Bab 23. Penolakan

5.6K 242 26
                                    

Don't forget vote and comment📌

Typo, kesalahan penulisan, mohon diperbaiki 📌

Baca sampai selesai, ya.

Peringatan! Silakan untuk mencontoh yang baiknya saja.

Di sore yang cerah tim basket putri dan putra gedung IPS tengah berlatih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sore yang cerah tim basket putri dan putra gedung IPS tengah berlatih. Begitu juga dengan Laskar, Dekka, Meteor, dan Petran yang ikut menjadi anggota tim basket. Hanya Dirga yang tidak menjadi anggota tim basket. Laki-laki imut itu hanya menyukai game. Sehingga tak berminat gabung dengan tim basket IPS. Kedatangan Pak Andra bersama Kenzie dan Zoeya membuat anggota tim berbaris.

Zoeya juga hanya mengikuti langkah pelatih basket itu. Setelah tadi pagi direkrut menjadi anggota inti basket, sekarang Zoeya akan diperkenalkan kepada anggota tim yang lain.

"Selamat sore, Anak-anak," sapa Pak Andra berada di depan anak-anak basket yang terdiri dari delapan putra dan enam putri termasuk Airin juga menjadi anggotanya.

"Sore, Pak," jawabnya serentak.

Pak Andra memicingkan matanya. Sepertinya ada yang kurang. Ternyata anggota putri yang hadir hanya lima orang. "Di mana Airin? Kenapa belum hadir?" tanyanya.

Petran mengacungkan tangannya. "Kebelet katanya, Pak. Lagi di kamar mandi dulu."

Pak Andra menggeleng-gelengkan kepala. Airin setiap latihan selalu telat dan selalu memiliki seribu alasan. Dimulai dari bajunya ada yang menyembunyikan, sepatunya ilang sebelah, belum bayar jajanan di kantin, hingga sekarang kebelet buang aing besar. Sudah tak heran memang guru tampan itu menanggapi semua alasan Airin yang di luar akal.

"Ya, sudah, kita mulai. Sebelum itu Bapak mau perkenalkan kalian anggota inti baru." Pak Andra menyuruh Kenzie terlebih dahulu untuk mendekat ke arahnya. "Perkenalkan ini Kenzie, anak 12 IPS 2. Murid baru pindahan dari kota, sekaligus anggota baru di tim kita."

"Salam kenal, Ken."

"Semoga kita bisa kerja sama, ya."

"Selamat bergabung, Bos." Ucapan Meteor membuat semua orang mengalihkan pandangan mereka pada laki-laki itu.

Meteor yang ditatap tajam oleh Kenzie pun menelan salivanya susah payah. "Maksud gue, teh, calon bos di tim kitu. Meni langsung marelong kitu," ralat Meteor dengan logat sundanya.
--> marelong : melihat

"Gak jelas lo!" teriak Dirga yang menonton di pinggir lapangan. Kebetulan mendengar ucapan Meteor

Meteor menatap tajam Dirga. "Naon, sih? Rariweh pisan!"
--> Apa, sih? Rusuh banget!

"Udah-udah diem." Pak Andra melerai. "Ada yang mau disampaikan, Ken?"

Kenzie tersenyum. "Thanks buat kalian udah mau nerima gue di tim ini. Semoga kita bisa kerja sama dengan baik."

RAHASIA ZOEYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang