35

3.3K 331 3
                                    

Dua bulan telah berlalu, perut yang sudah semakin terlihat jelas membesar bagaikan balon yang akan meletus. Di dalam rahim itu terdapat dua bayi mungil yang akan segera launching di dunia ini. Tak terasa, sebentar lagi makhluk imut itu akan hadir di keluarga kecil Aufar dan Khadijah.

Akhir-akhir ini Khadijah sering mengalami kontraksi palsu, jadi mumpung hari ini suaminya ada di rumah mereka akan memeriksa kondisi kandungan Khadijah ke bidan.

"Sayang. Bentar lagi mereka mau datang ke kehidupan kita berdua, pasti lucu-lucu," gemas Aufar. Mereka berdua sedang berada di dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Khadijah tersenyum lebar, "iya. Pasti lucu banget anak kita, apalagi kembar nya sepasang. Yang cewek pasti cantik kaya aku hehe," guraunya.

Aufar mengusap gemas pucuk kepala Khadijah, "iya... nyonya Aufar yang paling cantik."

Tak terasa setelah berbincang-bincang di dalam mobil mereka berdua sudah sampai di rumah sakit, tak menunggu waktu lama pasangan suami istri itu langsung masuk ke dalam. Karena mereka sudah punya janji dengan Bidan Meylani jadi mereka bisa langsung menemuinya di ruangannya.

"Wah, pasutri udah datang. Ayok, sini!" ajak Bidan Meylani sumringah menyambut kedatangan Khadijah dan Aufar.

Sebelum memeriksa kandungan nya Khadijah berkonsultasi terlebih dahulu tentang keluhannya selama mengandung, "gimana, sehat-sehat aja? atau ada keluhan lainnya?" tanya Bidan Meylani.

Khadijah menjawab, "alhamdulillah, tidak ada, Bu. Cuman akhir-akhir ini perut saya sering ngerasa sakit," keluhnya. Bidan Meylani mengangguk, lalu mengajak Khadijah untuk merebahkan tubuhnya karena akan di USG.

Bidan Meylani menempelkan alat USG itu ke perut Khadijah, "itu kontraksi palsu doang, jadi cuman prank. Nah, itu bayi kalian berdua." Bidan Meylani menunjukkan hasil USG nya.

Aufar bahagia, "kira-kira istri saya akan melahirkan kapan, Bu?" tanyanya.

Bidan Meylani mengubah posisi tubuhnya jadi menghadap Aufar, "sekitar dua mingguan lagi, jadi kamu harus selalu mendampingi istri kamu ini. Karena melahirkan bisa terjadi kapan saja, tidak sesuai dengan tanggal yang di sudah di prediksi," jelasnya.

Aufar mengangguk paham, "tentu. Saya akan selalu mendampingi nya," tegasnya sembari menggenggam lengan Khadijah.

•••

"Mah," panggil Dani kepada istrinya.

Sinta memberikan Dani secangkir kopi seraya menjawab, "iya, Pak?"

"Perasaan Bapak, kok gak enak, ya. Bapak takut ada apa-apa sama Khadijah, dia belum ngasih kabar lagi sama kita," paniknya sembari menyeruput kopi nya.

Sinta duduk di samping suaminya lalu memegang pundaknya, "hush, jangan mikir kaya gitu, Pak! dia kan sama suaminya. Pasti dia baik-baik aja, kok." Sinta berusaha menenangkan suaminya.

Dani masih saja gelisah dengan perasaan nya sendiri, ikatan batin di antara keduanya sangat kuat. Padahal Khadijah baik-baik saja, baru saja tadi periksa kandungan dan tidak terjadi apa-apa, sehat-sehat aja kok, Pak. Tapi ini firasat orang tua, loh.

Dani menempis kembali firasat buruk itu, "iya, Mah. Semoga aja Aufar bisa ngejaga dia dengan baik," ucapnya.

Sinta tersenyum, "nah, gitu dong. Kemarin Khadijah udah  nelpon Mamah, kok. katanya usia kandungannya udah sembilan bulan. Jadi, Bapak tenang aja," ungkap nya.

"Bapak pengen ngobrol sama Khadijah, tolong ambilin hp Bapak di meja," titahnya. Sinta langsung berdiri dan mengambilkan nya.

Seling beberapa detik Sinta kembali membawa ponsel suaminya, Dani langsung merogoh ponsel nya dan menelpon anak semata wayangnya ini.

Kenapa Harus Aku? [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang