Lelah

9.4K 1.1K 69
                                    

Terkadang akan ada dimana fase kita akan merasakan yang namanya lelah, dan tak mau memperjuangkan sesuatu itu kembali. Sama sepertiku yang lelah mengejarmu tanpa pernah kau lihat sama sekali.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

Seorang gadis yang baru saja pulang ke rumah sudah disambut oleh seseorang laki-laki yang membawanya ketaman belakang rumahnya.

Ia sama sekali tak habis fikir dengan apa yang dilakukan laki-laki itu, hingga membuatnya harus ada ditaman belakang rumah seperti sekarang.

"Maunya apa sih, nih cowok?"

Mereka duduk dikursi yang berada ditaman belakang sang gadis tanpa adanya pembicaraan dan tanda-tanda akan memulai topik pembicaraannya.

"Apa?" pertanyaan itu meluncur dari mulut sang gadis.

"Jauhin Angkasa" jawab sang laki-laki dengan nada datarnya.

Gadis yang tak lain adalah Chelsea ingin sekali tertawa dengan keras. Sebenarnya apa yang telah merasuki laki-laki didepannya itu. Lelucon macam apa yang akan diciptakannya.

"Kenapa? Kenapa gua harus jauhin Angkasa? Beri gue satu alasan kenapa gue harus menuruti kemauan lo dan menjauhinya?" tanya Chelsea dengan nada penuntut.

Laki-laki itu hanya diam dengan rahang yang mengantup. Ia juga tak tau apa alasannya ia melarang gadis itu. Apalagi melihat kejadian tadi membuat rasa sesak bercampur marah menjadi satu.

"Kenapa diem? Lo lucu tau gak, Ken? Lo itu bukan siapa-siapa gue. Berhentilah jadi orang yang seakan-akan perhatian dan tau semua yang terbaik untuk gue. Lo itu tak lebih dari orang asing yang dulu pernah gue kejar. Jadi pliss lah, jangan pernah berfikir kalo sampai sekarang rasa cinta gue ke lo masih ada, karna semuanya udah hilang" ujar Chelsea.

Laki-laki bernama Ken itu mematung dengan rasa sesak saat gadis didepannya bilang kalau bukan siapa-siapanya lagi. Jika boleh jujur ia menyesal, ia menyesali atas semua yang terjadi, dan ia ingin mengulang kembali semuanya.

"Dia gak baik buat lo" tekan Ken.

Gelak tawa seakan memenuhi antara mereka berdua. "Terus yang baik buat gue siapa dong? Lo gitu? Sorry, dia lebih bisa menberikan gue pelangi daripada lo yang selalu memberikan hujan" ujar Chelsea.

Ken berkali-kali dikejutkan saat melihat seberapa banyak perebuahan gadis yang dulu selalu memberikan senyum terbaik jika bertemunya. Tapi sekarang ia bahkan tak sudi melihat wajahnya.

"Bolehkah kita memperbaiki semuanya?" tanya lirih Ken.

Perasaan Chelsea entah kenapa memberikan respon berlebihan. Ia tak tau kenapa rasa sesak, bercampur kesal, marah, dan semuanya menjadi satu.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang lo liat keberadaan gue? Kenapa baru sekarang lo mencari gue? Kenapa baru sekarang lo datang dengan segala penyesalan lo? Dan kenapa lo baru sadar kalo selama ini ada hati yang selalu lo kecewain?"

Damn, Soul Transmigration! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang