10.

1.8K 191 42
                                    

Happy Reading
.
.
.

Sudah 2 hari perjalanan yang ditempuh oleh sepasang pasutri muda menuju kampung halaman Shenna. Tidak hanya mereka berdua, di dalam mobil tersebut juga terdapat supir dan sepupu Kim yang ikut bersama mereka.

2 hari juga Kimberlly tida beserela makan, ia terus menangis di sepanjang perjalanan. Linsa selaku sepupu Kim terus menenangkan Kim dan tak henti-hentinya untuk menyuruh Kim makan.

Kini mereka telah sampai di kampung Shenna, Kim segera turun dari mobil lalu memelu Almarhum kakeknya sembari menangis sesenggukan.

Bergantian dengan Linsa untuk memeluk kakek, sedangkan Azka menurunkan barang-barang membantu supirnya.

"Tante, barang-barang ini di taruh dimana ya?" tanya Azka.

"Taruh di kamar aja langsung dek."

"Oke tante, makasih." Setelah menurunkan semuanya, Azka datang menghampiri Kim lalu duduk di samping istrinya itu.

"Kakek kenapa perginya secepat ini!" seru Kim sembari menangis.

"Kata kakek, kakek mau lihat kami cucunya sukses, kok malah perginya sekarang," kata Linca ikutan menangis.

Azka mengelus punggung Kim, "Jangan nangis terus, lihat mata lo bengkak semua."

"Biarin, sekali-kali jelek gapapa, yang penting bukan di sekolah," setelah membalas perkataan Azka barusan, Kim menangis sejadi-jadinya.

Cekrek.

"Cuci muka lo sana, sekalian mandi."

"Ga mau, aku masih mau disini nemenin kakek."

"Mandi atau foto jelek lo gue sebar."

"Kalian dilihatin tauk, berantamnya di belakang aja," bisik Linca.

Azka menghapus air mata Kim, "Jangan uwuw depan gue dong!" kata Linca menghapus air matanya mandiri. Ketiganya beranjak menuju dapur untuk mengisi perut mereka agar memiliki tenaga.

Di dapur, mereka membuka tudung saji dan hasilnya nihil. Mereka mencari makanan di kulkas dan ternyata kulkasnya juga kosong tanpa makanan.

"Kalian lapar ya?" tanya tante Mala sembari menteng baskom besar yang berisikan gelas-gelas kotor para tamu.

"Iya tan." Mereka bertiga menyalami tante itu.

"Aduh ganteng kamu dek, nama kamu siapa?"

"Azka, tante."

"Ganteng banget, bisa nih jadi menantu tante."

"Heh tante, itu pacar Kim." Bisik Linca.

"Hehe, maaf-maaf, tante gak tau."

"Nanti lagi ya kita ngobrol-ngobrolnya, cucian tante banyak. Kalo soal makan, habis selesai nyuci tante ke pasar baru bisa masak."

Kim mengambil baskom itu lalu berkata, "Biar aku sama kak Linca yang nyuci tan."

"Serius ini mah? Wah asik kalau begitu, tante bisa ke pasar cepat-cepat."

"Hem iya tan."

"Ayok Azka, temanin tante ke pasar."

"Tante, awas pacar sepupuku lecet, nanti tante diterkam loh," kata Linca tertawa.

"Apa sih kak?" tanya Kim sedikit tersipu malu.

"Iya siap, gak tante apa-apain kok Kim, paling cuman tante jual." Kata tante Mala menarik tangan Azka.

Semua keluarga telah berkumpul, kini almarhum kakek akan dipestakan. Itu merupakan adat bagi mereka jika sesosok yang sudah tua harus dipestakan, semua orang harus tampak gembira tanpa ada yang menangis.

Azkim [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang