14 - Maaf

42 29 0
                                    

Sesuai dengan rencana, hari ini aliya akan mengadakan acara kecil-kecilan di café miliknya sebagai rasa syukur,  karena Alhamdulillah café yang ia bangun berjalan dengan lancar dan pembeli hari demi hari semakin bertambah dan keuntungan yang ia peroleh lumayan untuk aliya dan aliya harap kelak bisa menyatukan hati ibu dan bapaknya, karena aliya ingin dia yang bekerja supaya ibu dan bapaknya bisa meluangkan waktu untuknya dan kelak bisa menjadi keluarga yang sebenarnya.

Aliya mengambangkan senyum , perempuan itu mematut dirinya di depan cermin setelahnya ia memutar tubuh , membuat pakaian yang ia gunakan berkibas indah .” Maa Syaa Allah pakaian yang begitu indah” ucap aliya dengan rasa bahagia.

“Sempurna.” sahut suara dari belakang pintu kamar aliya.
Aliya berdecak “Alhamdulillah, tapi pak di dunia ini nggak ada yang sempurna, yang  bapak maksud mungkin pakaian yang dikenakan aliya yang Maa Syaa Allah indah.”

“Anak  bapak emang cantik” Jawab taufiq sembari memeluk anaknya.

Aliya kebingungan dengan tingkah bapaknya itu sembari menangis dalam pelukan tersebut , karena ini adalah momen langka yang dimana aliya baru merasakan pelukan dari

bapaknya setelah beberapa tahun ibu dan ayahnya dalam keadaan hati dan pikiran yang kacau.

“Al, maafin  bapak dan ibu ya karena keegoisan kami , kamu jadi kena imbasnya, dan sekarang kamu sampai membangun usaha sendiri supaya kami tidak bekerja dan bisa meluangkan waktu untuk kamu” jawab taufiq bapaknya aliya sembari mengelus kepala putrinya tersebut.

“Iya pak , aliya ngelakuin ini semua karena aliya nggak mau bapak sama ibu pisah tempat tidur lagi, dan aliya juga nggak mau nanti Allah nyangka kalau aliya nggak berbakti kepada kedua orangtua aliya, kan akhir-akhir ini  sering nggak pamitan sama bapak, aliya juga jarang ngedengerin apa yang  bapak katakan, sekarang dengan aliya merintis usaha di café ini , aliya minta sama  bapak untuk membantu aliya di café dan meninggalkan pekerjaan bapak diluar kota sana, biar kita semua nggak kayak dulu lagi,aliya juga pengen  pak , ngerasain seperti dulu ,sebelum kakaknya aliya meninggal,kan semenjak kakaknya aliya meninggal ibu sama bapak jarang banget ada waktu buat aliya.” Curhat aliya ke bapaknya

bapaknya tersenyum mendengar ucapan aliya yang mengucapkan itu semua penuh dengan keharuan.

“Iya Al,  bapak janji nggak bakalan ngulangi kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya lagi,dan bapak sadar kalau selama ini bapak dan ibumu jarang ada waktu buat kamu . Dan bapak juga janji al, kami akan terus dukung kamu sampai nanti kamu mendapatkan orang yang benar-benar bisa menjaga kamu sampai menuju jannahnya Allah.” ujar taufiq sambil memegang tangan putrinya tersebut

“aamiin , Alhamdulillah ya Allah do’a aliya terkabul.” ucap aliya sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya.

“emm,ya udah mumpung sekarang udah waktunya kita berangkat menuju café , bapak siapin mobil dulu ya.” jawab Taufiq sembari pergi meninggalkan aliya .

“Eh iya,  sampai lupa ” ucap aliya sambil menepuk keningnya.

“Dan sekarang Allah udah menjawab semuanya, iya memang benar dengan kesabaran hati dan dengan dada yang lapang menerima kenyataan .

,Alhamdulillah  bapak akhirnya bisa mengalahkan egonya, dan semoga  lewat café yang aku rintis ini bisa menyatukan hati mereka kembali ,dan semoga selamanya ya Allah” ucap aliya dengan penuh semangat. 

***

   Percaya kepada Tuhan (Allah Subhanahu Wata’ala ) ….
Ketika kita lelah
Ketika kita kecewa
Kebanyakan kita memilih untuk memendamnya
Dan ketika semua itu sudah tak bisa kita bendung
Tapi kita  memilih untuk menangis…
Disana kita  belajar untuk terus berharap, bersabar dan  percaya…
Bahwa akan ada hari dimana kita akan kembali tersenyum
Bahwa segala yang kita upayakan akan indah pada waktunya
  ~Alwa Nurlaeli

"Kesalahan bukan untuk disalahkan, tapi diperbaiki.
Kebenaran bukan untuk deibenarkan, tapi untuk diselami.
Terus berlatih agar hidup tidak sia-sia.

Di dalam kepahitan selalu ada peluang penyembuhan.
Dan di dalam kebahagiaan pun selalu ada peluang kesulitan.
Hidup bukan mencari kebahagiaan
Tetapi menciptakan kebahagiaan
Karena demikianlah manusia diwariskan
Akal dan budi serta hasrat.

Asa Aliya (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang