─ ✧ O8 : ❝Stalker dan Aku-Pacarnya❞ ⋆ 🌻

200 31 7
                                    

"Dan, persiapkan untuk ulangan harian Bahasa Indonesia besok. Sampai jumpa," Mrs. Arum tersenyum.

"Sampai jumpa."

Mrs. Arum adalah guru favoritku dan yang lainnya. Ramah, humoris, supel. Guru idaman. Dia mengajar Bahasa Indonesia. Keahlianku. Aku sangat beruntung menjadi anak emasnya sejak hari pertama.

"[Name], ayo kita taruhan." Karma menyikutku.

"Taruhan apa?" tanyaku.

Seringai Karma mengembang. "Kita bersaing dalam ulangan harian Bahasa Indonesia besok. Yang nilainya lebih rendah dijadikan babu untuk seminggu."

"Siapa takut?" Aku menatap Karma sengit, juga dengan seringaiku.

"Kalau begitu, sampai nanti [Name]. Pastikan kamu belajar semalaman supaya tidak kusuruh berlutut." ujar Karma.

"Jangan meremehkanku. Ayo Emma, kita juga harus pulang." Aku menggenggam tangan Emma.

Aku meraih ranselku. "Kamu juga harus belajar semalaman- tidak, seharian. Supaya bisa mengalahkanku dalam pelajaran ini."

Aku dengan luwes memutar kakiku ke arah pintu kelas. Emma masih di sampingku. "[Name], kamu yakin? Karma itu kelewat pintar."

"Jangan khawatir," Aku tersenyum. "Di kehidupan sebelumnya aku ini asli Indo lho."

"Iya juga, ya.."

"Norman!" Aku tersenyum dan melambai. Kulihat lelaki bernetra biru itu menoleh dan tersenyum.

"Ray ada di mana?" tanyaku.

"Aku juga berniat menanyakan hal yang sama." Norman mengangkat bahu.

"A- anu.. Aku lihat Ray pergi ke taman belakang sekolah setelah bel berbunyi tadi.." Seorang gadis berambut pirang sebahu menyahut.

"Terimakasih, siapa namamu?" ujarku seraya bertanya.

"Yachi Hitoka." jawabnya membuatku sekali lagi tersedak. "1A.."

"A- ah.. Terimakasih Hitoka." Aku menepuk pundaknya.

Aku menghela napas dan berlalu. Norman dan Emma menyusul. "Kenapa sih?"

"Enggak, cuma agak kaget aja."

💫🌻💫

- Ray's POV -

Aku menatap tidak enak gadis berkuncir dua di depanku. "Sekali lagi maaf, tapi aku-"

"Tolong! Tolonglah!" Dia menggenggam tanganku.

"Maaf, tapi.." Aku menatap tanganku. "Aku tak mengerti."

"Kamu menyuruhku datang ke sini lewat surat dan bilang 'Aku menyukaimu'. Aku tidak mengerti." Kulihat gadis itu mengerjap dan tersenyum lebar lagi kepadaku.

"Jadilah pacarku!" tukas gadis itu.

"Aku bahkan tidak tahu siapa namamu?"

Dia tergagap. "M- m- maaf! Aku agak malu di awal, hehe.."

Dia menyelipkan helai rambutnya ke telinga. "Namaku Nami Akane."

"Tapi tetap saja, aku belum mengenalmu. Lagipula belum genap sebulan sekolah, apa yang kau tahu tentangku?" Aku bertanya. "Bicara saja tidak pernah."

"Aku tahu!" Dia menggenggam erat tanganku. Lalu memekik. "Semuanya, aku tahu semuanya!"

"Kau-"

"Ray!" Suara gadis yang familiar dan derap kaki terdengar. Aku menoleh dan tersenyum. Tepat, gadis dengan surai [haircolour] dan mata Raspberry.

"Kamu ke mana saja, aku menunggumu lho-" Dia memasang wajah bingung dan melihat gadis bernama Akane itu. Dia nampak tidak suka. "Siapa dia?"

"Ah.. Biar kutebak. Nami Akane?" Dia menggenggam tangan Akane yang ada di tanganku, membuatku lepas dari genggaman gadis merah itu.

"Jadi, ini seperti seorang gadis yang menembak seorang lelaki, anak populer. Tetapi lelaki itu sudah menjalin hubungan dengan perempuan lain, hubungan yang sangat penting, seperti bertunangan. Dan lelaki itu menyukai gadis–gadis ini adalah tokoh utama– yang menyatakan cintanya. Mereka menjalin hubungan. . . Berarti aku antagonisnya?" Dia menunjuk dirinya sendiri dan memiringkan kepala.

"Karena perempuan yang sudah menjalin hubungan dengan si lelaki itu cinta mati padanya." Terkesiap, aku menatapnya. Dia tersenyum.

"Aku pacarnya, tolong jangan ganggu dia. Dia mengeluh padaku ada yang memotretnya diam-diam, dia sangat tidak nyaman pada hal itu." Netra Raspberrynya tertuju lurus pada Akane.

"Tolong, berhenti." lanjutnya dengan penuh tekanan, tetapi suaranya masih lembut.

"Baik," ujar gadis merah.

"Nah, Ray, ayo pulang!" [Name] memeluk lenganku dan dengan riang menarikku.

Situasi macam apa ini?

💫🌻💫

Hai.

Seperti yang kalian lihat, cerita ini isinya lebih sedikit. Vidia memutuskan untuk memperpendek tulisannya. Ditanya kenapa? Vidia capek:')

Vidia udah mulai sibuk, Vidia masuk ke dalam project berbayar, dan kerjaan ini udh mulai sejak empat hari lalu. Vidia bakal tetap ngecek wattpad, meski kurang yakin bakal sering update. Vidia lebih sering baca untuk relaksasi dan stress relieving drpd menulis:')

Terimakasih pengertiannya, sampai jumpa!

- Vidia
21 Juli 2021 , 15:45 sore
666 words

𝙻𝚃𝙽  𝙰𝚏𝚝𝚎𝚛𝚖𝚊𝚝𝚑 : What Happen After "Happily Ever After"?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang