Bab 5. Rumah Albi

8.9K 308 80
                                    

Dont forget vote and comment📌

Typo, kesalahan penulisan, mohon diperbaiki 📌

Baca sampai selesai, ya.

Peringatan! Silakan untuk mencontoh yang baiknya saja.

Bel pulang telah berbunyi, semua murid SMA Bargakara terus berhamburan menuju gerbang untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang telah berbunyi, semua murid SMA Bargakara terus berhamburan menuju gerbang untuk pulang. Berbeda dengan Zoeya dan Airin yang masih berada di taman belakang. Ya, setelah dari kantin mereka berdua membolos di taman belakang.

"Ayo balik, Al," ajak Airin seraya membuang rokok yang telah dihisabnya.

"Ck, bentar tanggung. Ini belum abis," balas Zoeya dengan terus mengisap hal yang sama seperti Airin.

Zoeya dan Airin memang perokok aktif. Tidak peduli bahwa mereka berdua adalah perempuan. Meski mereka nakal, Zoeya dan Airin punya batasannya. Mereka berdua hanya merokok, tidak sampai menjadi pecandu narkoba.

"Lo lupa? Ditungguin ketos di parkiran, tuh." Seketika membuat Zoeya mematikan rokoknya.

"Lah, iya. Lupa gue, minta permen cepet. Biar gak ketahuan abis nyebat," ujar Zoeya.

Airin berdecak. "Nih, ambil. Sono pulang lo."

Zoeya menaikkan kedua alisnya. "Dih, ngusir lo?"

"Ditinggalin Albi, mampus!"

Zoeya berdecih. "Gue duluan, bye!" pamit Zoeya seraya berlari meninggalkan Airin sendiri di taman belakang.

"Dasar bucin. Mana gak ada terima kasihnya lagi," cibir Airin melihat kepergian Zoeya.

*****

Albi sedari tadi sedang menunggu Zoeya di parkiran. Ketiga temannya sudah pulang terlebih dahulu.

"Dia lupa apa gimana?" gumam Albi.

"Hai, Bian!" Suara itu mengejutkan Albi.

"Eh, kaget, ya? Sorry, gak maksud," ucap Zoeya merasa bersalah.

Ya, orang itu adalah Zoeya. Orang yang sedari tadi Albi tunggu.

Albi tersenyum tipis. "Gak apa-apa, santai."

Zoeya tersentak dengan tindakan Albi yang tiba-tiba memeluknya. "Bian, are you okey?"

Dapat Zoeya rasakan Albi menggeleng pelan di dekapannya. "Mau bicara?"

"I miss you so bad, Aluna. I miss you call me Bian. Gue ... rasanya gue pengen marah. Tapi gak bisa. Gue gak mau lo pergi lagi, Aluna."

Zoeya tersenyum sendu. Ia juga merindukan laki-laki itu. "Maaf, Bian. Maaf."

"Jangan pergi lagi." Albi menatap lekat wajah Zoeya setelah melepaskan pelukannya.

RAHASIA ZOEYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang