34

2.9K 358 18
                                    

"Khadijah, ini ada rendang sapi buat kamu." Lestari menyodorkan rantangnya.

Khadijah tidak enak hati, bukan bermaksud untuk menolak rezeki tapi memang orang nya gak enakan mulu.

"M-mm. Makasih Bu," ucapnya sembari mengambil rantang itu.

Lestari mengedarkan pandangannya berusaha memperhatikan suana rumah Khadijah. Khadijah jadi lupa menawarkan nya untuk masuk ke dalam, tak baik jika tamu di biarkan di luar terlalu lama. Tapi, untuk ibu yang satu di sarankan untuk di biarkan saja.

"Eh. Ayok Bu, masuk dulu," ajaknya sambil tersenyum.

"Gak usah, bentar lagi saya pulang," cueknya.

Lestari melipatkan kedua tangannya, "wah, mobilnya bagus ya. Nggak di pake kerja?" celetuknya membuat Khadijah menggaruk tengkuknya.

"Mulai," ucapnya dalam hati.

"Aufar pergi kerja pake motor," jelasnya singkat. Rasanya ia ingin tiba-tiba menghilang dari tempat ini, agar terhindar dari Ibu-ibu yang satu ini.

Lestari membulatkan bibirnya, "oh... udah jatuh miskin, ya? saya lupa. Kalo pake mobil pasti bensinnya mahal, nanti gak ada uang buat beli bensinnya," sindirnya. Khadijah mulai kesal Lestari datang hanya untuk mencaci maki keluarga nya saja.

"Maaf. Sebenarnya tujuan Ibu datang kesini untuk bersilaturahmi atau hanya untuk menghina saja?" tanyanya sambil menahan rasa kesal. Lestari meliriknya.

"Tersinggung, ya? maaf deh maaf. Saya kan orang nya gak tega liat tetangga yang sedang kesusahan apalagi jatuh miskin, jadi saya kasih aja masakan saya yang kelebihan. Maklum orang seperti saya kalo masak suka kelebihan mulu, gak kaya kamu belanja aja masih di kurang-kurangin," tuturnya sembari tertawa puas.

Khadijah menatapnya sinis, "sudah selesai?"

Lestari malah salah tingkah sendiri, "em. Kenapa?"

"Silahkan pulang, jika tidak ada urusan lagi." Khadijah mengulurkan salah satu tangannya.

Lestari mendelik, "okeh. Jangan lupa tuh rantang balikin lagi!" ujarnya sembari menunjuk rantangnya dengan dagunya.

"Gak sopan! sama tamu kok ngusir? dasar orang miskin!" sambil berjalan Lestari terus mengutarakan sumpah serapah nya.

Khadijah terus memperhatikan Lestari sampai tak terlihat lagi punggungnya dari belakang, ia menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan pola pikir Lestari. Sebenarnya ia niatnya datang kesini untuk memberi makanan atau untuk memberi hinaan, mulutnya perlu di masukkan ke pesantrenan biar di ajarin akhlak yang baik.

•••

Tangan yang sudah kotor berlumuran oli baju yang juga ikut kotor terkena oli, rasanya cukup melelahkan kerja di bengkel. Tidak ada jalan lain, untuk sementara ini Aufar kerja di bengkel agar bisa menambah penghasilannya, ia tidak bisa hanya mengandalkan gaji mengajarnya saja. Ia harus mencari kerja sampingan juga, alhasil dia bekerja di bengkel temannya.

Jarak nya juga tak jauh dari Rumahnya, jadi dia ke sana hanya menggunakan motornya saja. Untuk mengirit, dia tak malu bekerja seperti itu asalkan halal dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga nya.

"Far, coba lo gantiin ban mobil yang ada di sana dulu," titah temannya.

Aufar yang sedang membenarkan mobil lain langsung menengok, "sekarang?" tanyanya. Padahal mobil yang ini saja belum selesai.

Temannya mengangguk, "iya. Mobil ini sama gue aja," sarannya.

Aufar menyetujui nya dan segera menghampiri mobil berwarna hitam itu, dan bertanya pada pemiliknya.

Kenapa Harus Aku? [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang