L I M A

109K 15.2K 616
                                    

Happy Reading
:)

Pagi harinya, pintu kamar Naya terbuka, menampilkan Bibi Marry dan salah satu pelayan muda di sana. Naya langsung melompat dari tempat tidur, seolah menunggu momentum ini.

"Nyonya, selamat pagi. Perkenalkan saya Bibi Marry kepala pelayan di rumah ini. Jika ada yang ingin nyonya ketahui, tanyakan saja pada saya. Dan ini Lusi, dia yang akan melayani anda mulai sekarang."

Naya mengerjapkan mata. Melirik dua orang di depannya. Seumur-umur dirinya tak pernah dilayani, lampu putus sampai selang air bocor saja Naya terbiasa memperbaikinya sendiri. Maklum, setelah jadi anak kos, dia memang dituntut lebih mandiri dari siapapun. Jadi sekarang, dia bingung harus memperlakukan dua orang ini bagaimana. "Hmm baiklah, Bibi. Apa ada hal khusus yang harus aku ingat atau lakukan setelah tinggal di sini?"

Bibi Marry terkejut, Naya sudah menduga respon itu. Di novel, memang sedikit diceritakan kalau Kayasaka punya aturan sendiri untuk semua penghuni rumahnya, termasuk kebiasaan, hal-hal yang boleh dilakukan ataupun tidak. Itulah yang membuat Kayasaka jadi sosok yang otoriter lelaki itu cenderung suka mengendalikan segala hal dalam genggamannya. Naya sebenarnya malas mematuhi aturan, tapi demi kelangsungan hidup negara dan kemerdekaannya sendiri, maka dia harus patuh dan mulai meneliti ranjau-ranjau yang bisa menjerumuskannya lebih cepat ke dalam kematian.

"Baiklah nyonya, akan saya jelaskan. Pertama, Tuan tidak suka orang lain mengutak ngatik kamar pribadinya. Kamar itu jarang digunakan untuk tidur tapi semua pakaian dan barang Tuan ada di sana. Bahkan dari kami, hanya beberapa pelayan khusus yang beliau izinkan masuk untuk membersihkan kamar itu."

Naya mengangguk-ngangguk. Oke, hal itu cukup masuk akal karena Naya sendiri tak suka barang pribadinya disentuh oleh sembarang orang.

"Ah oke. Ngomong-ngomong di mana kamar keramat miliknya itu?"

Bibi Marry menatap lantai. Lalu menunjuk sekeliling, membuat Naya secara tidak sadar mengikuti arah telunjuk Bibi Marry, "itu tepat di sini, Nyonya. Kamar yang anda tiduri semalam. Ini adalah kamar pribadi Tuan Kayasaka."


Damn!

Naya syok maksimal. Kamar yang ingin dia hindari, malah sudah dia masuki lebih dulu. Kenyataan macam apa ini?

"Apa Bibi tidak bercanda?"

Bibi Marry menggeleng. "Nyonya bahkan orang pertama yang saya tau diizinkan Tuan meniduri kamar ini." Ucap Lusi menambahkan, gadis berusia dua puluhan itu nampak antusias, seolah menyaksikan keromantisan dalam novel. Tapi ini tidak berlaku bagi Naya sendiri. Dirinya sekarang khawatir akan satu hal. Malam tadi, dia banyak meneliti barang-barang di kamar mewah ini. Dan mungkin saja diantara barang-barang yang dia sentuh, ada barang keramat milik Kayasaka. Tapi yang paling dia takutkan adalah, pulau-pulau cantik yang takutnya tidak sengaja dia buat di bantal Kayasaka. Naya tak sempat mengeceknya karena Bibi Marry dan Lusi datang tiba-tiba. Bagaimana jika Naya benar-benar melakukannya dan Kayasaka tau? Habis sudah image dingin Arranaya dalam novel. Tapi semoga saja tidak, karena kalau iya, dia bahkan tak berani lagi untuk tidur.

"Nyonya?"

Naya menoleh, tersadar dari lamunan absurdnya sendiri, dia menatap Bibi Marry lesu, "Bibi, kalau kamar ini keramat, kenapa aku ditempatkan di sini?"


Bibi Marry mengulum senyum, "itu atas perintah Tuan sendiri, Nyonya. Mungkin karena Nyonya istrinya."

Tidak mungkin, tentu saja hal itu tidak mungkin.

Be the Wife of A Cruel Antagonist [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang