D E L A P A N

102K 15.4K 1.1K
                                    

Happy Reading
:)


Di suatu tempat, Faniya baru selesai mengatur barangnya. Saat ini dia ada di desa terpencil yang tak mungkin ditemukan oleh Kayasaka. Faniya lari, karena dia tau ini yang terbaik untuknya dan mantan Boss nya itu. Di rumah sederhana peninggalan orang tuanya ini, Faniya akan memulai hidup baru. Meski dia harus merelakan sebagian perasaannya pada Emilio yang dia kenal beberapa bulan ini.

"Sepertinya aku harus membeli bahan makanan, aku juga harus mulai menemukan pekerjaan baru untuk bertahan hidup." Faniya bergumam, hidupnya memang tak mudah. Dia adalah gadis yatim piatu yang terlahir dari keluarga sederhana.

Setelah orang tuanya meninggal, Faniya memutuskan untuk merantau dan berhasil mendapatkan pekerjaan. Namun kali ini dia terpaksa merelakan semuanya karena dia rasa ini adalah hal yang memang harus terjadi.
Tak apa, mungkin Tuhan punya takdir lain untuknya.

"Sepertinya besok aku harus mulai berbelanja." Faniya bergumam sebelum mematikan lampu kamarnya dan memilih tidur.

Sementara itu di mansion mewah Kayasaka. Naya tertidur di sofa setelah makan malam. Gadis itu awalnya ingin menonton tv tapi entah karena kelelahan atau kekenyangan, dirinya malah tertidur dengan meringkuk di sofa hitam itu.

Bibi Marry dan Lusi hendak membangunkannya sebelum sebuah tangan bergerak memindahkan tubuh kurus wanita itu ke kamar. Masih kamar yang sama yang ditempati Naya kemarin.

"Kau benar-benar tak cocok menjadi model. Berat badanmu saja nyaris menyaingi seekor sapi." Kayasaka berbicara pada gadis yang terlelap itu. Naya dengan acuhnya tentu tak mendengar ucapan yang mirip umpatan dari suaminya sendiri. Kalau tidak, gadis itu jelas akan marah.

Tanpa terasa dia sudah sampai di depan kamarnya. Tanpa basa basi, Kayasaka menidurkan gadis itu di kasur seprai abu-abu miliknya.

Tanpa disangka, Kayasaka tak langsung beranjak. Lelaki bermata hazel itu menatap Naya lama. Merasa wanita yang ada di hadapannya ini sangat jauh berbeda dari rumor-rumor yang dia dengar sebelum menikahinya.

Dilihat dari sisi manapun, wanita ini terlalu ceroboh dan tidak waspada untuk seorang gadis yang dirumorkan naif dan dingin. Dia juga terlalu ceria untuk ukuran wanita yang katanya punya kehidupan kelabu dan penurut.

Kayasaka bahkan jelas bisa merasakan keputus-asaan Arranaya saat dia menikahinya dulu, tapi sekarang? Gadis itu bahkan selalu menggebu-gebu dan tak terlihat murung. Kayasaka ragu, apa gadis yang menjadi istrinya ini punya alter ego?

Kayasaka jelas ingat, waktu itu yang justru terlihat senang dan sangat impulsif adalah kakak gadis itu sendiri. Gladys Amaleta Whillys, yang secara tidak langsung seolah menjual adiknya. Meski Kayasaka tau kalau keduanya bukanlah saudara kandung. Tapi Gladys cukup kejam untuk bisa disebut satu-satunya keluarga gadis yang terlelap ini.

Saat ini, Kayasaka hanya membiarkan Gladys sedikit bersenang-senang sebelum segalanya dia renggut atas nama Arranaya. Kayasaka tak peduli, kedepannya Arranaya atau justru Gladys yang akan membencinya setelah dia melakukan rencananya itu.

Drrrttt ... drrrttttt ...

Gladys is calling ...

Kayasaka membuang napasnya pelan. Baru dibicarakan dan Gladys sudah menelponnya. Ada apa wanita itu menelpon selarut ini?

"Ada apa?" Tanya Kayasaka tanpa basi basi, berjalan menutup kamar tempat Naya tertidur. Langkah pria itu kian menjauh, tepat sebelum sebuah mata hijau-biru yang indah terbuka lebar.

"Kenapa dia menatapku lama sekali sih? Aku hampir saja tidak tahan."

Naya bangkit dari tempat tidur dengan seprai gelap itu, mulai menata rambutnya yang sedikit berantakan. Gadis itu berjalan ke arah balkon menatap jendela besar yang menampilkan langit malam yang indah. Sebenarnya, Naya sudah terbangun tepat setelah Kayasaka menggendongnya sampai ke lantai 3. Tadinya Naya hendak memekik, tapi dia tahan karena Kayasaka juga tak melakukan hal aneh selain mengomentari berat badannya. Sialan memang si suami itu. Padahal, tubuh Arranaya ini jelas kurus dan seksi. Apanya yang mirip sapi? Sepertinya mata Kayasaka saja yang katarak.
Ah ya, selain itu dia juga mendengar Kayasaka menyebut Gladys. Apa itu Gladys kakak Arranaya dalam novel? Kakak yang dengan tega menjual adiknya sendiri?

Be the Wife of A Cruel Antagonist [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang