Bab 39. Kemarahan Darren

4.9K 199 12
                                    

Don't forget vote and comment📌

Typo, kesalahan penulisan, mohon diperbaiki 📌

Baca sampai selesai, ya.

Peringatan! Silakan untuk mencontoh yang baiknya saja.

Di depan ruangan BK atau Bimbingan Konseling SMA Bargakara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di depan ruangan BK atau Bimbingan Konseling SMA Bargakara. Anak-anak The Morte—Kenzie, Laskar, Petran, Dekka, Dirga, Meteor, dan Airin—tengah menunggu Zoeya yang dibawa ke ruangan itu oleh Albi. Di sana juga Tania, Willy, dan Daniel ikut menunggu. Ada raut wajah senang terpancar dari seorang Willy, sang pelaku penjebakan pada Zoeya.

Kenzie yang melihat raut wajah senang Willy hanya memandangnya datar. Laki-laki itu terlalu terlena dengan kesenangannya tanpa menyadari bahwa semua itu rencana Zoeya untuk membiarkan Willy menang terlebih dahulu. Berbeda dengan teman-teman Zoeya yang lain bersikap santai, Airin justru memasang wajah khawatir.

"Gimana, ya, Aluna di dalem?" tanya Airin pada Petran yang berdiri di sampingnya.

Petran mengelus rambut Airin yang digerai. "Aluna pasti baik-baik aja. Jangan khawatir, ya."

Daniel yang melihat interaksi keduanya pun menatap sinis. "Alay banget lo berdua! Lagian mau aja punya temen pecandu kayak temen lo itu," cibirnya.

Airin maju selangkah dan menatap tajam Daniel. "Jaga mulut lo! Temen gue bukan pecandu, ya, sialan! Jangan sampe gue tendang muka lo di sini," ancam gadis itu.

Petran merangkul bahu kekasihnya dengan lembut. Ia sadar dengan kecemburuan Daniel, dengan sengaja Petran menunjukkan bahwa Airin adalah miliknya. "Udah, Sayang. Mereka mana ngerti, sih, sama omongan manusia."

"Bajingan lo!" marah Daniel.

Willy menahan tubuh Daniel yang ingin maju menghampiri Petran. "Santai, Bro, kita yang normal ngalah."

Meteor mengernyitkan keningnya jijik. "Ngaca, ey! Kita mah normal. Bukannya kalian, kan, yang gak normal, teh? Manusia tapi mulut anjing. Serem pisan, ih," ledek Meteor membuat muka Willy dan Daniel memerah.

"Anjing," umpat Willy.

"Nah, dia ngaku, Met." Mendengar ucapan Dirga, Meteor dan Laskar tertawa diikuti Petran dan Airin yang menatap mereka dengan tatapan mengejek.

Melihat Willy yang akan menyerang teman-temannya. Dekka berbicara dengan nada dingin dan membuat Willy mengurungkan niatnya untuk memajukan langkah.

"OSIS, kok, gak tahu attitude."

Kenzie merangkul Dekka dan menatap sinis Willy, Daniel, dan Tania. "Dia, kan, cuman manusia yang gila jabatan aja, Ka." Membuat kekehan sinis Dekka terdengar. Menyetujui ucapan Kenzie.

Baru saja Willy ingin menjawab, Jesna memotong ucapan laki-laki itu.

"Gimana Yaya?" tanya Jesna dengan raut wajah khawatir diikuti oleh Syella dan Deo.

RAHASIA ZOEYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang