18. salah Nathan

24 8 4
                                    

Happy reading

°
°
°

"Kok aku tiba-tiba, kepikiran sama kak Ares ya?"

Nathan menghentikan langkahnya tepat setelah Saskia mengatakan itu, lalu ia terlihat seperti melamun sebentar sampai akhirnya Saskia menyadari diamnya Nathan itu dan kemudian menegurnya.

"Kenapa berhenti, kak?"

Nathan tiba-tiba saja terpikirkan soal perkataan Saskia barusan, mungkin sampai kapan pun Ares tidak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun, termasuk Nathan sekalipun.

"Gak ada," setelahnya Nathan kembali melanjutkan langkahnya, kali ini lebih dulu dari Saskia.

"Aneh," cibir Saskia.

Saskia kemudian menyusul Nathan yang berjalan mendahuluinya itu, ia mulai menyamakan langkahnya.

Hari sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, tepat setelah hujan berhenti tadi, Nathan langsung mengajak Saskia untuk buru-buru pulang. Bukan karena apa, hanya saja baju seragam yang Saskia gunakan itu sedang dalam keadaan basah, Saskia bisa saja masuk angin di buatnya.

Nathan tetap mengantarkan Saskia pulang meski Saskia sudah menolaknya, lagian Nathan kan tidak bawa motor, kenapa dia mau-mau saja mengantarkan Saskia dengan berjalan kaki?

Saskia sih boleh-boleh saja, tapi kalau di pikir lagi tentang perlakuan Nathan hari ini, Saskia heran mengapa Nathan  bersikap manis dengannya hari ini?

Biasanya kan dia cuek.

Saskia berjalan dengan tas milik Nathan yang ia gendong di depan, tentu saja karena Nathan yang menyuruh. Dan tasnya Saskia yang beratnya dua kali lipat dari tas milik Nathan itu di bawakan oleh Nathan.

Saskia itu kan tipe murid yang rajin dan teladan, jadi ia membawa semua buku paket dan buku tulis yang ada di jadwal hari ini, di tambah lagi beberapa buku pelajaran luar sekolah yang di belikan oleh ayahnya. Berbeda sekali dengan Nathan, mungkin ia hanya membawa dua atau tiga buku tulis dan satu buah pena.

Tipe-tipe anak bandel, memang.

Sedari tadi, perasaan Saskia terus tak tenang. Waktu Saskia bilang ia sedang terpikirkan oleh Ares, itu memang benar adanya.

Nathan menghentikan langkahnya begitupun dengan Saskia, lalu ia menatap Saskia, "Sas, ada yang pengen gue omongin."

Saskia mengernyit, "Apa?"

Namun bukannya menjawab, Nathan malah terlihat berpikir kembali. Sepertinya ia ragu dengan apa yang ingin di sampaikannya kepada Saskia, "Gak jadi."

Saskia merotasikan bola matanya kemudian ia berjalan duluan meninggalkan Nathan yang masih berdiri di sana. Bikin penasaran saja, sebenarnya apa yang ingin di sampaikan oleh Nathan padanya?

Nathan ingin menyampaikan perasaannya, tapi takut nantinya Saskia malah menghindar. Hanya ingin menyampaikan saja, bukan mengajak pacaran atau meminta jawaban persetujuan dari Saskia. Setidaknya Saskia tahu dulu tentang perasaannya, namun Nathan terlalu takut.

.

Ares menghampiri Nathan yang tengah berdiri di balkon kamarnya sendirian, Ares lihat tidak ada yang Nathan lakukan di sana, hanya diam sembari memandangi langit malam yang kebetulan bintangnya terlihat banyak.

"Kak, lo kenapa peduli sama gue?"

Nathan tidak tahu, tiba-tiba saja Ares sudah berdiri di sampingnya. Nathan menaikkan alisnya sebelah, maksudnya ia tak mengerti dengan apa yang Ares pertanyakan padanya.

Terimakasih, NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang