Bab 15 : Jera
•
•
•Sebagai wanita simpanan yang terlanjur tergila-gila pada pria yang sangat jelas telah memiliki istri, Sakura sangat gelisah karena sejak pergi saat malam tadi hingga sore hari ini Sasuke belum juga memberi kabar.
"Dia sedang apa, sih!?" Sakura tampak kesal dan kekesalannya itu semakin bertambah kala mengetahui bahwa pesannya saat tadi malam telah dibaca oleh Sasuke namun tak ada balasan apapun yang dia terima. "Tch, pasti dia terlalu asyik dengan istrinya hingga lupa mengabariku!"
Amarah Sakura tak sampai di situ. Emosi negatif dari wanita bersurai merah muda itu semakin memuncak kala dia berusaha menghubungi Sasuke kembali namun tidak bisa karena setiap pesannya tidak tersampaikan dan panggilannya pun tidak dapat terhubung.
"Sial! Apa-apaan dia ini!?" Rahang Sakura mengeras ketika menyadari bahwa kontak dia telah diblokir oleh Sasuke. "Apa maksud dia memblokir kontakku seperti ini!?"
Sakura menggeram murka. "Ah, aku tahu... pasti bukan Sasuke yang memblokir kontakku. Tapi, istrinya." Gurat kemarahan semakin tercetak jelas bersamaan dengan ponsel yang disimpan kasar di atas nakas. "Ya, aku yakin. Si Naruto sialan itu yang sudah memblokir nomorku!"
Ketika Sakura hendak merenung, memikirkan cara tentang bagaimana agar dia bisa berkomunikasi lagi dengan Sasuke, dering singkat dari ponsel membuyarkan lamunannya. Dia meraih kembali benda pipih tersebut dan seketika itu juga netra hijau Sakura terbelalak kaget kala membaca deretan pesan dari atasannya yang memberitahu perihal menundaan proyek besar mereka dikarenakan sang ketua divisi satu yang tiba-tiba meminta cuti beberapa hari.
Bagaimana bisa Sakura tidak terkejut mengetahui kabar tersebut? Sang ketua divisi satu adalah kekasihnya: Uchiha Sasuke. Dan mengetahui Sasuke yang meminta cuti dari kantor kala kantor hendak mengadakan proyek besar tentu saja membuat Sakura benar-benar heran.
Ada apa ini!? Kenapa Sasuke tiba-tiba meminta cuti!?
Apa ini ada hubungannya dengan kontakku yang diblokir!?
Kegelisahan Sakura semakin menjadi-jadi. Dia bahkan berpikir bahwa Sasuke berlaku seperti itu karena ingin menghindarinya.
Sungguh, hati Sakura tercubit sakit mengingat apa yang sudah mereka lakukan sebelum Sasuke pulang ke Konoha.
Apa Sasuke hanya memanfaatkanku!? Dia pergi begitu saja setelah menikmati tubuhku!?
Tidak. Sakura tidak terima bila Sasuke benar seperti yang dia pikirkan. Sakura tak mau dicampakkan. Sakura tak sudi diperlakukan seperti sampah oleh Sasuke.
•
•
•Bila di Kota Suna Sakura tengah gelisah karena Sasuke yang tiba-tiba cuti dari kantor, maka di tempat ini—di sebuah rumah yang telah dihuni bersama sang istri sejak dua tahun lalu—Sasuke masih saja resah bersebab Naruto yang terus-menerus mendiamkannya. Berkali-kali dia berusaha menarik perhatian sang istri dengan berbagai cara, namun berkali-kali juga Naruto mengabaikannya. Seakan sudah tidak ada kepedulian dalam hatinya pada sang suami.
"Tidakkah kau ingin membicarakan permasalahan kita secara baik-baik?" Sasuke mengeraskan rahang disertai tangan terkepal. Dia menatap nanar pada sang istri yang sejak tadi memunggunginya dan terus berkutat memindahkan kue pemberian keluarga Hyuuga ke dalam stoples miliknya.
"Naruto, kau tidak tuli 'kan!? Sejak tadi kau hanya membisu dan bahkan tidak menatapku sama sekali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Don't Leave Me (20+)
Fanfic(+20) Cinta yang dikira setia rupanya mendua. Menyimpan banyak dusta yang tak pernah terkira. Lantas, sikap seperti apa yang harus Naruto sambil untuk menghadapi konflik besar dalam kehidupan rumah tangganya bersama Sasuke? Akankah di...