21

3.7K 365 1
                                    

"Hai, Aufar," sapa seorang gadis dari sebrang telepon.

Aufar menjawab, "siapa?" tanyanya.

"Ini aku Viona, apa kamu masih kenal?"

"Viona?"

Viona— gadis yang selalu mengejar-ngejar Aufar saat di bangku sekolah, tapi selalu Aufar tolak. Entah kenapa gadis ini datang kembali dalam hidup Aufar, padahal Aufar sudah tenang dengan kehidupan nya saat ini.

"Coba buka pintu Rumah kamu, aku ada di depan," ucapnya dengan tersenyum miring.

Tidak! jangan sampai Khadijah melihat dia. Aufar langsung memutuskan sambungan telponnya, Ia harus segera menemui Viona, Aufar langsung berlari ke arah pintu dan langsung membukanya. Dan benar saja di sana ada Viona, kenapa ia tau banyak hal tentang Aufar?

"Ngapain di sini?" sinisnya.

Viona tertawa, "hahaha, santai saja. Saya tidak seperti dulu lagi. Apa ini cara kamu memperlakukan seorang tamu, Bapak Ustadz Aufar yang terhormat?"

"Sayang, ada siapa?" tanya Khadijah datang-datang.

Aufar gelagapan, "i-ini--"

"Teman, saya temannya Aufar. Lebih tepatnya saya pernah mencintai Aufar," ucapnya membuat Khadijah heran baru nemu temennya Aufar kaya gini, pede banget.

"Hah?"

"Tenang saja, itu dulu. Sekarang Aufar sudah memiliki seorang istri dan bahkan mau memiliki seorang anak, jadi tidak mungkin saya jatuh cinta lagi padanya. Tapi untuk merebutnya mungkin bisa," tuturnya begitu membuat hati Khadijah risau.

Aufar marah, "kamu apa-apaan si, tujuan kamu kesini untuk apa?"

Khadijah malah menempis rasa cemburunya dan berusaha menahannya. "Ehm, ayok masuk dulu. Biar aku kasih minum," ajak Khadijah.

Viona menggeleng, "tidak perlu repot, saya kesini cuman mau mengantar kan ayam goreng kesukaan Aufar. Dulu dia sangat suka, semoga sekarang masih suka." Khadijah semakin yakin kehadiran Viona di sini untuk mendekati kembali suaminya, Aufar merasa kesal dengan kehadiran Viona. Gara-gara dia rumah tangga nya bisa retak.

Viona menyodorkan wadah makannya kepada Aufar, tapi Aufar menolaknya. Khadijah malah mengambilnya.

"Sini sama aku aja, sayang! gak boleh tau nolak rezeki," ucapnya sambil menatapnya dengan tatapan seolah-olah akan memarahinya. Aufar jadi semakin takut.

"Ini kan, dari temen kamu," ucap Khadijah dengan menekankan kata 'temen' di bagian akhir.

"Oke, sampai jumpa. Sampai ketemu lagi, jaga baik-baik suami kamu." Viona membalikkan tubuhnya lalu pergi sambil tersenyum puas.

•••

"Tadi siapa? kenapa dia bilang gitu," Rajuk Khadijah.

"Itu cewek yang pernah ngejar-ngejar aku dulu," jelas Aufar setenang mungkin.

Khadijah cemberut, "iya tau, apa maksud dari kata-kata merebut?"

"Jangan di denger, dia cuman mau ngerusak rumah tangga kita. Dari dulu aku gak punya perasaan sama sekali ke dia," jelas Aufar.

Khadijah masih tidak bisa percaya, "itu dulu. Sekarang kamu pasti suka sama dia," tukasnya.

"Nggak, sayang. Sekarang ada kamu, mana mungkin aku bisa cinta sama orang lain," bujuk Aufar.

Ia tidak mau tersulut emosi, biar saja istrinya yang memarahi dirinya. Memang seharusnya Khadijah bersikap secemburu itu, apalagi perkataan Viona sudah keterlaluan.

Kenapa Harus Aku? [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang