Nikmatnya Mudik 9

10.6K 228 4
                                    

Sekarang ini, aku berada di atas ranjang di dalam kamar, sedang mengocok kontolku yang tegang sambil membayangkan apa yang dilakukan mas Basmoro dalam kamar mandi tadi. "Apa yang dia lakukan? Apa dia sengaja membuatku horny?" "Anjing", aku mengumpat ketika kontolku telah mengeluarkan sperma yang sangat banyak. Dalam hati, aku berkata "Kalau dia memang sengaja melakukannya agar aku terangsang, Hah, tunggu saja mas. Akan kubuat kau berlutut dihadapanku karena ulahmu." Kemudian aku membersihkan sperma yang ada di badanku lalu tertidur dengan telanjang bulat.

Sore harinya, aku terbangun karena ada rasa hangat kurasakan di kontolku. Ketika ku membuka mata, ternyata Istriku yang sedang menungging sambil menghisap serta mengulum kontolku. Aku yang kembali terangsang, terpaska mengentoti istriku pada saat itu juga sampai menjelang maghrib.

Keesokan harinya, sehari menjelang lebaran, para istri disibukkan dengan membuat ketupat serta para menantu berada di pasar membantu mas Albi menjaga toko.

Sekitar jam 10.00 aku merasa pusing, jadi ku meminta izin di mas Albi untuk pulang kerumah dan beliau pun mengizinkan. Diperjalanan pulang, aku bertemu dengan dengan seseorang yang kukenal sedang berjalan sendirian. Kuhampiri beliau dengan niat ingin memberikan tumpangan kepadanya. Yang saat itu beliau sedang memakai kaos coklat polos dengan celana kain hitam dengan membawa kantongan yang tak kutau isinya apa.

"Assalamu Alaikum, pak Kades kan? mari saya antar pulang." tawarku

"Iya, kamu menantunya pak ustadz kan? wah ngga ngerepotin nih?" tanyanya yang kubalas dengan anggukan lalu beliau naik kemotor.

Di perjalanan pulang seketika hujan deras turun dari langit dan setelah kuingat-ingat motor yang ku pakai ini tak membawa mantel. Ketika hendak menepi pak Kader kemudian berkata bahwa

"Rumahnya nya sudah dekat dek, kita terobos saja hujannya." ujar pak Kades.

Alhasil kita berdua basah-basahan menuju ke rumah pak Kades. Setelah sampai, aku berniat untuk langsung pulang akan tetapi pak Kades menyuruhku untuk singgah sebentar karena hujan yang sangat amat deras, maka kuputuskan untuk singgah karena aku merasa dingin sekali pada tubuhku.

"Masuk dek" ajaknya.

"Iya pak." jawabku. "Istrinya ngga ada dirumah pak?" tanyaku ketika berada didalam ruang keluarga rumahnya.

"Iya, ibu masih dirumah orang tuanya. Katanya dia ingin berlebaran disana saja. Jadi saya sendiri disini." jelasnya.

Tak lama dia masuk kedalam lalu keluar dengan membawa handuk lebar serta pakaian ditangannya.

"Ini pakai dulu untuk keringkan badan mu. Buka aja bajunya nanti masuk angin loh. Ini baju saya, kamu pakai dulu semoga pas di badanmu" ucapnya dengan memberikanku handuk dan pakaian itu.

Kemudian kulihat dia membelakangiku lalu berjalan ke arah mesin cuci di dekat kamar mandi yang dari tempatku berdiri masih dapat kulihat dan satu-persatu ia membuka pakaiannya yang dimulai dengan bajunya yang menampakkan bahunya yang kekar, lalu turun ke celana hitam kain yang dia kenakan yang alhasil menampakkan pantat montoknya dengan sangat jelas memakai sempat hitam segitiga yang membuatku tercengang melihat tubuhnya yang sangat-sangat gagah. Terakhir dia menurunkan sempaknya itu dan memperlihatkan tubuh bugilnya dari belakang.

Ilustrasi tubuh pak kepala Desa

Aku yang sadar dan takut ketahuan memperhatikannya kemudian mengalihkan pandanganku dengan mengeringkan rambutku menggunakan handuk.

" Lah kok, ngga dibukaa bajunya. Nanti masuk angin loh, sini saya mau keringin dulu bajunya." kulihat beliau sudah berada di hadapanku menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.

"Ngga usah malu-malu, wong kita sama-sama laki-laki." tambahnya.

Aku kemudian membuka bajuku hingga terpampanglah tubuh bugilku di hadapannya, kulirik pak kades yang berada didepanku, tak henti-hentinya beliau memperhatikan benda yang menggantung di badanku.

"Wah besar jugaa kamu punya kontol." ucapnya spontan.

"Ah bapak ini bisaa aja."

"Seriusan, punyamu besar banget. Pasti istrimu puas sekali dengan milik suaminya ini." ucapnya lagi dengan sedikit tertawa.

Kemudian aku memakai handuk dulu yang diberikan pak Kades, dan tidak memakai bajunya dengan alasan biar saya tunggu bajunya kering aja.

Aku kemudian duduk di sofa ruang keluarga beliau, dengan tanpa atasan kemudian pak kades datang dan duduk disebelahku sama denganku hanya memakai handuk tanpa atasan juga.

"Bagaimana selama didesa?" tanya pak Kades memulai pembincaraan.

"Lumayan pak, tenang, orang-orang disini juga baik sekali contohnya pak kades ini." jawabku ramah dan spontan memegang pahana ketia menyebut namanya tadi. "Jeleknya, karena jaringan kadang hilang." tambahku.

"Adek ini bisa aja, oh bgitu" balasnya dengan anggukan.

10 berbicara-bicara, kulihat ada sesuatu yang berdiri membuat tenda dri dalam handuknya. Aku yang melihatnya kemudian iseng menanyakannya.

"Loh pak, ngaceng yah?" tanyaku sambik menunjuk kontolnya yang tegak.

"Hehe iya nih, udara dingin banget jadi ngaceng, mana blum dikeluari sama sekali semenjak istri pergi seminggu lalu." jelasnya sambil mngurut kontol itu dari luar.

Aku yang sangat terpesona, kemudian memberanikan diri untuk bertanya

"Boleh aku pegang?" tanyaku yang hanya dibalas anggukan.

[Bersambung].

Waduh, ngewe nih mereka. Hehehe.

Nikmatnya Mudik [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang