Bab 50. Tuduhan lagi

5.7K 218 32
                                    

Don't forget vote and comment📌

Typo, kesalahan penulisan, mohon diperbaiki 📌

Baca sampai selesai, ya.

Peringatan! Silakan untuk mencontoh yang baiknya saja.

Kini matahari pagi menyambut pagi dengan sedikit mendung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini matahari pagi menyambut pagi dengan sedikit mendung. Namun, semua itu tak membuat seorang gadis cantik mengurungkan niatnya untuk pergi ke sekolah. Ada satu hal yang berubah dalam hidupnya, setelah pengungkapan kemarin Darren dan Deo terus meneror Zoeya untuk menyuruhnya kembali. Ini benar-benar situasi asing yang Zoeya rasakan. Meski dulu gadis itu menginginkan momen ini.

Dengan tangan yang mengapit sebuah rokok, gadis itu nampak berdiri dengan tenang di sebuah jembatan tak jauh dari sekolahnya. Zoeya memang memutuskan untuk berhenti di jembatan ini untuk menunggu kedatangan teman-temannya sesuai janji mereka untuk berangkat bersama. Bibirnya kembali mengisap rokok itu tanpa beban.

"Rasanya aneh juga sekarang dicari, diperhatiin, bahkan ditanya masalah sepele sekalipun," gumam Zoeya dengan bertengger di pembatas jembatan.

Gadis itu menghela napas sejenak. Pikirannya menerawang pada pesan yang dikirimkan ayahnya kemarin malam. Darren mengatakan bahwa ia akan menuntut Tami seberat-beratnya. Bahkan dari informasi Deo, ayahnya itu membuat Tami kehilangan karirnya. Namun, setelah pemecatan yang dilakukan Darren, justru membuat wanita licik itu menghilang tanpa jejak. Zoeya menjadi penasaran apa yang tengah mereka rencanakan.

"Susah banget kayaknya hidup gue tenang," desis Zoeya dengan membuang puntung rokok itu ke jalan.

Gadis itu membalikkan badannya ketika mendengar suara erangan motor dari arah belakangnya. Zoeya mendapati teman-temannya yang datang bersamaan. Termasuk Airin yang sekarang menggunakan motornya, tanpa dibonceng. Kenzie turun dari motor dan membuka helm sebelum berjalan mendekati Zoeya.

Kenzie tersenyum manis. "Gimana rasanya diperlakukan jadi putri kerajaan lagi, Queen?" godanya.

Zoeya berdecak kesal. Kenzie ini menyebalkan sekali. "Rasanya aneh banget tahu gak."

"Aneh apanya? Bukannya ini keinginan lo buat bokap sama kembaran lo balik sayang sama lo?" sahut Airin yang masih duduk di motornya, hanya membuka helm.

Zoeya menghela napas panjang. "Iya, sih, keinginan gue. Cuman kayak beda aja diperlakukan princess sama bokap sama Deo. Kayak bukan mereka banget." Gadis itu terkekeh, mungkin terlalu banyak sikap kasar yang diterima dari mereka, membuat Zoeya merasa asing dengan kasih sayang keduanya.

Tak ingin suasana menjadi sedih. Kenzie mengacak-acak rambut Zoeya, membuat gadis itu melotot tak terima. "Kenzie! Sialan banget, sih, lo! Rambut gue jadi berantakan!" kesal Zoeya.

Kenzie menatap lekat Zoeya yang terlihat kesal. Dengan jahil laki-laki itu menoel hidung Zoeya. "Gemes banget, sih, Queen."

"Apa, sih, Aksa!" Zoeya dibuat salting oleh ketua The Morte itu.

RAHASIA ZOEYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang