02.

2.9K 296 106
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

Subuh yang indah adalah waktunya Azka berolahraga dengan berlari pagi di sekitaran komplek. Di taman area komplek, Azka melakukan peregangan otot membuat banyak sekali kumpulan wanita-wanita yang sengaja bangun pagi untuk mendapatkan asupan gratis.

"Andai gue punya pacar seganteng itu, pasti gue selalu bersyukur."

"Gila sih, kotak-kotak"

"Berkat Tuhan memang selalu indah"

Banyak sekali pujian yang wanita-wanita itu lontarkan, Azka tak memperdulikan mereka. Bagi azka mereka hanya butiran debu yang tak berguna.

Azka kembali menuju rumahnya, seorang pria paruh baya dan wanita muda turun dari mobil. Azka berdecih melihat keduanya ada dihadapannya.

Azka masuk ke dalam rumah pribadinya tanpa menyapa mereka berdua. "Azka!" Seru Ryan - Papa Azka.

Azka menoleh, "Hm?"

Seorang wanita muda langsung memeluk Azka, "Mama kangen nak," Azka melepaskan pelukan tersebut dengan paksa.

"Ngapain ke sini?"

"Kami berdua kangen sama kamu nak," Ujar Ryan.

"Bullshit!"

"Kita berdua serius nak, kami kangen sama kamu," ujar Renata - Mama tiri Azka.

"Ada yang ingin papa bicarakan sama kamu, tapi nanti saja setelah kamu siap-siap berangkat sekolah."

Azka masuk ke dalam rumah dan segera membersihkan tubuhnya, setelah ia sudah selesai bersiap, ia berjalan menuju ruang keluarga untuk menemui keduanya.

"Azka pamit!" salam Azka.

"Tunggu! Duduk dulu sebentar, papa ingin bicara serius dengan kamu."

"Hm?"

"Papa ingin menjodohkan kamu."

"Terus?" Azka tampak tak perduli dengan pembicaraan yang didengarnya barusan, lalu ia pergi begitu saja.

Meskipun dihadapan kedua orang tuanya Azka terlihat tidak perduli, namun sepanjang perjalanan ia terus memikirkannya. Sehingga tak sadar Traffic light berubah menjadi hijau.

Titttt...

Suara klakson berbunyian.

"Woi, maju!" teriak para pengendara di belakang Azka. Sontak membuat Azka langsung memajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju kantor.

"Selamat pagi tuan." Sapa para karyawan.

"Pagi" Balas Azka dengan senyuman khas miliknya lalu berjalan menuju ruang pribadinya.

"Woi gue meleyot!"

"Astaga, gue pengen mati liatnya"

Dan masih banyak ucapan lainnya.

Hari ini ia berniat untuk membolos sekolah dikarenakan banyak hal yang harus diurusnya hari ini di kantor. Ntah mengapa akhir-akhir ini data keuangan agak melenceng dari biasanya.

Ponsel Azka berdering.

Darren is calling..

Woi lo dimana? Acara MPLS mau dimulai. Buruan dateng, kalau lo gak dateng cukup sekian pertemanan kita. Pekik Darren ditelepon.

Tut!

"Asem. Malah dimatiin," Omel Darren serasa mak tiri.

Azka turun dari motornya, hampir saja ia telat. Ia berjalan menuju tengah lapangan, seorang wanita berlari dan tak sengaja menabraknya.

Azkim [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang