Last Chapter

4.8K 214 58
                                    

Typo, kesalahan penulisan, mohon diperbaiki!

JANGAN LUPA VOTE DONG CANTIK-CANTIKKUU DAN TAMPAN-TAMPANKUU😙

Baca sampai selesai, ya.

Peringatan! Silakan untuk mencontoh yang baiknya saja.

Peringatan! Silakan untuk mencontoh yang baiknya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima tahun kemudian.

Di sebuah gedung mewah berwarna putih, orang-orang tengah ramai mempersiapkan acara untuk malam ini. Langit pun seakan mendukung. Bulan yang terang benderang di atas sana. Ditemani bintang kecil yang bertaburan. Dunia seakan ikut merayakan kebahagiaan dua insan yang tengah merayakan kehadiran insan baru.

Berbagai karangan bunga bertulisan selamat atas kelahiran seorang putra dan putri memanjakan mata. Satu tahun lalu, Zoeya dan Kenzie melangsungkan pernikahan. Akhirnya kebahagiaan Zoeya lengkap hari ini, setelah kelahiran anak kembar pertamanya satu minggu yang lalu. Hari ini Zoeya dan Kenzie tengah memperlihatkan pada dunia tentang putra dan putri kembarnya. Dunia harus ikut merayakan kebahagiaan Zoeya, Kenzie, dan semua anak-anak The Morte yang hadir.

"Rasanya gak nyangka banget bisa sampe hari ini." Zoeya yang tengah duduk di depan cermin itu tersenyum bahagia.

Airin merangkul sahabatnya itu. "Bener, gak nyangka banget yang kemaren masih main motor. Sekarang udah lihat lo punya anak aja. Mana dua lagi," ujarnya dengan terkekeh.

Zoeya menoleh ke belakang menatap Airin. "Gue berterima kasih banget sama lo. Selama ini lo selalu ada buat gue. Thanks, gue sayang banget sama lo." Zoeya memeluk Airin dengan erat.

Airin mengurai pelukannya. "Jangan bikin mewek, ah. Nanti kecantikan gue luntur lagi."

Zoeya berdecak kesal. "Sialan lo!"

"Woy! Ini ibu-ibu lama banget, sih, dandannya!" kesal Dirga dengan menggedor pintu ruangan Zoeya.

"Kurang ajar banget, tuh, si Dirga! Dikatain ibu-ibu lagi. Gue tendang, tuh, orang, ya!" Airin mengepalkan tangannya dengan berjalan menuju pintu. Zoeya hanya menggelengkan kepalanya. Meski mereka sudah berusia kepala dua, tetapi tetap saja sering bertengkar satu sama lain.

"Aw! Gila, ya, lo?" desis Dirga ketika pintu terbuka langsung disambut dengan tendangan Airin. Sangat menyakitkan.

Meteor dan Petran yang berada di samping Dirga pun meringis. Lagian orang gila mana yang mengganggu macan tengah tidur. Untung keduanya sedikit jauh dari pintu. Jika tidak, mungkin mereka akan ikut terkena tendangan Airin.

"Lo yang gila!" hardik Airin.

Gadis dengan gaun putih itu berjalan mendekati Petran, sang tunangan. "Honey, aku dikatain ibu-ibu sama Dirga," keluhnya dengan mengapit lengan Petran.

Dirga mendelik. "Ya, emang lo ibu-ibu. Terus gue harus bilang bapak-bapak kitu?" sewotnya. Dirga ini sepertinya tengah darah tinggi. Emosional sekali.

RAHASIA ZOEYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang