21 - Rahasia Takdir

24 12 0
                                    


“Rabbul-masyriqaini waRabbul-magribain…
Fa bi’ayyi ala’irabbikuma tukazziban…”

Suaranya merdu mengalun dan menenangkan hati bagi yang mendengarnya. Aliya yang mendengar suara itu langsung terkejut dan tidak memalingkan pandangannya dari sosok remaja soleh yang sedang melafadzkan surah tersebut.

Dia  Askandar, seseorang yang tak terhitung lagi seberapa sering aliya  menyebutnya di dalam do’a, memintanya dalam harap, dan melepasnya dalam ikhlas. Hingga takdir mempertemukan mereka kembali di titik koordinat kehidupan yang sama.

Seketika Aliya jadi teringat salah satu artikel yang dibaca di sosial media yang menuliskan :

Selalu ada rahasia yang disajikan apik oleh semesta,
semua untuk disyukuri.
Saat takdir mempertemukan untuk dipisahkan,
dan memisahkan untuk dipertemukan.
Hanya hati yang berharap dalam sabarlah
yang mampu menjalankan.
Hanya hati yang menunggu dalam keikhlasanlah
Yang layak untuk dipersatukan.

***

Satu senyuman dapat menjadikan masalah
menjadi baik-baik saja.
Jika gemerlap bintang ada untuk menghiasi
Gelapnya malam,
Maka jadikanlah masalahmu sebagai hiasan
Dalam proses menuju kebahagiaan.

~ Alwa Nurlaeli

     ***

“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”  Ucap Desi sembari Menangkupkan tangan ke taufiq dan Aska.

“Assalamu’alaikum “ Imbuh Aliya dari belakang ibunya dan dengan senyum tulusnya, serta menyalami bapaknya,  dan menangkupkan tangan kepada Aska.

“Aliya” Panggil bapaknya dan menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.“ Sini duduk disamping bapak”.

Aliya hanya mengangguk dan tetap menundukkan pandangannya serta mencoba menenangkan hatinya yang sedari tadi gelisah dan jantungnya semakin berdebar dengan kencang.

“Maa Syaa Allah, perasaan apa yang telah menimpaku ”Gumam aliya .

“Jadi... apa yang  bapak bicarakan, hingga nyuruh kami cepet-cepet kesini?” Tanya desi sambil menatap Taufiq dengan penasaran.

“Jadi begini bu, Aliya… tujuan bapak nyuruh kalian cepet-cepet kesini, karena ada yang mau dikatakan sama Aska.” jawab Taufiq sambil melihat ke arah Aska dan menunjuknya.

Mata yang sedari tadi menghadp bawah itu pun sontak melotot dan menatap bapaknya Aliya .

“Ee emmmm, ha haa- “Aska terdengar sangat gugup karena ini pertama kalinya ia melamar seorang wanita yang benar-benar ia cintai.

“Udah Aska, kamu nggak usah gerogi sama kami, katakan saja niatmu yang tadi” Ucap Taufiqfiq meyakinkan Aska.

Aliya hanya terdiam dan tetap menundukkan pandangannya, sambil memegang ujung jilbab yang ia kenakan tersebut.

Dengan sedikit menghembuskan nafas ringan Aska memberanikan dirinya untuk berbicara kepada ketiga orang yang berada di dekatnya itu.

“ Hughhhhh …. Bismillahirrahmanirrahim, emm… Jadi begini pak, bu, Aliya .
Kedatangan saya kemari yang pertama adalah untuk memintakan izin ibu saya untuk tidak bekerja hari ini, karena beliau sedang sakit . Dan…  Yang kedua kedatangan saya kesini untuk melamar putri ibu dan bapak.” Tegas Aska .

Sontak reaksi Aliya terkejut mendengar apa yang barusan Aska ucapkan.
Rasanya seperti ada kupu-kupu berterbangan di hadapannya, gadis itu menatap Aska dengan tersenyum tak menyangka. Akhirnya penantian berakhir, dan buah manislah yang ia petik.

Deg!

Jantung Aliya seakan berdetak semakin cepat dan pipinya sedikit memerah serta badannya seakan-akan lemas, karena ia tidak menyangka kalau ternyata Aska juga menyukainya sebagaimana ia menyukai Aska sejak dulu.

Asa Aliya (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang