Aku telah berkutat dalam tumpukan materi dan buku paket IPA. Aku berdecak. "Kenapa materinya banyak banget?"
"[Name]! Ray! Main yuk!" Suara Emma terdengar. Tunggu, Emma melokal?
Aku melangkah keluar kamar. Rupanya Ray sudah membuka pintu. Emma dan Norman terlihat menggunakan jaket dan membawa paper bag. Aku tersenyum melihat mereka.
"Masuk, ada Vidia juga." ujarku.
"Hai besti, aku dateng bawa kue." Vidia keluar dari dapur. Membawa sepiring Red Velvet.
"Hem, belajar ya?" Vidia meletakkan piring ke meja ruang tengah. "Aku mau ke minimarket dulu, ada yang mau nitip?"
"Aku! White Americano dong sis, hehe." ujarku.
"Vanilla Latte Vid!" ucap Emma.
"White Coffee, tapi yang ada musangnya." tukas Norman.
"Cappuccino." kata Ray.
"Oke, sip." Vidia membalas pendek.
"Mama Isabella ke mana?" tanya Emma.
"Ada urusan di luar. Tentang pekerjaan kalau enggak salah." jawab Ray.
"Lho, kok aku gak tau?" Aku memiringkan kepala.
"Kamu ngunci diri di kamar mulu sih," Ray mencubit pipiku.
"Ekhem, omong-omong.." Norman menginterupsi "Pada gak mampu pelajaran apa?"
"IPA woy! Ngajak ribut banget," keluhku.
"Bahasa Indonesia. . ." Emma menunduk.
"Bahasa Jepang." tukas Ray pendek.
"Kalau Norman?" tanyaku.
Dia tersenyum. "Kebetulan enggak ada."
"Gilaa. Orang pinter mah beda." Aku menjatuhkan kepala ke meja.
"Kita gantian bantu belajar gimana?" Norman mengusulkan.
"Boleh nih. Emma sama aku aja, pakar Bahasa Indonesia nih." Aku langsung menarik lengan Emma.
"Lalu nanti [Name] akan diajar IPA oleh.."
"Olehku." Ray memotong kalimat Norman. "Olehku, nilai IPA-ku lebih tinggi dibanding nilaimu."
"Berarti aku mengajar Emma, Emma mengajar Ray, dan Ray mengajar aku. Begitu?" Aku mengeluarkan buku pelajaranku.
"Lalu Norman. . .?" ujar Emma bingung.
"Hmm, kalau Bahasa Jepang lebih baik Norman sepertinya. Norman mengajar Ray." Aku tersenyum dan mengangguk. "Norman akan mengajari Ray."
"Oke," Norman tersenyum.
"Ayo mulai dari aku-Emma, Norman-Ray."
Setelah kami bertukar posisi dan mengeluarkan buku-buku serta alat tulis, Vidia datang. "Hai semua! Aku balik,"
"Omong-omong by the way, ada StarBucks baru buka di depan apartemen. Aku beli ini di sana." ujar Vidia.
"Wait, Luwak White Coffee masuk setarbak?" tanyaku.
Vidia mengangguk pendek dan berlalu ke dapur. "Keren," ujarku.
Norman, Emma, Ray, dan aku menaruh sejumlah uang di atas meja.
"Haah, kalau tahu ada StarBucks aku minta Frappuccino. Vid, uangnya di meja!" seruku. Aku menatap ketiga sahabatku dan tersenyum. "Ayo lanjut belajar."
💫🌻💫
"Haaah, gila ya. Baru dua bulan kita sekolah udah ulangan aja." Aku duduk dengan posisi kaki terselonjor. Lalu meneguk White Americano yang hanya tinggal seperempat gelas.
"Sekarang jam berapa?" tanya Emma. Dia merapikan barang-barangnya.
"Jam.. Wah, jam setengah tujuh!" ujarku.
"Setengah tujuh? Aduh, bahaya dong. Mana hujan lagi." keluh Norman.
Aku mencabik kue di piringku. "Kalian bawa HP? Coba telepon wali masing-masing." ujarku.
Norman dan Emma mengeluarkan ponsel masing-masing. Lalu menelepon wali mereka. Aku berdiri.
"Aku akan ambilkan payung." Aku berjalan dan membuka pintu. Angin dingin menerpa tubuhku, menusuk sampai ke tulang. Gawat, pikirku. "Hujan salju.."
Aku kembali masuk setelah memastikan ada payung di sana. "Emm, aku khawatir kalian bisa pulang sendiri. Di luar hujan salju. Aku juga enggak yakin masih ada tumpangan semacam GoJek dan sebagainya."
"Kata waliku aku bisa menginap di sini jika hujan enggak berhenti-berhenti. Katanya juga akan ada badai sampai jam sepuluh malam." kata Emma.
"Waliku juga enggak keberatan kalau aku pulang besok." tukas Norman.
Aku dan Ray berpandangan. Aku tersenyum. "Sleepover!"
"Kalian ada baju untuk tidur?" tanyaku.
"Enggak bawa. Aku enggak mikir bakal kayak gini, sih." keluh Emma.
"Emma bisa pakai bajuku." Aku mengalihkan perhatian pada Norman. "Kalau Norman?"
"Aku juga enggak bawa." tukasnya.
"Aku pinjamkan bajuku." kata Ray.
"Sip, beres deh! Pada ngumpul di kamarku nanti ya." ucapku.
💫🌻💫
Double up, ea:D
- Vidia
21 Juli 2021 , 17:36 sore
594 words
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙻𝚃𝙽 𝙰𝚏𝚝𝚎𝚛𝚖𝚊𝚝𝚑 : What Happen After "Happily Ever After"?
Fanfic( DISCONTINUED) Apa yang terjadi setelah "Happily Ever After"? Setelah melewati hidup panjang dalam dunia anime, [Name] akhirnya dapat menyelesaikan seisi alur cerita itu. Namun, alur tak dapat dibiarkan menjulur bebas tanpa ujung. Disinilah kisah m...