Di hidangan ketiga, Lord Collins masih belum muncul jadi Bella memutuskan untuk mengikutinya. Ia berdiri dan membuat tamu pria ikut berdiri. Major menatap hal tersebut dengan lugu.
"Atas seijin anda, saya ingin melihat keadaan sang Earl."
Walikota menatap bergantian antara Bella dan bibinya dengan penuh seksama sebelum mengangguk masyul. "Tentu saja Miss White. Anda dipersilahkan bersama bibi anda."
Cresente segera berdiri, "Terima kasih."
Walikota tersebut mengangguk sekilas. Ia tak ingin ada rumor apapun yang akan terjadi, jadi ia sengaja menambahkan, "Tolong katakan pada Earl bahwa makanan penutup hari ini adalah kesukannya. Ia pasti tak akan melewatkannya."
Bella menangkap hal itu sebagai permintaan halus dan ia tak bisa menolaknya. Bersama bibi Cresente ia menemui Lord Collins yang berada di luar. Lelaki itu berada di sisi samping bangunan, tepatnya di bagian luar sedang duduk sambil menghembuskan asap rokok.
Cresente berbisik kepada Bella saat ia berdiri di samping tirai dekat pintu. "Aku akan menunggu disini."
"Bibi, Walikota memintaku untuk tidak menghabiskan waktu terlalu lama dengan Earl," ujar Bella mengingatkan dengan mata lebar.
"Aku tak menyuruhmu sebaliknya. Tapi gunakan waktu untuk berdua dengannya. Kau kan cantik, masa kau tak bisa membuat dia terpana padamu?"
Andai semudah itu, pikir Bella sebelum melangkahkan kakinya ragu ke arah Earl. Dengan perlahan, ia menahan nafas dan mencoba bergerak sepelan mungkin untuk tidak mengejutkannya.
Ia dikenal anggun, jadi kini ia harus mengembalikan lagi keanggunannya. Wanita itu menghitung sampai sepuluh sebelum menghembuskan nafas dan bergerak mendekat.
Sang Earl menengok ke arahnya saat mendengar bunyi langkah kaki dan ia berdiri menatap sosok Bella. Wanita itu membuka mulutnya lebih dulu sebelum pria tersebut melakukannya. "Lord Collins, aku meminta maaf."
"Karna minuman tadi?" tebak lelaki itu saat Bella mengangguk membenarkan. Collins menatapnya lambat, "Aku yang seharusnya meminta maaf pada anda Miss White."
"Ya?"
"Aku mencurigai temanmu, maksudku Her Highness dan memaksa Sebastian memilihmu," jelasnya di masa lalu saat ia ingat bahwa ia belum meminta maaf secara resmi kepada Miss White.
Bella diam-diam menghembuskan nafas yang selama ini ia tahan. Bagus, Bella bagus, sejauh ini kau sudah bagus. Jangan membuat kekacauan saat ini, ujarnya dalam hati saat mengangguk mengerti. "Aku paham. Lalu My Lord, bolehkah saya bertanya sesuatu?
"Silahkan."
Bella mengingat-ingat berbagai tawaran dari para gentleman dan bertanya-tanya apakah ia harus mengajak Lord Collins. Wanita tidak boleh mengajak pria keluar lebih dulu, itu dilarang. Tapi.. tapi kalau ia mengusulkannya dan pria itu yang mengajaknya, tentu hal akan berbeda bukan?
"My Lord, seberapa sering anda mengunjungi Royal Theater?"
Earl Collins mengerjapkan bulu mata beberapa kali, tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan tersebut. Namun ia menjaga agar wajahnya tetap datar saat menjawab, "Cukup sering. Aku mengunjunginya beberapa kali dengan temanku."
"Lalu apakah anda sudah tahu bahwa saat ini penonton bisa menikmati seluruh gambaran yang ada di panggung karna mereka membuat panggung yang diputar?"
Panggung yang diputar bukanlah hal baru bagi para pengunjung saat ini. Awalnya tiga batang kayu berukuran besar akan ditancapkan di bagian bawah panggung. Lalu mereka akan memaku kayu lain yang di sisi samping kayu tersebut. Untuk membuat panggungnya berputar, masing-masing dari mereka akan memutar kayu tersebut dan setidaknya dibutuhkan tenaga sepuluh pria untuk tiap kayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss me Bella
Kurgu OlmayanBella White, wanita tercantik di London, terpaku menatap seorang pria yang baru saja masuk ke ruangan pesta tersebut. Tangannya yang terlindung sarung tangan meremas erat gaun peraknya. Bola mata yang bersinar cantik berubah pucat sementara bibirnya...