[10] Question Mark

127 75 82
                                    


































♡♡♡






























Secangkir coklat hangat sudah berada diatas meja tamu yang beralaskan piring kecil. Asap samar keluar darinya, bertanda bahwa sang coklat masih sedikit panas-namanya juga hangat :<

Sowon terduduk santai pada single sofa diruang tamu villanya itu dengan ponsel yang sudah sedari tadi ia mainkan. Punggung yang menyender dengan kaki yang sengaja dibuka lebar-renggangkan, matanya perlahan melihat kearah layar ponsel yang hidup—memancarkan sinar biru. Terfokus disebuah foto logo sebuah penerbitan, melamun mungkin lebih jelasnya—mengingat sesuatu yang berhasil membuat pikirannya berfikir cukup keras.

"Apakah alamatnya masih sama?" Sowon langsung terduduk tegap, ponsel itu ia simpan diatas meja kaca kemudian tangannya mulai mengambil secangkir coklat hangat itu. Dipertemukan dihadapan bibir merah muda Sowon, perlahan gadis itu mulai menghisap cairan coklat hangat itu sebari terdiam-hidmat menikmati rasa dan aroma coklat yang khas. Pikirannya langsung tenang seketika, menghisapnya lebih banyak lagi dan lagi.

"Tidak ada salahnya mencoba," ucapnya kemudian setelah cangkir itu kembali pada tempatnya.

"Hyung! Tolong jangan diamkan Aku!" Rengek Jungkook sebari membuntuti Taehyung, tangannya sudah sedari tadi memegang tangan Taehyung.

Taehyung berhenti tepat diruang tamu. "Aku mohon, maafkan Aku." Ucapnya dengan wajah memelas. "Aku tidak akan bertanya apa pun lagi padamu tentangnya. Mianhe-yo," lanjut Jungkook sebari melepaskan pegangannya, tak lama ia merundukkan kepalanya berulang kali-meminta maaf atas kesalahan yang ia buat pada Taehyung.

Taehyung menghela nafas panjang, "Tak seharusnya juga Aku begini. Bagaimana pun, Jungkook lah yang selalu menenangkan diriku saat Aku merindukanNya." Taehyung berbalik, menghadap Jungkook yang masih merunduk. Kedua tangannya itu mulai memegang bahu Jungkook. "sudahlah, Aku memaafkanmu." Ujar Taehyung membuat kepala Jungkook menegak dan mulai menatapnya.

"Gomawo," balasnya dengan senyuman lebar yang menampakkan gigi kelinci miliknya. Dibalas senyuman pula oleh namja Kim.

"Aigo! Aigo! Ada apa ini? Mengapa kalian terlihat bahagia?" tanya Jimin beruntun ketika tiba diruang tamu, sontak kedua namja tadi menoleh kearahnya. "apakah kalian sudah berbaikan?" tanyanya lagi dengan kaki yang berjalan kearah kursi.

"Sudah," balas mereka berbarengan.

Jimin terduduk sempurna dikursi dengan kaki menyilang, "Daebak! Daebak! Telepati yang sangat baguss," ucapnya sangat antusias hingga muncul acungan jempol untuk Taehyung dan Jungkook, walaupun terlihat pendek. Memang pendek

Taehyung pun memutuskan untuk duduk, "Berlebihan!" Ujarnya begitu datar.

"Ouh, ne. Kapan Hyung dan Seokjin Hyung akan berbaikkan?" Tanya Jungkook tiba-tiba, ia sudah terduduk disamping Jimin-tatapannya terlihat tertuju pada namja Park yang mulai terlihat kaget itu.

"Mwo? Na? Ahh, lupakan." Balas Jimin malas, seakan enggan membahas masalah tentang dirinya.

"Ahh, jangan begitu, Hyung. Tidak baik bertengkar dalam jangka waktu yang lama." Nasihat Jungkook dengan mulut yang dimajukan.

Jimin menghela nafas kasar, lalu menatap Jungkook acuh sebelum memalingkannya pada ponsel yang sudah berada digenggamanya.

Para rapper sedang berada di dapur, entah akan memasak atau melakukan apa.

Backstreet Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang