Bella mencoba memberi waktu bagi ayahnya untuk berubah atau setidaknya introspeksi diri. Tapi tidak. Ayahnya justru semakin menjadi gila.
Bella tahu ia akan mati kalau tinggal disini, jadi ia menggantungkan harapannya pada Bibi Cresente.
Bibi Cresente adalah adik ayahnya dan ia masih belum menikah walaupun ia sudah berusia 40 tahun. Alasannya karna Charles menjual maskawin adiknya untuk berjudi.
Padahal semua wanita yang akan menikah diharuskan memiliki maskawin untum menarik minat bangsawan lain. Banyaknya maskawin yang dimiliki akan menjadi penanda finansial keuangan si wanita. Dan karna bibi Cresente tak bisa menikah, ia terpaksa tinggal di pedesaan.
Dengan pinggang yang memar, siku yang luka dan kaki berdarah Bella mencoba menulis surat untuk bibinya. Setitik air mata lolos dari sana dan menempel di kertas.
"Bibi, tolong selamatkan aku. Ayah terus menerus memukulku dan ibu sama sekali tak peduli."
Ia menyerahkan surat tersebut pada Chara sambil menunggu di dalam kamar dengan cemas. Lucu bagaimana Bella dulunya membenci kamar ini, tapi kini ia berharap kamar itu akan menyelamatkan ia dari ayahnya.
Bella menunggu selama tiga hari tapi tak ada balasan surat apapun. Ia menduga-duga apakah sang bibi juga telah membuangnya.
Tiba-tiba terdengar teriakan keras dari bawah dan Bella tahu itu ayahnya.
Charles masuk ke dalam kamarnya dengan penuh amarah sementara Bella meringkuk di lantai, ketakutan menatap ayahnya.
"Ikut aku!"
Pria itu masuk dan menyeretnya keluar dengan paksa sambil memegang pergelangan tangan Bella saat wanita itu mengaduh kesakitan.
Ayahnya mendorong ia ke ruangan depan, melemparkan surat kabar dan Bella menelan ludah gugup. "Apa ini ayah?"
"Baca isinya!"
Dengan gemetar, Bella menatap saat potrait dirinya sendirian di pesta sementara di bagian sisi lain Luciana dan Sebastian terlihat bersama. Mereka membandingkan nasib Bella saat ini, dan itu membuat ayahnya murka.
Charles mendekat dan menampar pipi Bella, yang membuat sisi telinganya berdenging. "Sudah ku katakan padamu jangan berteman dengan Luciana! Dia hanya pemanjat sosial! Dia membawa kesialan bagimu tapi kau tak percaya!"
"Ayah, dia temanku!"
"Temanmu? Dia merebut suamimu!"
Bella mencoba membela Luciana. "Ayah, Sebastian dan aku belum menikah. Luciana tidak merebutnya dariku."
Jawaban salah. Charles menampar pipi Bella yang lain dan berteriak. Kali ini ia menambahkan jambakan disana. "Kalau dia tak merebutnya maka kau yang akan menikahi Sebastian. Apa kau tahu kesempatan apa yang kau buang? Kau seharusnya mengambil Sebastian lagi!"
Cresente datang tepat disaat Charles sedang menampar Bella dan Viscountess hanya menatap pemandangan tersebut sambil menyesal teh. Para pelayan bersembunyi di lorong menuju dapur, tak berani menyelamatkan nona muda mereka.
Bella menatap bibinya penuh syukur dan walaupun ini terdengar aneh tapi ia bisa melihat sinar yang sangat terang dari balik punggung bibinya saat melangkah masuk.
"Demi Tuhan kak! Apa yang kau lakukan?!" Cresente berseru keras dan maju ke depan saat Charles membetulkan jasnya seakan ia tak melakukan kesalahan apapun.
"Aku mendidik putriku."
Cresente terkesiap menatap luka di wajah Bella dan ia mendelik menatap kakaknya muak. "Kau memukul Bella kak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss me Bella
Non-FictionBella White, wanita tercantik di London, terpaku menatap seorang pria yang baru saja masuk ke ruangan pesta tersebut. Tangannya yang terlindung sarung tangan meremas erat gaun peraknya. Bola mata yang bersinar cantik berubah pucat sementara bibirnya...