nya ngambekan. " Ucap El bergelayut manja di lengan Agung. Jangan sampai Ayah nya benar-benar menyita semua fasilitas nya. Bisa gawat itu.
" Kita kenal anak muda,? " Ucap Agung, tidak memperdulikan El yang sudah uring-uringan.
" Rasainnn... ” Ledek Acha dengan menjulurkan lidah nya.
" Diem lo adek durhaka..." Balas El dengan sengit.
Acha tidak peduli, ia malah asik bermain hp yang baru saja dibelikan mami nya tadi.
" El... Fasilitas kamu dari papi, juga akan papi sita kalo kamu ngomong gitu lagi sama adek kamu, " Ucap Aydres ikut-ikutan.
El kembali memberengut. " Bela aja tuh Acha. Selalu semua nya Acha. " Balas El.
Acha seketika merasa bersalah, ia mendekat ke arah El hendak meminta maaf.
" Abang El, Acha minta maaf. Karena kehadiran Acha, abang jad... "
" Syutt.... " Sela El terlebih dahulu sebelum Acha menyelesaikan omongan nya.
" Abang cuma bercanda Acha. Masa iya abang iri sama adik abang yang cantik ini sih. " Lanjut El berbicara, dengan tangan yang menyubit pipi Acha.
" Acha sayang Abang, " Ucap Acha memeluk El. Di balas El dengan pelukan hangat nya.
El menatap jail Al yang menatap ke arah mereka berdua dengan pandangan datar. Al berjalan mendekat ke arah mereka ikut masuk ke dalam pelukan. Dirga yang tidak terima pun ikut berpelukan. Jadilah sekarang Acha di peluk oleh tiga pria tampan.
Para orang tua hanya tersenyum melihat pemandangan baru ini.
Untuk Adit,ia masih di kantor. Sibuk dengan kerjaan yang sudah lama terabaikan selama Acha koma. Sedangkan Brayn, belum pulang dari kuliah.
" Aku mau deh, liat wajah abang Liam" Celetuk Acha tiba-tiba.
Mereka melepaskan pelukan pada Acha, lalu menatap Acha dengan serius.
" Ngapain mau liat wajah nya bang Liam. Dia itu burik!!" Ucap Dirga.
" Kita VC bang Liam. Moga aja dia ga sibuk, " Ucap Al mengambil Hp nya di atas meja.
Ia mengotak-atik Hp nya mencari kontak bernama Bang Liam. Tanpa berlama-lama lagi, Al langsung saja memvidioCall Liam.
Tertera tulisan Berdering, tapi sang hempu tidak juga mengangkat. Hingga telpon yang kelima, tidak juga di angkat. Mereka berpikir mungkin Liam lagi sibuk.
Acha menjadi murung seketika. " Sayang banget. Padahal Acha pengen banget liat wajah Bang Liam, " Keluh Acha.
" Nanti yaa, hari minggu kita hubungin bang Liam lagi!! " Ucap Al melihat wajah murung adik nya itu.
Acha mengangguk saja. Mau gimana lagi.
*
Sekarang, Acha tengah bersantai di atas ranjang nya. Ia mengotak-atik Hp baru nya. Acha terpaksa membeli Hp baru, karena Hp Acha sudah hancur pas kecelakaan.
Acha baru saja membuat akun Instagram. Ia memfollow akun Ig para abang-abang nya. Juga mengstalk nya.
Sambil menunggu Azan Maghrib tiba. Acha kembali bermain hp. Ia mendownload aplikasi wattpad, aplikasi kebanggaan nya. Sudah lama rasanya Acha tidak menjelajahi aplikasi itu.
Baru mau membaca salah satu cerita yang sudah ia download, Azan Maghrib sudah terlebih dahulu berkumandang.
Acha segera mematikan Hp nya. Lalu menaruh nya di atas nakas.
Ia berjalan ke kamar mandi, sekedar mengambil wudhu. Selesai mengambil wudhu, Acha segera memakai mukenah berwarna putih milik Acha lama.
Selesai melaksanakan Sholat, Acha hendak membaca Al-Qur'an. Tapi Acha baru ingat, bahwa Acha yang lama tidak memiliki Al-Qur'an. Ia juga lupa membeli waktu di mall tadi.
Acha menghurungkan niat nya untuk membaca Al-Qur'an. Ia melepas mukenah nya, lalu hendak turun ke bawah untuk membantu Bunda dan Mami nya menyiapkan makan malam.
*********
Follow dulu yaa sebelum baca!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not ACHA
Aktuelle Literatur********* " Gue bingung, gue harus sedih atau bahagia. " - Selsa Ayuza. " Mungkin ini yang di maksud dengan karma. " - Natasya Khaliza Wardana. ** Konflik ga banyak. Jadi, kalian baca nya bisa enjoy. Selamat menikmati. Cobain kuyy. Start : 16...