Nikmatnya Mudik 10

11.6K 250 12
                                    

Tanpa basa-basi kupeganglah kontol itu, GILAA gede banget, lebih gede dari kontolku. Perlahan ku usap-usap kontol itu dari luar handuk, yang entah mengapa aku sangat bergairah sekali melihat kontol tegang sekarang, padahal sebelumnya aku belum pernah begini bahkan membayangkannya saja tidak.

Berulang-ulang kali ku usap, kulihat tak ada respon dari pak Kades saat kusentuh kontolnya ini, beliau menutu matanya serta sesekali mendesah kecil karena perbuatanku.

Merasa ingin lebih, kusibakkan handuk itu hingga muncullah kontol besar tegak berurat milik pak Kades. Yang kemudian perlahan ku kocok-kocok sehingga terdengar suara desahan pak kades. Semenit kemudian, dia mengangkat daguku sehingga aku bertatapann langsung dengan wajahnya yang maskulin itu, yang langsung diciumnya bibirku olehnya. 30 detik awalan aku tidak merespon ciumannya. Kemudian dia mengigit bibir bawahku dengan pelan sehingga aku secara tidak sengaja membuka mulutku yang kemudian langsung dia cium kembali bibirku, sambil dia meraba dada, puting serta perutku.

5 menit kami melakukan hal itu, kemudian dia turun ke bawah lalu membuka pengait handuk yang kupakai dan terlihatlah kontol milikku yang besar juga. Lalu pak Kades memegang serta mengocok kontol ku itu.

"Ahhh, enak banget pak" desaku sambil menutup mata

Tak lama kurasakan rasa hangat pada kontolku, ketika ku melihat ke bawah ternyata pak Kades tengah mengulum serta menghisap kontolku.

"Aahh anjing terus pak, nikmat banget." tak sadar aku berkata kasar dalam desahku.

Tak lama kemudian, aku ingin merasakan yang lebih dari ini. Lalu kupegang kepala pak Kades erat-erat dengan kedua telapak tanganku. Lalu ko entot mulutnya dari bawah menggunakan kontolku dengan cepat.

"Aahh anjing enak banget, ahh ahh ahh." umpatku sambil mendesah hebat.

"Sluurpp sluurrrrpo sluurrrpp" hanya itu suara yang keluar dari mulutnya di barengi dengan liurnya.

"Ahh fuck, anjing rasakan ini." kataku sambil memompa kontolku lebih cepat dari sebelumnya.

10 menit melakukannya, akhirnya kulepaslah kepala beliau lalu kuputar badannya membelakangiku kemudian kudorong badannya kedepan membuat posisi menungging membelakangiku dengan cepat. Kulihat pantatnya yang sangat indah dan montok sangat membuatku terangsang dibuatnya.

Berbekal adegan yang pernah kulihat antara bapak mertuaku dengan mas Basmoro, lantas mulailah ku jilati lubang pantat pak Kades dengan pelan. Wahh, entah kenapa ini sangat nikmat, aromanya sangat membuatku menjadu sangat-sangat horny, perlahan ku buka lubang pantat pak kades lalu kujilat kembali kadag kuhisap lubang pantat itu, sesekali juga ku masukkan lidahku untuk lalu menggoyangkannya didalam sana. Selama 5 menit kulakukan hal itu, lalu kemudian ku masukkan 1 jariku kedalam pantat pak Kades, kemudian 2 jari lalu terakhir 3 jari, dengan hal itu pak Kades kubuat mendesah sangat keras saking nikmatnya mungkin.

"Anjing sempit banget lubangmu pak." ucapku sambil menusuk-nusuk lubang pantatnya dengan gerakan yang cepat.

"Ahhh iya dek, lubang bapak memang belum pernah di entot." jawabnya sambil mendesah.

Waduh masih perawan nih. Aku semakin tidak sabar untuk memasukkan kontolku kedalam sana. Kemudian aku berdiri dengan menekukkan lututku untuk mensejajarkan kontolku dengan pantat pak Kades lalu ku gesek-gesekkan kepala kontolku yang sudah ngaceng di lubang pantat pak Kades yang basah selama 2 menit lamanya.

"Aahh dek, masukin cepat kontolmu, jangan siksa bapak" mohon bapak dengan desahannya.

Ketika ingin kumasukkan kontolku kedalam sana, sebuah panggilan masuk dari hpku menampilkan nama Istriku yang segera kuangkat.

"Halo mas, kamu dimana, kata mas Albi kamu udah pulang dari tadi." tanya istriku gelisah.

"I-iya mas dari tadi udah pulang, tapi karena hujan jadi menepi dulu. Ini udah mau pulang, sabaryahh." aku kemudian menutup telpon, lalu kulihat pak Kades masih dengan menungging di atas sofa dengan bertelanjang bulat memasang muka ingin segera dientot.

"pak Kades aku minta maaf, istriku baru saja telpon dan minta aku pulang sekarang juga." kataku sambil mengambil pakaianku yang tadi sempat kukeringkan lalu memakainya.

Kulihat pak Kades tidak berkata-kata dengan raut muka berubah 180 derajat menjadi datar tanpa mengubah posisi menunggingnya, kasihan juga ku melihatnya. Sebelum pulang ku menciumnya di bagian dahi lalu kupukul bongkahan pantatnya dengan keras lalu keluar meninggalkan rumah itu.

Kutancap gas motorku untuk segara sampai dirumah. Sesampai ku dirumah, tanpa basa-basi segera kutarik istriku ke kamar lalu ku entot tanpa ampun. Siapa suruh menelponku ketika aku hampir ngentot dengan pak Kades.

"Ahh mas, kenapa sih? ahh. Pulang-pulang langsung ngentot gini, ahhh." tanya istriku saat kugenjot posisi nungging yang tak kuhiraukan dan terus mengentotinya.

Memasuki waktu sholat maghrib kami semua berangkat ke masjid untuk shalat berjamaah kecuali pak Halim mertuaku, yang ku prediksi mungkin beliau sedang kurang sehat, sekaligus bertakbiran nantinya karena setelah takbiran, biasanya ada acara makan-makannya juga. Hehe.

Saat ditengah jalan, tiba-tiba perutku tidak bisa diajak kompromi. Kurasakan perutku tiba-tiba sakit dan ingin segera buang air besar. Terpaksa aku berbalik arah menuju kembali kerumah untuk mengeluarkan semuanya.

Saat tiba dirumah, kubuka pintu rumah dengan kunci yang kubawa. Cepat-cepat aku naik ke atas untuk buang air besar. Setelah selesai, kurasakan sakit diperutku masih ada, mungkin hal ini terjadi sebab tadi aku memakan saos cabe yang banyak makanya jadinya begini.

Terlintas langsung diotakku bahwa di ruang keluarga terdapat lemari obat, mungkin saja ada minyak gosok atau apalah yang bisa mereda kan sakit perutku. Tanpa berlama-lama aku langsung turun kebawah, akan tetapi bari saja aku berada di tangga, aku dikejutkan oleh sosok pak Halim bapak mertuaku yang bertelanjang bulat dengan hanya memakai sempak berwarna merah memperlihatkan pantat montoknya yang entah kutau apa nama modelnya yang pastinya kainnya hanya menutupi bagian depan saja, sambil berkeliling rumah.

Mengetahui keberadaan ku, dia sempat kaget melihatku berada diatas tangga melihat kebawah. Dengan canggung aku langsung menanyakan bahwa aku mencari minyak gosok karena sedang sakit perut. Lalu dengan cepat dia mengambilkan ku minyak gosok yang ada di lemari sekitar ruang keluarga, yang kemudian ku ambil minyak itu dann buru-buru kembali keatas.

5 menit lamanya aku berada didalam kamar, kudengar suara ketukan dari luar. Ketika kubuka, ternyata pak Halim, bapak mertuaku yang sekarang ini sudah memakai celana boxer pendek, dan belum memakai baju. Lalu menanyakan.

"Perut kamu sakit, mau bapak urut?"

[Bersambung].

Kasihan mas Syam, perutnya sakit. Untung ada pak Halim yang nawarin untuk ngurut.

Makasih yang teman-teman, udah singgah dan baca ceritaku.

Nikmatnya Mudik [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang