Nikmatnya Mudik 20

5.8K 207 10
                                    

*Basmoro POV*

Setelah kepergian pak Halim mertuaku serta Syam kerumah pak Danu, yang sedang melaksanakan aqiqahan cucunya. Aku kembali melanjutkan tontonanku pada layar televisi yang menayangkan siaran berita.

Namun hanya setengah jam lamanya aku menonton, sesaat kemudian aku merasa sangat suntuk serta mengantuk yang membuatku memutuskan untuk kembali keatas kamarku bersantai main hp serta tidur lagi.

Akan tetapi, baru saja hendak menaiki anak tangga. Terdengar olehku suara ketukan pintu yang berasal dari pintu depan, yang dengan segera ku menuju depan lalu membukankan pintu tersebut.

"Assalamu alaikum."

"Wa Alaikum salam. Maaf, cari siapa yah pak?" tanyaku pada sosok yang mengetuk pintu tadi yang ternyata adalah seorang pria tua yang kutaksir berumur 60-an dengan tubuh yang berisi khas pria tua, berpakaian yang sangat lusuh dari atas hingga kebawah, dengan seorang balita yang kutaksir berusia 3 tahun sedang menangis dalam gendongannya serta 1 karung berukuran besar dibelakangnya yang menandakan beliau adalah seorang pemulung.

"Permisi pak, minta sedekahnya pak. Saya dan cucu saya lapar, belum makan dari kemarin. Kalau boleh saya mau minta makanan, soalnya saya ngga punya uang buat makan." jelasnya padaku.

"Makanan sisa juga ngga apa-apa pak." tambahnya.

Melihat hal itu membuatku merasa iba pada mereka ditambah anak itu tak berhenti menangis dalam gendongan pria tua itu yang dengan segera kupersilakan mereka masuk kedalam rumah.

"Mari masuk pak, bapak masuk dulu. Biar saya kasih makan didalam sama cucu bapak." ajakku yang kemudian mengikutiku masuk kedalam rumah.

[]

"Silahkan pak dimakan, kasihan cucu bapak dari tadi menangis." ucapku saat berada dimeja makan mempersilakan pria tua itu serta cucunya untuk makan.

"Terima kasih pak." jawabnya lalu pria itu mulai makan serta menyuapi cucunya untuk makan

"Ohiya ngomong-ngomong, bapak ini dari mana? Maksudnya rumahnya." tanyaku.

"Rumah saya dipinggir hutan yang ada dikampung sebelah pak." jawabnya yang kubalas dengan anggukan.

"Terus kenapa bapak bisa sampai disini?" tanyaku lagi.

"Saya juga ngga tau pak, saya cuma jalan saja kesana kemari minta bantuan. Hingga akhirnya saya sampai disini." jawabnya sambil menyuapi cucunya serta tak lupa sesekali ia juga ikut menyuapi dirinya sendiri.

"Kalau boleh tau nama bapak siapa?"

"Saya Supardi. Kalau bapak?"

"Saya Basmoro pak, panggil saya mas Bas atau Bas saja." jawabku.

"Baik mas Bas."

"Ohiya pak, ini cucu bapak? Kalau boleh tau, orang tuanya kemana? Kok bisa kelaparan gini sama bapak."

"Iya mas, ini Alif cucu saya. Ibu bapaknya bercerai waktu dia berumur 1 tahun, jadi sudah sekitar 2 tahun yang lalu. Karena anak saya, yaitu ibunya alif kedapatan selingkuh dengan pria lain. Sementara bapaknya entah pergi kemana setelah mengetahui istrinya selingkuh. Kami kelaparan begini karena saya lagi sakit jadinya ngga mulung, makanya saya ngga punya uang buat beli makanan." jelas pak Pardi padaku.

"Bapak tunggu disini dulu yah." ucapku padanya lalu dengan segera aku naik keatas kamarku, yang setelahnya kembali ke meja makan tempat pak Supardi dan cucunya berada.

"Ini pak, saya ada sedikit uang untuk bapak. Semoga bermanfaatyah untuk bapak sama alif nanti." kataku memberikan uang merah pada pak Supardi sebanyak 3 lembar.

Nikmatnya Mudik [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang