Vera mengembalikan foto Archad ke dalam tas Alania. Ia tau apa yang harus dilakukan sekarang.
Dia langsung saja menuju ke ruang guru dan menemui wali kelas mereka, Pak Wiryo.
Vera menghadap Pak Wiryo, "Misi, pak. Saya punya satu hal bagus yang kayanya bisa bantu rencana bapak dan tentu akan menaikkan peringkat saya."
Pak Wiryo hanya menautkan alisnya, sama sekali tak mengerti.
"Dulu bapak pernah cerita kan sama saya kalo bapak punya dendam sama ayah Archad. Entah dendam apa karena bapak juga gak mau cerita. Dan bapak selalu ingin menurunkan rangking Archad kan? Sekarang saya punya cara."
"Coba jelaskan cara apa itu?"
"Bapak tau Alania kan?" Pak Wiryo mengangguk. "Saya rasa dia butuh seorang mentor. Dan orang yang tepat itu Archad."
"Memangnya Alania kenapa? Saya liat dia baik-baik saja, ceria juga seperti kalian-kalian."
Vera berdehem, "saya ini sahabatnya, pak. Saya beberapa kali liat dia bicara sendiri sambil mengerutkan dahinya, seperti orang yang sedang kesal, dan kadang ia seperti ketakutan. Dia itu kayaknya agak terganggu deh pak mentalnya, jadi abnormal gitu. Saya mau nanya tapi saya takut dia tersinggung dan malah menjauh. Saya cuma bisa mendem aja pak."
"Terus kenapa kamu mau Archad yang jadi mentor dia? Bisa aja kan Rizky atau anak lain, atau malah kamu sendiri," pak Wiryo melepas kacamatanya.
"Kayaknya kalo menurut saya si Alania itu punya perasaan deh pak. Ya tapi ngga tau juga sih. Dan lagi menurut pendapat saya salah satu cara untuk mengganggu konsentrasi belajar Archad ya cuma dengan cewek pak. Ntar kalo Archad udah jadi mentornya Alania jelas kan mereka sama-sama terus. Dan kalo kata orang Jawa, witing tresno jalaran soko kulino. Cinta tumbuh karena biasa sama-sama. Kalo Archad udah gak konsen belajar, jelas peringkat saya bakalan naik dan bapak berhasil menurunkan peringkat dia. Jadi ini bakalan sama-sama menguntungkan buat kita pak," jelas Vera panjang lebar.
"Akan saya pertimbangkan. Kalo gitu kamu boleh kembali ke kelas," usiran halus pak Wiryo menggiring Vera keluar dari kantor dan kembali menemui sahabatnya di kantin.
Vera memang anak yang sangat ambisius.
Ia sering menghalalkan berbagai cara untuk memenuhi ambisinya. Saking ambisiusnya, ia kadang melakukan hal yang menjatuhkan harga dirinya sendiri walaupun dengan tujuan menjatuhkan lawan.
Ya memang homo homini lupus.
Setelah kepergian Vera, pak Wiryo sibuk berpikir.
Dulu, ketika Pak Wiryo memiliki toko yang lumayan ramai, tiba-tiba saja Ayah Archad juga membuka toko di tempat yang sama. Namun dengan harga lebih murah dan barang-barang lebih lengkap. Hal tersebut kontan membuat pelanggan-pelanggan Pak Wiryo pergi dan memilih toko Ayah Archad.
Setelah bangkrut, Pak Wiryo berniat meminjam uang kepada Ayah Archad untuk dijadikan modal usaha lagi. Tapi permintaannya ditolak mentah-mentah. Pak Wiryo menjadi sakit hati.
Sakit hatinya semakin menjadi ketika tau, anaknya, Rizky dapat dikalahkan oleh Archad di bidang akademik. Walaupun ia telah menyuruh Rizky untuk belajar lebih giat, namun tetap saja Rizky berada di posisi ketiga, setelah Archad dan Vera.
Pak Wiryo mencari berkas identitas Alania. Ia mencermati sejenak. Setelah itu ia meminta murid lain untuk memanggil Archad.
*
Archad terdiam. Ia memikirkan kelakuan kasarnya pada Alania, bahkan gadis-gadis di belakangnya sudah memulai sesi gosip mereka.
Tapi sebenarnya yang lebih aneh daripada Alania adalah Pak Wiryo, wali kelasnya. Dapat ide darimana beliau sampai segitunya memberi ancaman?
Archad merasa ada udang dibalik batu. Tidak mungkin ini semata-mata karena Alania dianggap aneh. Ia tak akan tinggal diam, pasti ia akan menyelidikinya.
*
Alania duduk terdiam. Memikirkan salahnya. Sebenarnya apa kesalahan yang telah ia perbuat? Kenapa Archad bisa semarah itu?
Dan lagi apa yang dimaksud Archad konsultasi ke psikologi? Memangnya dia kenapa? Ia merasa tak pernah bertingkah laku aneh dan mencurigakan selama ini.
Siapa pula yang meminta Archad untuk menjaganya? Alasan apa digunakan orang itu untuk meminta Archad menjaganya? Dan tujuan apa yang orang itu sembunyikan?
------------------------------------
jangan lupa vote dan comments ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
A L A N I A
Romancepernah mendengar seseorang bisa menjadi indigo karena pendonoran mata? itulah yang terjadi padaku, aku sungguh bukan orang yang suka menonton film horor, tapi kenyataan memaksaku untuk menyaksikan kejadian horor setiap hari. tidak. setiap waktu. ...