Rasanya baru kemarin Alin bertemu dengan Arga, tak terasa sudah hampir 6 tahun mereka bersama. Kalau kalian tanya Rendi mirip siapa, Alin akan dengan tegas menjawab mirip dia banget! Padahal nyatanya Rendi itu jiplakan Arga kalo dilihat dari sifatnya.
Fisiknya sih Alhamdulillah masih mau berbagi cetakan. Ya walaupun ujung kepala sampai kaki nyatanya memang Arga menang banyak.
Rendi ini selalu bilang lebih sayang sama Mama tapi kalau jatuh atau marah manggilnya Papa.
"Papa! Tante nakal, masa Rendi suruh minta uang ke Papa buat beli sikin... Sikin apa tadi Tante?" Tanya Rendi dengan muka polos alaminya.
"Ish, males ah Tante main sama Rendi! Tukang ngadu. Kan tadi Tante bilang mintanya buat main sama Tante."
"Itu kan bohong Tante! Kata Papa engga boleh bohong. Kalo bohong jadi temennya Tante nanti, Rendi kan keponakan Tante!"
"KAKAK! KOK KAKAK SAMAIN AKU SAMA SETAN!"
Yang dipanggil hanya meminum kopi buatan Alin dengan santai. Ah jangan lupakan rutinitas barunya yang mendengarkan musik lewat earphone yang terpasang manis di telinganya kalau Salsa datang ke rumahnya.
Alin yang melihat kedatangan pasangan tante dan keponakan itu pun segera kabur, malas melerai. Mendingan ia membuat makan malam, lebih bermanfaat demi kesejahteraan perut makhluk di rumahnya.
"PAPA!"
Arga mengernyitkan dahinya begitu mendengar suara teriakan Rendi. Dalam benaknya bertanya bagaimana bisa suara musik dengan volume full bisa kalah dengan suara teriakan Rendi. Tak mau membuat putra manisnya kehabisan suara akhirnya Arga melepas earphone-nya dan menatap putranya yang kini berdiri di depannya.
"Loh ada Rendi, kenapa bear?"
Rendi mencebikkan bibirnya kesal, "Males ah, Papa engga asik. Mau makan aja sama Mama. Mamaaaaa~"
Arga menggeleng, sedikit merutuki sifat tidak jelasnya menurun pada sang anak. Kini atensi Arga sepenuhnya beralih ke adik perempuannya yang duduk di samping Arga, lengannya dipeluk. Ini sih Salsa lagi galau dan butuh pelampiasan.
"Tante kenapa?"
"Please deh kak, yang boleh manggil Tante itu cuma Rendi!" Sungut Salsa.
Arga tertawa kecil lalu mengusak rambut hitam salsa.
"Mau cerita?" Tawar Arga.
"Masalah cowo?" Tebak Arga.
Salsa mengangguk pelan, "Kakak masih inget Juna?"
Tentu Arga ingat, si cinta pertama adiknya yang mungkin masih bertahan sampai sekarang, "Inget kok, yang dulu sering anter kamu pulang sekolahkan?"
Sejenak suasana menjadi hening, "Ada yang nembak adek."
"Terus?"
Salsa memukul lengan Arga gemas, diantara banyak kata harus banget ya pake kata 'terus'?
"Apasih! Kakak kan nanya terus kamu gimana terima atau engga?"
"Gitu kek! Tadi tuh cuma satu kata yaa!"
Arga menghela nafas, dasar remaja labil! Weitz mahasiswa labil.
"Iya iya kakak yang salah." Lebih baik Arga mengalah daripada tidak selesai sesi curhatnya.
"Salsa..... Salsa terima." Ucap Salsa lirih tapi masih bisa didengar jelas oleh Arga.
"Juna yang nembak kamu?"
Salsa menggeleng, oke bukan Juna lalu?
"Siapa? Kakak kenal?" Tanya Arga, jujur saat ini Arga semakin tidak mengerti jalan pikiran adik satu-satunya. Intronya kan tadi tanya Juna kan?
Salsa kembali menggelengkan kepalanya. "Namanya Natha. Dia temen satu fakultas, jurusan Hubungan Internasional. Anak famous, pinter, jadi duta kampus. Salsa cuma ngerasa harus nerima dia, sayang orang sempurna kaya dia ditolak."
Arga mulai memijat keningnya, ini adiknya kenapa sih!
"Kenapa kamu ada pikiran harus nerima dia?"
"Karena..."
"Karena kamu capek dengan status friendzone sama Juna?"
Diamnya Salsa kini meyakinkan Arga bahwa yang dikatakan olehnya tadi itu adalah benar. Arga tidak menyalahkan juga sih, tapi engga gini juga.
"Kamu suka sama Natha?"
Salsa terdiam, mulutnya tiba-tiba bungkam.
"Kamu cuma mau jadiin Natha sebagai pelampiasan kamu."
Salsa langsung menatap kakaknya garang, "Eh engga gitu kak! Salsa tuh cuma capek dan pengin pindah hati aja, lagian si Natha juga tau kalo aku suka sama orang lain, terus dia bilang mau berusaha buat aku nyaman terus juga dia mau pelan-pelan jalanin pacaran sama Salsa. Dia juga, dia juga awalnya minta pacaran kontrak biar aku engga terbebani. Tapi... Tapi Salsa yang minta engga mau pacaran kontrak, kalo mau pacaran ya sampe nikah. Ogah amat udah lama-lama pacaran tapi putus. Salsa kan juga mau kaya Papa Mama terus kaya kakak sama kak Alin. Lagian tadikan Salsa udah bilang kapan lagi orang kaya Natha nembak Salsa!" Jelasnya panjang lebar.
"Pokoknya Salsa udah bilang sama kakak kalo Salsa udah punya pacar. Salsa mau beli skin care, dah kak! KAK ALIN, SALSA PAMIT!"
BRAK!!!!
"Adik kamu tuh Pa!"
"Adik Papa tuh Pa!"
"Bukan, Dia hasil pungut."
"IH KAKAK KAN SALSA MAU MINTA DUIT BUAT BELI SKINCARE!"
TBC
HALOO!
Seneng banget aku part 1 season 2 banyak yang baca😍
Kalian masih belum move on kah?
Untuk cerita lengkap Salsa sama Natha kalian bisa liat di cerita lain. Ini baru project kalo banyak yang minta cerita versi Salsa sama Natha nanti aku usahain cepet publish.
Jangan lupa baca ceritaku yang lain!!
Salam hangat,
Raehuali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Tajir [END]
Teen Fiction"Arga mau nikah ma", kalimat itu meluncur dengan lancar di depan sang mama. "Kakak engga beneran hamilin anak orang kan?" tanya Aruna ragu "Kata mama kalau nemu yang arga suka langsung ajak nikah aja" Tapi kan Arga baru 18 tahun.... (Revisi dipubl...