[23] Lots of Prizes

55 3 0
                                    






























♡♡♡

















Jumat, 31 Agustus 201X—now.

Sowon dan Jungwoo kini sudah berada di rumah sang ibu yang berada disalah satu perumahan di Moskow, Rusia. Setelah kemarin malam mereka telah melakukan penerbangan Korea-Rusia yang menghabiskan waktu sekitar tiga jam lebih.

Mereka mengambil penerbangan malam, karena Jungwoo masih ada aktivitas di agensinya siang itu.

Semalam mereka melepas rindu satu sama lain, sang ibu yang rindu akan kehadiran anak-anaknya—begitu juga dengan sang anak yang rindu akan kehadiran dan kasih sayang sang ibu.

Mengingat Sowon dan Jungwoo sempat tinggal bersama sang nenek yang berada Gwacheon saat mereka berdua tak mau ikut bersama orang tuanya yang harus pindah ke Rusia, karena bisnis sang Ayah. Alhasil, hanya Jeongwon lah yang ikut ke Rusia saat itu.

Pagi ini Sowon masih tertidur, sebab perbedaan waktu di Korea dengan Rusia cukup berbeda. Begitu pula dengan sang adik yang berbaring tepat diseberang kasur milik Sowon.

"Aigo, cape sepertinya." Kata sang Eomma yang baru saja memasuki kamar dari kedua anaknya itu. Matanya melihat sesekali satu sama lain, mengingatkannya masa dimana mereka berdua masih kecil. Tepat di kasur itu dan kamar ini—tertidur dengan begitu pulas berdua.

Mereka dari kecil memang tidak mau dipisahkan, mungkin hanya untuk pekerjaan mereka terpaksa melakukannya dan tentunya maut juga yang nantinya memisahkan mereka berdua.

Sang Eomma mendekati Sowon, ia mengecup kening anaknya itu. Lalu beranjak pada anak namjanya yang bungsu, Jungwoo. Mengecup keningnya sama halnya dengan sang kakak.

Senyum simpul terukir diwajahnya sebelum ia memutuskan untuk keluar dari kamar anaknya itu. Menutup pintu kamarnya dengan hati-hati, takut akan kedua anaknya terbangun.

Tak lama kemudian, Sowon terbangun. Ia langsung tersenyum lebar setelah mengetahui sang ibu yang diam-diam mengecup keningnya. Sebenarnya Sowon sudah terbangun sebelum sang ibu datang, tapi matanya malas terbuka—masih mau mengistirahatkan matanya sejenak.

"Nuna kenapa ihh, senyum-senyum sendiri!" Jungwoo yang baru bangun pun menyambar, ketika melihat sang Nuna yang tengah tersenyum sendiri. Ia menggeliat kesamping—mengarah pada tembok kamar lalu melanjutkan kembali tidurnya.

Sowon melihat punggung Jungwoo, senyumnya memudar. Adiknya tidak sadar akan hal tadi;

Ia pun beranjak dari kasurnya, lalu berjalan sedikit menuju ranjang kasur sang adik.

"Ayo bangun! Jungwoo!" Panggil Sowon dengan tangan yang mulai menggoyang-goyangkan tubuh adiknya itu, ia terduduk dipinggiran kasur Jungwoo.

Jungwoo menepis tangan Sowon, "Emm! Nuna!" Rancau Jungwoo dengan mata yang masih tertutup.

"Ayo bangun, sudah pagi." Ingatnya pada Jungwoo.

"Hmm," balas sang adik. Terdengar suaranya yang berat, tapi dibalut dengan nada parau ketika bangun tidur—suara Jungwoo menjadi sangat khas saat baru bangun tidur.

Sowon menghela nafas kasar, merasa tertantang ketika sang adik tak kunjung bangun. Senyum smirk pun terukir diwajah Sowon, kini Sowon sudah terduduk diatas kaki Jungwoo dengan tangan yang selanjutnya memegangi setiap kerah piyama sang adik.

Backstreet Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang