23

56 7 0
                                    

Hallo pemuda pemudi kristiani

Pada kesempatan kali ini saya ingin bertanya, pernah kah kalian sangat mengharapkan sesuatu dalam hidup kalian, seperti kekayaan, pekerjaan, hidup serba kecukupan, atau di terima di fakultas di mana kalian minati? Pernah kan?

Tapi apakah harapan harapan itu tercapai? Atau justru tidak?

Jika berhasil, apa yang anda lakukan untuk berterima kasih pada Kasih Tuhan? Kalian berdoa dan mengucap syukur, atau memberi nazar syukur pada Tuhan? Atau malah melupakan semuanya, seolah olah kamu berhasil karna kerja keras dan kekuatan kamu. Bahkan mengingat Tuhan sedetik di waktu senang itu sangat sulit di lakukan.

Dan apa bila yang terjadi adalah kegagalan dalam menggapai harapan tersebut, apa yang kamu lakukan? Apa yang kamu rasakan? Sakit?putus asa? Merasa gagal? Tidak berguna? Dan tenggelam dalam akar pahit kegagalan?atau justru sebaliknya. Kalian menjadikan kegagalan sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik kedepanya.

Satu yang harus saya tekankan di sini,manusia itu lemah! Mereka tidak bisa menjadi lebih baik jika diluar Tuhan. Jika mereka dalam keadaan senang semuanya begitu bahagia untuk di jalani. Tapi jika keadaan sulit menghantam malah Tuhan yang di salahkan.

Bukankah rancangan Tuhan lebih indah dari rancangan manusia? Lantas kenapa seolah-olah kita menyalahkan Tuhan karna ketidakberhasilan atau kesedihan yang kita alami?

Saya ingin memberi kesaksian sedikit mengenai hidup saya yang pernah saya alami. Awalnya saya ragu menulis ini, saya tidak mau orang menilai saya dengan sudut pandang buruk. Tapi bukankah seorang hamba Tuhan harus memberi kesaksian atau memberi tau kasih dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya yang memberi inspirasi pada orang lain? Memang jika bersaksi, kesaksian dan aplikasi hidup orang lain yang mencerminkan hidup orang tersebut mendapat penyertaan dari Tuhan, itu perlu. Tapi tidak mungkin seorang pelayan tidak pernah mengalami kasih dan rahmat dari Tuhan? Maka saya mencoba menulis part ini.

Jadi, saya pernah dalam keadaan dimana saya merasa Tuhan seperti jauh dari saya. Tuhan seperti menutup kuping dan mataNya dan tidak mendengarkan doa dan seruan saya. Saya merasa, kenapa hidup saya tidak seperti dia, tidak seperti orang itu. Bukankah saya selalu berdoa,saya selalu membaca Firman Tuhan setiap hari, meluangkan waktu untuk melayani juga di gereja, tapi hidup saya tidak se enak dan semudah orang yang terlihat tidak begitu dekat dengan Tuhan.

Mereka jarang gereja, mereka mungkin tidak sering membaca Firman Tuhan tapi kenapa seolah-olah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan dan harapan? Dari banyak uang, makanan dan hidup yang enak, serta berhasil dalam semua hal. Sedangkan saya? Banyak harapan yang terpatahkan. Banyak sekali impian saya yang terkubur rapat dalam imajinasi dan angan angan. Salah satunya beberapa bulan lalu saya mengikuti tes di perguruan tinggi Undana, saya mengambil jurusan bahasa inggris dan Biologi, dan dari semua teman teman saya, tersisa saya sendiri yang tidak lolos. Yaps kalian pasti sudah tau perasaan yang saya alami.

Tapi ketika saya membaca sebuah ayat dari kitab Amsal 23 : 18
"Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang."

kemudian saya renungkan, kenapa saya begitu cemas dengan masa depan saya? Dari ayat ini saja sudah memberi tekanan bahwa masa depan sungguh ada, dan pasti harapan saya tidak akan sia sia.

Saya kembali merefleksi hidup saya, ternyata saya sudah ada dalam terang tapi kaki saya yang sebelah masih ada di gelap, akhirnya saya berpikir kembali tentang janji yang saya buat dengan Tuhan ketika saya masih duduk di bangku SMA.

Setiap malam saya berdoa tentang kehidupan saya di masa depan, saya berkata begini :" Ya Tuhan, jika saya di izinkan untuk melayaniMu, maka saya ingin menjadi Pendeta atau tidak guru agama, dan semoga saya benar benar mau selalu ada di terang dan tidak berbalik ke jalan gelap. Tetapi jika Tuhan tidak mengizinkan, maka apapun profesi dan pekerjaan saya kedepanya, saya mau selalu membawa nama Tuhan dalam tugas dan pelayanan saya dalam kehidupan saya."

Tapi saat saya lulus, bukanya tes dulu di perguruan tinggi agama atau pendeta, saya malah daftar di universitas lain dan mengambil jurusan lain, saya dengan senang berharap lulus, tapi ternyata Tuhan tidak mengabulkan. Saya satu satunya di antara teman teman saya yang tidak lulus.

Jadi saya langsung teringat, bukan kah dulu saya pernah berjanji untuk melayani Tuhan? Kenapa saya malah salah pilih tujuan? Teryata Tuhan ingin saya mengabulkan janji yang sudah saya buat. Maka saya memutuskan untuk daftar di perguruan tinggi agama kristen, saya berharap Tuhan izinkan untuk saya lulus dan lebih giat belajar tentang injil dan Firman Tuhan.

Dan jika tidak lolos pun, saya akan tunda setahun dan jika di izinkan saya akan daftar di universitas perguruan untuk jadi Pendeta. Maka mulai sekarang, dalam mengambil keputusan, coba pikir baik baik. Jika kalian sudah berjanji dengan Tuhan, jangan sampai tidak menepati ya. Takutnya kalian di kecewakan dengan pilihan kalian sendiri yang tidak mengandalkan Tuhan.

Moga bisa jadi refleksi buat kita semua untuk berbenah diri menjadi yang lebih baik dalam Tuhan.

Amin....

God bless you always :)

RENUNGAN FIRMAN TUHAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang