DIH 1.Dunia komik?

2.3K 403 95
                                    

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali sampai pandangan ku yang tadinya kabur menjadi jelas. Eh? Ini dimana?

Aku memperhatikan sekitar. Bangunan tua, nyaris terbengkalai jika saja aku tidak melihat sekumpulan orang tengah mengitari ku. Aku belum sepenuh nya sadar saat pipiku dicengkram erat, ugh perih.

"Oh, sudah bangun putri tidur?"

Aku mendongak dan mendapati seorang laki-laki berkaca mata sedang menatapku dengan pandangan mengejek dan senyum miring yang menyebalkan. Tunggu...dia terlihat familiar?

(Abaikan tulisan di atas dan tolong hujat dia <3)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Abaikan tulisan di atas dan tolong hujat dia <3)

"Kisaki, bukan begitu caranya memperlakukan seorang wanita."

Kisaki?

Kisaki ya? Dimana aku pernah mendengarnya?

TUNGGU! K-KISAKI?! KISAKI ASU--EH MAKSUDKU KISAKI TETTA? BAJINGAN YANG ADA DALAM KOMIK KESAYANGAN KU ITU?!

Aku mengerjap seakan tidak percaya dengan apa yang kulihat di hadapanku. Kisaki? Bercanda kan?

"Lalu bagaimana, Ran? Apa kau lebih mengerti soal wanita?" Kisaki melepas cengkraman nya dari wajahku yang mulus dan mendorongku sampai aku tersungkur.

Laki-laki tinggi berkepang yang kuyakini adalah Ran Haitani mendekat kearah ku dan berjongkok tepat di hadapanku.

"Tentu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tentu." Ucapnya pelan sambil tersenyum manis ke arahku. Tangan nya yang panjang menarik ku hingga kembali terduduk di hadapan nya. Sedetik kemudian ia menjambak rambutku yang berharga.

Sialan!

"Akh," Ringisku pelan.

"Kau harus membelai rambut mereka dengan manis dan lembut," Ran mendekatkan wajahnya padaku dan tersenyum miring. "Apa kau suka?"

Ya kau pikir? Kalau rambut kepang mu itu dijambak kau akan suka hah?! Dimana otak orang tampan ini, tolong?!

Sialnya aku hanya bisa diam tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun. Sungguh aku ingin berteriak "Bodoh!" di depan wajah nya sampai air ludahku muncrat ke wajah sok nya itu. Tapi aku tidak bisa menggerakan mulutku.

"Sejujurnya apa guna nya menculik wanita ini? Dia bukan kenalan salah satu anggota toman. Hei, Kisaki kau tidak sedang bermain-main kan?"

Rindo Haitani menarik kerah baju saudara kembarnya menjauh dariku dan aku sangat berterima kasih.

"Tentu tidak. Hanya saja bukankah dia cantik? Toman tidak akan tinggal diam jika kita menyandra orang yang tidak bersalah."

Tidak salah ternyata aku membenci nya sampai ke tulang. Memang biadab!

Tunggu...tunggu...Kisaki, Ran, Rindo? Apa aku masuk ke dalam komik ini saat konflik Tenjiku arc? Demi apa? Serius?! Kok tai sih?

Bajiku...sayangkuuuuuu aaaaaaaa-- ok lupakan.

Jadi pertama-tama aku harus kabur dari sini. Untung aku pernah belajar soal tali menali di sekolah dasar dulu. Agak sedikit susah tapi perlahan ikatan di tangan ku ini pasti bisa terbuka.

Aku mengambil celah saat mereka sedang lengah dan tidak memperhatikan ku. Mungkin mereka tidak akan mengira aku bisa lolos, aku sendiri tidak tau sih apa bisa kabur dari sini atau tidak *emotmenangis.

Aku menghela nafas saat ikatan di belakangku terlepas.

Mari [Name], kau kuat kau pasti bisa! Ayo lari!

1

2

3

SELAMAT TINGGAL!

"SIALAN! KEJAR DIA!"

Suara teriakan Kisaki begitu membahana dan para bawahan nya langsung mengejarku tidak terkecuali haitani bersaudara. Sialan, aku seperti sedang marathon.

Lagi pula apa-apaan ini?! Ini Tokyo kan? Kenapa terasa berbeda sih!

Aku berbelok ke sebuah gang kecil dan menahan suaraku serta deru nafasku yang tidak beraturan. Aku ini kaum rebahan, tidak terbiasa lari begini.

"Cari sampai ketemu!" Suara Ran terdengar tepat sekali di sampingku. Uh, aku bisa saja ketahuan jika terus begini. Hush hush pergi kau sialan!

Grep

Aku nyaris berteriak jika tidak ingat ada Ran di sekitarku dan bisa menangkap ku kapan saja jika aku mengeluarkan suaraku. Tapi seseorang membekap ku!

Dia membawaku menjauh dan bersembumyi di belakang rongsokan yang tinggi hingga bisa menutupi tubuh kami.

Tangan nya besar dan harum. Untung gak bau terasi dan ku tebak dia seorang laki-laki.

"Ssst, aku menolongmu."

S-suaranya...seperti suara masa depan ku.

5 menit berlalu dan akhirnya keadaan tenang. Aku langsung melepas tangan nya dari mulutku dan berbalik menghadap dirinya.

Rambut cepak blonde dan wajah manis ini...C-CHIFUYU?!

C-CHIFUYU?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Um...hai?" Chifuyu menatapku canggung.

Tuhan tolong jangan pernah bangunkan aku dari mimpi ini. Aku pingsan dulu.

Tbc

Draken, i'm hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang