"Menurutmu apa aku cantik?"
Draken dengan acuh berkata, "Kau jelek." Tapi telinga nya merona.
....
Draken × Readers
Tokyo revengers belong to Ken wakui
art cr: @io_toman on x
Kalian tau ga sih sumpa ini aku ganyangka dan agak kecewa TERNYATA SENJU CEWE GAGAGAGGAGAGAGAGAGAGAGAG AKU GAMAO AKU UDH HUSBUIN ANJ--dh lh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Aku dan Draken berjalan beriringan. Entah bagaimana ceritanya jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan Draken berakhir mengantarku pulang.
Kami menghabiskan waktu dengan bercerita dan sesekali bercanda.
"Kenapa kau tidak bilang saja jika kau menyukai nya?" Aku bertanya secara random dan tiba-tiba untuk memecah keheningan.
Draken terlihat seperti tengah berpikir sampai perempatan imajiner tercetak jelas di dahinya lalu ia menggeleng. "Terdengar seperti bukan ide bagus."
"Kenapa?"
"Entahlah."
Kali ini aku yang berpikir. Apa dia mempunyai gengsi setinggi gunung Everest atau apa?
"Kau harus mencoba nya." Yah, itu saranku yang harus dia lakukan sih. Aku mungkin akan gagal menyelamatkan Emma, meski aku berharap aku berhasil tapi tidak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepan nya. Jika takdir kematian Emma tidak bisa dihindari seperti Baji, akan lebih baik dia mati setelah tau perasaan Draken yang sesungguh nya padanya.
Dengan begitu aku tidak perlu mengulang ritual menangis 3 hari 3 malam ku :)
"Kau banyak omong, ya."
"Aku menasehati mu, tau!"
"Ya,ya terserah."
Aku membuang nafasku kasar. Apa sih yang kuharap kan? Satu-satunya orang yang Draken turuti kan cuman Mikey.
Ketika kami tenggelam dalam pikiran masing-masing, seseorang menghampiri kami. Dan sialnya aku sangat tau siapa dia.
Orang yang kubenci kedua setelah Kisaski sepanjang sejarah Tokyo revengers, Hanma shuji.
