17

4K 413 2
                                    

Khadijah terus membujuk suaminya yang sedari tadi merajuk, dia bingung harus dengan cara apa membujuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khadijah terus membujuk suaminya yang sedari tadi merajuk, dia bingung harus dengan cara apa membujuknya. Aufar marah karena Khadijah tidak menceritakan, tentang Rama kepadanya.

Ini memang salah Khadijah ia lupa tidak menceritakan tentang Rama kepada suaminya, memang ia niatnya akan memberitahu tentang ini. Tapi selalu saja lupa, padahal umurnya baru 17 tahun bentar lagi 18 tahun. Belum 20 tahun juga, tapi sudah pelupa.

"Sayang, masih marah?" tanya Khadijah ia bergelayutan di tangan Aufar. Aufar malah menatap kosong ke arah depan dan tidak menatap istrinya.

"Hm," ketusnya. Khadijah jadi malah makin bingung, Aufar benar-benar marah campur cemburu yang membara. Andai amarahnya bisa langsung di guyur air, sudah sedari tadi ia mengguyur Aufar.

Oke, ini waktunya Khadijah menunjukkan skill aktingnya. Ia mulai melepaskan tangannya yang bergelayutan di lengan Aufar, Aufar mulai meliriknya. Kenapa Khadijah melepaskannya, padahal dalam hatinya ia sangat bahagia Khadijah terus menempel padanya.

Khadijah sekarang memegang perutnya dan berlagak kesakitan, "aduh! sayang perut aku sakit lagi," ringisnya. Akhirnya ia berhasil mendapatkan kembali perhatian Aufar.

Aufar langsung menghampirinya, "kamu kenapa? sakit lagi? ayok, ke rumah sakit," paniknya sambil langsung menggendong Khadijah.

Yes, berhasil! Khadijah tidak meringis lagi, ia malah tersenyum lebar. Aufar menengok ke bawah ke arah istrinya, kenapa malah senyum.

"Kamu kenapa senyum?" herannya.

Cup!

Khadijah mengecup halus bibir Aufar, pipi Aufar seketika memerah.

"Prank. Udah gak marah lagi, kan?" tanyanya. Aufar tersenyum, akhirnya suaminya tersenyum juga.

"Iya, udah nggak marah lagi. Lain kali kalo ada apa-apa bilang, ya."

Khadijah mengangguk, "baik, pak suami!" ucapnya. Tangannya di angkat seperti sedang menghormat.

Khadijah dan Aufar memang seperti itu, jika ada salah satu yang marah. Maka yang satu gak boleh ikutan marah, masa api lawan api nanti jadi kebakaran, bahaya. Jadi, harus ada yang meredakan nya agar apinya tak membesar.

•••

Malam ini Aufar tidur dengan terus memegangi perut Khadijah, ia begitu menyayangi Istrinya dan calon anaknya. Tapi, Khadijah tidak bisa tidur, ia terus menutup matanya tapi tak bisa tidur juga. Kegelisahan nya itu di rasakan oleh Aufar, akhirnya ia ikut terbangun.

Aufar melenguh, "kamu kenapa belum tidur?" tanyanya sambil mengucek-ngucek mata indahnya.

"Mau makan nasi goreng yang di pengkolan," ujarnya. Ternyata dari tadi ia tidak bisa tidur gegara pasal cuman pengen makan nasgor mang Asep.

Kenapa Harus Aku? [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang