Part 14

929 185 10
                                    

Bagaimana di hari kemarin ia baru saja membuang kesempatan untuk menolak posisi istri Putra Mahkota dan di hari yang sama ayahnya menjualnya, Bella benar-benar menjadi lelucon dalam hidupnya sendiri.

Ia memang tak menyesali keputusannya saat melepaskan peluang tersebut. Tapi kalau ada yang bertanya lagi padanya di situasinya yang saat ini, Bella tak yakin jawabannya akan tetap sama.

Menghembuskan nafas, wanita itu merebahkan punggungnya di bantalan lembut kereta kuda saat tiba-tiba saja kereta itu terguncang ke depan cukup keras dan membuat badannya limbung.

Sisi samping wajah Bella membentur tepian kayu di bagian dalam kereta kuda saat posisinya 45 derajat.

Wanita itu meringis dan membuka pintu saat turun ke tanah dan menatap kusirnya yang terjatuh ke tanah.

"Apa yang terjadi?"

Lelaki muda tersebut menatapnya muram sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia menunjuk ke depan, ke arah kuda yang berdiri dengan tali kekangnya menjuntai di tanah.

"Salah satu rodanya masuk ke dalam lubang Miss." Sebelah sisi roda terbenam cukup dalam ke tanah akibat hujan deras kemarin.

Posisi kereta kuda ini sendiri miring dan bagian roda lain terangkat ke udara.

"Kau bisa mengangkatnya?"

"Sendiri Miss? Jelas tak bisa."

Tentu saja Bella, itu pertanyaan konyol. Bagaimana bisa kau berharap seorang pria mengangkat roda ini sendirian? Apalagi Timmy masih remaja tanggung, mana mungkin ia bisa?

Bella menengok ke sekitar, ke jalan setapak yang kosong dan pepohonan yang terlalu rindang hingga cahaya matahari sulit menembus kemari. Ia berada dalam perjalanan untuk pulang dan seingatnya tak ada satupun rumah yang dibangun di dekat sini.

Timmy menatapnya muram. "Saya akan mencari orang lain untuk membantu Miss. Bagaimana kalau anda menunggu di dalam?"

"Dengan kemiringan seperti itu?" tanyanya ragu. Bella tak yakin ia bisa duduk, jadi ia memilih turun.

"Akan jauh lebih berbahaya kalau anda di luar. Dan rok anda akan kotor."

Bella menatap ke ujung roknya yang awalnya berwarna putih kini sukses menjadi coklat. Begitu juga dengan sepatu botnya yang terkena noda lumpur. "Sudah terlambat. Carilah seseorang, aku akan menunggu disini."

Bocah itu segera pergi sementara Bella mencari apa yang bisa ia lakukan untuk keluar dari kesulitan ini. Wanita itu menatap kudanya dan menyadari hewan itu baik-baik saja. Kalau Timmy tak bisa menemukan bantuan, ia mungkin akan meninggalkan kereta kuda ini dan pergi dengan berkuda.

"Miss saya menemukannya," terdengar suara bersemangat Timmy dari arah belakang saat Bella ikut berputar.

Senyum wanita itu lenyap di detik pertama saat ia melihat sosok Mr. Weels yang turun dari kereta kudanya dengan lincah. Lelaki itu tak mengenakan jasnya dan ia juga tak mengenakan cravat.

Rambut lelaki itu acak-acakan, yang Bella duga akibat tangannya sendiri. Lelaki tersebut mengenakan kemeja hitam dan celana kaku saat mendekatinya.

Tampaknya Weels juga sama terkejutnya saat ia mendapati sosok Bella disini. Seorang kusir kuda menghentikannya dan bertanya apakah ia bisa membantu karna kereta kuda mereka rusak.

Ia tak tahu bahwa yang dimaksud adalah Bella White.

"Miss White? Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku dalam perjalanan pulang saat salah satu roda keretanya terselip."

Weels mengangguk kaku dan mendekat. Bukannya bersikap sopan atau menjaga tata krama, lelaki itu justru menatap roda tersebut saat berdiri berhadap-hadapan dengan Bella.

Kiss me BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang