17.

1.2K 123 88
                                    

Happy Reading
.
.
.

"Kim." Mengetuk pintu kamar Kimberlly. Kimberlly masih saja tidak mendengar panggilan Azka, segera Azka meninggalkan surat di depan pintu kamar dan sebuah kartu ATM beserta sandinya. Azka melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju bandara. Jam sudah menunjukkan pukul 08.21 yang artinya ia harus tiba di bandara kurang dari 08.30

Untung saja ia tepat waktu. Namun, pesawat yang akan dinaikkan Azka mengalami delay hingga pukul 09.15

Menunggu sambil mengecek semua berkas-berkas yang dibawa. Sampailah Azka di Singapura. Ia segera memesan taksi lalu pergi menuju apartemen. Sebelumnya, ia menyempatkan diri mengunjungi toko yang sering ia datangi waktu di Singapura.

"Reina?" Sapa Azka menghampiri wanita yang disebutnya itu. Wanita tersebut tidak menoleh sedikitpun.

"Hey." Panggil Azka yang kemudian memegang pundak wanita itu.

"Sorry, who are you?" Tanya wanita itu. (Maaf, anda siapa?)

"Lo gak ingat gue? Gue Azka."

"Kamyuh orhang Indonesia ya? Speak english please! Akuh gak telalu fasih bahasa Indo."

"It's me, Azka. You forgot about me?"

"Akuh gak mengenalmu. Maybe u have the wrong person." (Mungkin kamu salah orang?)

Azka, lo bisa ngendaliin diri lo. Inget, Reina udah tenang, batin Azka sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Wanita yang dihadapannya memilih untuk pergi meninggalkan Azka sendirian. Pikiran dan hatinya tidak sinkron menjadikan Azka mengikuti diam-diam wanita tadi.

"Looks like you're being followed." Seru teman wanita itu. (Kayaknya kamu sedang diikuti)

Wanita tersebut menoleh, melihat Azka si sang pria aneh. Ia menghampiri Azka dan bertanya, "Why are u following me?" (Kenapa kamu ngikutin aku terus?)

"Sorry, if I followed u." (Maaf jika aku mengganggumu)

"Um hey." Panggil Azka yang melihat wanita tersebut pergi untuk kedua kalinya.

"You call me?"

Azka mengangguk. "May I have your number?" (Boleh gak, ak minta nomormu?)

"No, it's privacy."

Setelah mendengar hal tersebut, Azka berjalan pergi meninggalkan wanita itu. Ia begitu pusing memikirkan hal yang baru saja dialaminya. Ia beralih menuju ponselnya yang terus bergetar. Setelah mengangkat telepon, ia buru-buru menuju ke Cafe yang tak jauh dari areanya berada.

"Maaf saya terlambat," seru Azka.

"It's okey, lagi pula belum mulai juga."

Azka mengangguk. "Oh iya, kenalin saya Tania, saya yang melakukan invesasi besar-besaran di perusahaan anda." Kata lawan bicara Azka.

"Ternyata anda, si investor itu. Tapi saya sepertinya pernah melihat anda. Apa kita pernah bertemu?"

"Saya mantan sekretaris Pak Hans, rekan bisnis anda sebelum mengalami ambang kebangkrutan. Dan ya, saya orang yang pernah anda tabrak namun anda tidak bertanggung jawab."

"Iya-iya saya ingat. Maafkan saya karena pernah berbuat yang tidak berkenan di hati anda."

"Gak apa-apa, kan anda ganteng." Jawab Tania ngawur.

Azka seolah tidak mendengar hal tersebut. "Saya heran, mantan sekretaris mempunyai perusahaan besar di sini dan mau pula menginvestasikan uangnya kepada perusahaan saya."

"Menjadi sekretaris hanya untuk mencari pengalaman. Baiklah kita mulai saja rapatnya."

Meeting kali ini tidaklah lama, hanya membutuhkan waktu sekitar 30menitan.

"Meeting kali ini sampai disini, apabila ada hal yang kurang jelas bisa anda tanyakan ke seketaris saya maupun lanngsung kepada saya sendiri."

"Baiklah, senang bisa bekerja sama dengan anda." Kata Azka menyalam rekan kerjanya.

"Azka, apa boleh saya nebeng denganmu?"

"Ada Taksi, anda bisa menaiki itu." Azka langsung meninggalkan Tania sendirian.

Berani-beraninya dia nolak gue, lihat aja nanti, batin Tania

🖤🖤🖤

"Kim." Mengetuk pintu kamar Kimberlly. Kimberlly masih saja tidak mendengar panggilan Azka, segera Azka meninggalkan surat di depan pintu kamar dan sebuah kartu ATM beserta sandinya.

"Hoamm..." Mulutnya terbuka sangat besar lalu meregangkan otot-otonya sebentar.

"Anjir, udah jam segini. Kok kak Azka gak bangunin aku sih.. Kan jadinya gak sekolah." Kim langsung membuka room chatnya dengan Alena.

Kimberlly Clarissa

Ale

Izinin aku ya.. Aku telat bangun

Tak lama kemudian Alena membalas.

Alena

Apa untungnya aku izinin kamu

Udah nanti aku traktir kamu
makan deh, tapi inget izinin aku

Kim segera membereskan tempat tidurnya lalu turun ke dapur dan segera memasak buat sang suami. Saat membuka pintu kamar, Kim melihat sebuah kertas dan juga kartu ATM, ia meraihnya lalu meletakkan surat tu di sembarang tempat. Kim memulai acara masak-memasaknya. Masakan yang simple yakni Nasi goreng dengan toping telur telah siap. Sambil menyiapkan meja makan, Kim berteriak beberapa kali memanggil Azka namun tak ada jawaban.

Kim memukul jidatnya, bahwa Azka ke sekolah. Ia memakan sendiri masakannya yang sedikit asin tapi masih bisa dimakan.

"Udah jam 3, tapi kok kak Azka belum pulang ya?"

Kim menelepon Azka beberapa kali namun belum ada panggilan yang dijawab. Ia pun menghubungi Alena dan menanyakan keberadaan Azka. Alena menjelaskan bahwa hari ini ia tidak melihat Azka bersekolah. Kim semakin cemas. Tak sengaja ia teringat akan kertas beserta kartu ATM, ia segera mencarinya.

"Nah ketemu juga." Kim segera membaca isi dari kertas itu.

Gue hari ini mau ke Singapura dan tinggal disana 2/3 hari. 

Ini ada kartu ATM buat lo jajan, jangan boros.

Azka

Kak Azka mah gak asik, gak ngabarin apa-apa dari semalam. Sendirian lagi, apa aku ajak Alena tidur disini, nemenin aku? tanyanya pada diri sendiri.

Alena pun segera datang membawa koper beserta tas berisi buku.

"Banyak banget yang kamu bawa, kayak mau pindah rumah."

"Kamu gak senang? Kalo gitu aku pulang aja!" Kata Alena.

"Apa sih Ale, ngambekan."

"Udah ah, aku mau beli gorengan dulu. Laper."

"Yaudah sana, aku sendirian lagi."

"Kenapa kamu gak ajak Lia?"

"Oh iya, aku lupa. Goblok banget sih."

Kim segera mengabari Lia agak menginap dirumahnya dan ikut bersama Alena membeli gorengan.

TBC.

Azkim [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang