─ ✧ O7 : ❝Sekolah(lagi) dan Covid❞ ⋆ 🌻

184 36 14
                                    

"Udin bin Jamaludin!"

"Hadir, Pak."

"Emma Kastellieve!"

"Hadir!"

"[Firstname] Roschafell!"

"Hadir,"

Karma menyikut rusukku keras-keras. "Aw! Apaan sih?"

"Lemes banget. Ada konflik apa?" tanya Karma.

"Gak ada. Cuman.. Hari ini ada pelajaran IPA 'kan? Males banget gak bercanda."

"Memang kenapa sih?"

"Bayangin, mempelajari seluk beluk leukimia dan melanoma dalam dua jam." Aku menaruh kepalaku di atas meja.

"Ya udah sih. Paling kita lanjut belajar tentang kanker paru-paru nanti. Bukan masalah besar." kata Karma.

Aku mengumpat tertahan. "'Bukan masalah besar untuk kamu anak pinter!"

"Kamu juga pinter 'kan? Nilaimu enggak pernah jatuh."

"Itu hasil dari kepalaku yang berasap kayak lagi di setrika."

"Roschafell-san, Akabane-san, perhatikan."

Aku mendengus tertahan. "Baik, Pak."

"Sekarang, buka halaman 69."

Aku membelalak membaca judul besar di halaman 69 itu. "Covid-19 dan Jenis-Jenisnya". Sinting!

💫🌻💫

"Gila! Kita di suruh mempelajari materi tentang tiga varian covid dan di suruh presentasi di jam IPA selanjutnya!" rutukku.

"Memang kelas kalian jadwal IPA seminggunya ada berapa?" tanya Norman seraya mencabik daging ikan.

"Dua kali. Ya ampun! Hari Rabu dan Jum'at! Iblis Lucifer, rasuki aja tubuhku!" tukasku lagi heboh.

"Udah-udah, [Name]." Emma menepuk pundakku.

"Kalian anak rajin sih, beda sama aku yang berotak cilik ini." Aku menyuap nasiku malas. "Zaman sekarang, sekolah semakin horor."

Aku menatap seorang anak yang menjulurkan kakinya pada seorang anak perempuan berkacamata. Aku menggertakkan gigi. "Sabar, sabar.."

Aku lihat cewek berkacamata itu tersandung kaki si cowok. Makan siang si gadis hampir jatuh. Demi tuhan, aku ingin merebus kaki cowok nakal itu. Aku berdiri lalu menahan perempuan bernetra ungu cerah itu agar tidak terjerembap.

"Kamu tidak apa-apa?" tanyaku.

Beberapa bisikan pelan merambat ke telingaku. Penindasan di tahun ini makin parah. Tidak ada yang bergeming, melakukan kegiatannya seperti biasa. Bercanda dengan teman, bla-bla-bla.

"Cara menindas klasik, ada di berbagai cerita. Anime, drama, buku-buku romantis. Menjegal tokoh utama wanita dan mempermalukannya. Lalu tokoh utama pria datang seperti ini." Aku menggenggam tangan dan pipi gadis itu, wajahnya memerah.

"Aku gak akan mengulangi penjelasanku tadi. Jadi jangan ulangi juga kelakuanmu itu," aku menepuk pundak laki-laki usil tadi. "Atau aku akan membawamu, reset." bisikku padanya.

"Tck." Dia berdecak.

Aku berbalik pada gadis yang kutolong. Lalu menuntunnya ke meja kami. "Kamu gak apa-apa? Maaf kalau tadi kamu dibuat risih. Aku cuma ingin ngasih pelajaran ke cowok mengesalkan tadi."

"T- t- tidak kok.. Terimakasih." Gadis itu tersenyum. Wajahnya bersemu merah.

"Siapa namamu?" tanyaku.

"O- Okuda Manami. Kelas 1A."

"Uhuk!-" Aku terbatuk. "Aduh, maaf sepertinya aku tersedak sendok barusan."

Tampang gadis itu kini terlihat.. 'familiar'. Aku menenggak airku. "Ah- omong-omong, kelas 1A.. Dia sekelas denganmu 'kan, Ray?"

"Ah.. begitu? Aku enggak sadar." Aku menoyor pelipis Ray secara spontan. "Kamu harus belajar berkomunikasi."

"Aku tahu cara bilang 'halo', kok."

Aku memutar mata dan menoyor pelipis jamet-bekas-ternak itu sekali lagi. "Kenalan dong, sama teman sekelasmu."

"Enggak ah. Serem-serem. Masa aku diliatin mulu sama cewek. Berasa jadi mangsanya predator tahu gak? Ada banyak surat-surat yang isinya fotoku dalam loker.."

Wah, stalker di zaman ini juga sudah naik level ternyata. "Itu mah, bahaya Ray! Kenapa enggak bilang dari kemarin-kemarin?"

"Enggak penting."

Aku menoyor pelipisnya lagi. Dia meringis. "Kamu nggak nyadar kalau mereka ngambil foto kamu diam-diam? Kalau sekarang ternyata ada yang lagi ngelakuin itu gimana? Teknologi sekarang udah makin maju. Kamera seukuran partikel itu gampang banget di buat." Aku bergidik ngeri.

Ray tersenyum. "Makasih, ya."

Aku membalasnya dengan dengusan. "Dengan senang hati."

Lalu bel tanda masuk kelas berbunyi.

💫🌻💫

- Vidia
19 Juli 2021 , 09 : 41 pagi
567 words

𝙻𝚃𝙽  𝙰𝚏𝚝𝚎𝚛𝚖𝚊𝚝𝚑 : What Happen After "Happily Ever After"?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang