Backstabber

735 59 22
                                    

Alania dan Archad belakangan semakin dekat sejak membaiknya hubungan mereka. Dan tentu saja ada yang tidak suka akan hal itu.

"Tangkap," teriak Archad pada Alania yang berdiri dengan jarak tak terlalu jauh. Kelas mereka sedang berlatih mengoper bola basket. Pak Deni, sang Guru Olahraga juga membebaskan mereka untuk memilih pasangan berlatih.

Alania menangkap bola itu kemudian kembali mengopernya pada Archad.

Vera berlatih bersama Rizky. Mereka berdua sering dijuluki duo kacamata dan duo cupu di kelas. Vera tersenyum melihat Alania dan Archad, ia merasa rencananya untuk mendekatkan mereka berdua berjalan mulus.

Berbeda dengan Vera yang bahagia, Afrodit dan Cheryl justru sebaliknya. Mereka yang berlatih bersama, saling mengoper bola dengan keras, menunjukkan kekesalannya pada Alania.

Setelah Afrodit mengedikan satu alisnya dan memberi smirk, Cheryl langsung menjalankan misi mereka berdua. Mereka berencana untuk melemparkan bola basket dengan sasaran kepala Alania.

Cheryl sudah melemparkan bola itu. Namun yang tidak ia ketahui, Kahzi -arwah kakak Alania- segera memberitahu Alania bahwa ada bola datang dari sampingnya.

Alania segera menghindar dengan menundukan kepalanya. Semua menatapnya dengan terkejut, terutama Cheryl dan Afrodit. Mereka bertanya-tanya bagaimana bisa Alania menghindari bola tak terduga dari sampingnya.

Bola itu menggelinding jatuh tak jauh dari Alania. Archad menghampirinya, "Lo gak papa kan?" Alania mengangguk memberi jawaban.

"Kok lo bisa tau ada bola dateng?" Tanya Archad.

Alania hanya memberi tatapan lo-bisa-nebak-kan-siapa-yang-ngasih-tau-gue.

Archad langsung meneguk ludahnya, "O-oke gue tau kok siapa yang ngasih tau elo. Jangan bikin suasana horror deh."

Belum sempat Alania membalas omongan Archad, Cheryl sudah menghampirinya untuk pura-pura minta maaf.

"Ala...Lo gak papa kan? Sori ya tadi gue ga sengaja, soalnya lagi gak fokus," ujar Cheryl dengan wajah dan nada dibuat-buat khawatir. Alania hanya mengangguk.

"Boong banget lo, gue tau lo udah ngerencanain ini sama temen lo yang satu itu," celetuk Kahzi, sudah pasti hanya Alania yang mendengarnya.

"Lo bener gak kenapa-kenapa kan? Kalo iya, istirahat aja di UKS," Cheryl sok perhatian. Archad yang ada di dekat mereka sampai memutar bola matanya. Muak.

"Gausah sok perhatian deh lo, gue celakain balik tau rasa lo," ancam Kahzi. "Adek gue banyak yang jagain, jangan macem-macem deh lo," lanjutnya.

Alania tersenyum kecil pada kakaknya yang melayang di samping Cheryl. Itu malah membuat Cheryl heran. "Heh, lo kok senyum sendiri? Gue kan nawarin ke UKS, kok malah senyum-senyum."

"Gak usah. Nanti Pak Deni marah-marah lagi, masa iya ketimpuk bola doang langsung ke UKS." Setelah mengucapkan hal tersebut, Alania menyuruh Cheryl mengambil bolanya dan kembali berlatih.


"Lo liat sendiri kan tadi dia ngehindarin bola? Lo ngerasa ada yang aneh gak sih sama dia?" Afrodit mengangguk memberi jawaban dari pertanyaan Cheryl tersebut.

"Jujur gue masih shock. Gue pikir rencana ini bakal berhasil, tapi ternyata...gagal maksimal," celoteh Afrodit. Mereka kini sedang berjalan menuju ruang ganti pakaian. Tanpa mereka sadari Vera yang berjalan di belakang mereka menguping pembicaraannya.



Usai olahraga kini mereka harus menjalani ulangan harian Bahasa Inggris. Sebenarnya Alania sudah belajar, namun karena semalam Kahzi terus-terusan mengganggu, jadinya ia tak konsen dan memilih tidur.

A L A N I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang