Nikmatnya Mudik 12

10K 234 8
                                    

*AUTHOR POV*

Suara takbiran terdengar dari masjid yang tak jauh dari rumah pak Halim. Mereka sekeluarga berangkat bersama-sama menuju ke masjid yang tak jauh dari kediamannya dengan berjalan kaki.

Setelah melaksanakan shalat ied bersama di masjid yang seleasai pada jam 8.00, kini pak Halim sekeluarga sedang berjalan kaki menuju ke rumahnya kembali.

"Hooaa, ngantuk banget. Sampai rumah langsung tidur, enak nih." ucap mas Albi diperjalanan pulang.

"Iya nih mas, tiba-tiba ngantuk banget." tambah mas Basmoro.

"Jadi siapa dong yang pergi ambil daging qurban bapak?" tanya mba Asih.

"Biar bapak saja sama Syam kalau kalian ngantuk." ucap pak Halim tersenyum melirik Syam.

"Iya mba, biar aku aja sama bapak." tambah Syam.

"Ngga usah pak, mas Syam aja. Mas bisa kan pergi sendiri? biar bapak istirahat aja." ucap Maia istri Syam.

"Ngga, ngga apa-apa. Biar bap.." ucap pak Halim belum selesai.

"Ngga, ngga usah. Biar bapak istirahat aja." jawab mba Asih memotong pembicaraan pak Halim.

"Iya pak, biar saya saja yang ambil daging qurbannya. Di rumah pak Haji Aziz kan?." tanya Syam ke pak Halim yang dibalas anggukan saja dengan raut wajah yang sedih.

Setelah sampai dirumah, mereka langsung makan bersama dengan lahap. Dilanjut dengan berbincang-bincang setelahnya. Hingga pukul 9.00 Syam pun berangkat menuju rumah pak haji Aziz, tempat pemotongan sapi qurban itu.

Setibanya disana, Syam di kagetkan dengan kehadiran pak Kades. Seketika terlintas dibenak Syam tentang kejadian kemarin antara dirinya dengan pak Kades.

*SYAM POV*

Rumah pak Haji Azi sangat rame sekarang ini, banyak orang yang datang untuk mengambil daging sapi qurbannya. Namun satu hal yang membuatku sangat kaget sebab disana kulihat pak Kades yang saat itu juga menunggu daging sapi qurbannya sambil berbincang-bincang dengan beberapa orang yang ada di rumah pak haji Aziz.

Ku coba untuk menyapa beliau, yang hanya dibalas dengan senyuman tipis saja darinya "apa dia marah denganku? ah bodoh amatlah" segera aku berlalu menuju tempat pak Haji Aziz berdiri sekarang ini.

"Assalamu alaikum pak haji, saya Syam menantunya pak Halim." ucapku sambil menyalami tangannya.

"Ohiya iya, saya ingat. Sapi pak Halim masih belum di potong nak, kalau kamu mau, tunggu didalam aja." ujar pak haji Aziz mengajak masuk kedalam rumahnya.

"Iya pak makasih" jawabku sambil mengikuti nya dari belakang.

Saat hendak masuk, kulihat kembali pak Kades memperhatikanku. Jika dilihat dari raut mukanya, seperti orang yang sedang sinis(?).

Ketika sudah berada didalam rumah pak Aziz, terdapat 3 orang bapak-bapak yang kutaksir berumur 50-an, dan sedang menunggu daging sapinya juga, yang dibelakang kukenali meraka adalah pak Syahid seorang bos pabrik Beras terbesar di desa ini, pak Danu yang merupakan seorang kepala sekolah di SMA desa ini yang keduanya memiliki tubuh yang cukup gemuk ala bapak-bapak indonesia kecuali pak Mizar yang memiliki tubuh tegap dam cukup berotot sebab beliau merupakan seorang pensiunan tentara.

"Jadi adek ini, menantunya pak ustadz Halim?" tanya pak Mizar.

"Iya pak, saya menantu barunya." jawabku.

"Gimana pak ustadz Halimnya, enak?" tanya pak Syahid.

HAH?

"Anu, maksud saya enaknya jadi menantu dia. ngomong-ngomong pak ustadz Halim apa kabar? saya belum ketemu lagi sama beliau soalnya." tambahnya.

Nikmatnya Mudik [Finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang