Prolog

27 9 2
                                    

"JANGAN SEKALI-KALI KALIAN BERANI MENYENTUH BAHKAN MENYAKITI BUNDA!!!" pekik Dhira

Tangis Dhira dan Gea yang semakin menggelar ketika melihat bunda nya yang ingin disakiti oleh ke-empat preman berbadan besar serta seluruh tubuhnya ditutupi oleh pakaian serba hitam itu.

"Hahaha, Kalian pikir kalian siapa hah? Berani sekali anak ingusan menyuruh saya untuk tidak menyakiti perempuan ini." ucap salah satu preman.

"Hiks... Dhira m-mohon om jangan sakiti bunda," tak ada henti-hentinya Dhira dan Gea menangis.

Dhira dan Gea ingin sekali menyelamatkan dan mengajak bundanya untuk pergi dari bangunan gelap ini tapi keadaan sangat  tidak mendukungnya, karena tangan dan kakinya terbalut oleh rantai yang terkunci begitupun kakaknya.

"Sayang-sayangnya bunda gak boleh nangis, kalian harus kuat, bunda janji bunda gak akan kenapa-kenapa, bunda akan selalu bersama kalian," lirih Rani yang menahan sakitnya dan tersenyum lebar dihadapan kedua putrinya.

"Rani cepat kau ucapkan selamat tinggal kepada dua putrimu itu sebelum ku tancapkan pisau ini kedalam perutmu." ucap sang preman yang menekan ucapannya sambil menggenggam pisau tajam yang sedari tadi ia sembunyikan di saku celananya.

"B-bunda," lirih Gea terbata-bata

Rani membalas dengan senyumnya, ia senang ketika mendengar lagi putri sulungnya memanggil sebutan bunda untuk dirinya di detik-detik terakhir ini.

"BUNDA!!!" pekik Dhira dan Gea, melihat bundanya yg terkulai lemah dan berlumuran darah di bagian perutnya.

***

Halo, salam kenal semuanya 🥰

Terima kasih udah mampir <3

Jangan lupa vote dan comment ya🙌🏻

I'm Not Fine (Dhira)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang