Sepulang dari rumah Aletta.
"Kak, tadi Lo ngerasa aneh gak sih sama Aletta?" tanya Dhira serius
"Gue juga rasa gitu sih, dia jadi terlihat sedikit gugup."
Dhira mengangguk, ia tidak ingin ambil pusing untuk memikirkannya.
***
Di sekolah.Dhira meletakkan tasnya di meja.
"Pagi-pagi gini kenapa tuh muka kusut banget?" tanya Aletta
"Biasalah Lett,"
Aletta yang langsung paham pun langsung mengangguk, "Elvan masih antar-jemput lo? Ya udah sih elah, gapapa lah, lumayan irit ongkos, Ra."
Dhira membuang nafasnya kasar.
"Ya gue gak suka, Lett. Lo tau kan? Banyak yang nyindir-nyindir gue di sosmed, tiap gue upload sesuatu di Instagram gue."
"Dhira, iya gue tau. Tapi, ya udah lah jangan Lo pusingin, nanti kalo emang udah bener-bener diluar batas, gue bakal bantu Lo." jawab Aletta menenangkan Dhira.
"Huftttt, iya deh iya."
"Selamat pagi badut Ancol..." sapa Gino kepada Aletta, ia baru saja masuk kedalam kelas bersama dua sahabatnya, Elvan dan Roy.
Aletta dan Dhira yang mendengar sapaan itu pun langsung menoleh ke sumber suara.
"Badut Ancol, badut Ancol. Noh, babeh Lo badut Ancol." balas Aletta
Roy tertawa terbahak-bahak sambil memegang pundak Gino.
"Babeh Lo sekarang pindah profesi, Gin? Jadi badut Ancol? Kok Lo gak bilang-bilang sih, ke gue dan ke Elvan juga." ledek Roy
"Babeh, babeh. Daddy! Gue aduin Lo berdua ke Daddy gue."
Aletta memicingkan matanya.
"Yah, cemen. Maennya adu-aduan nih..." sahut Aletta
"Berisik Lo." cetus Gino sambil melangkah menuju tempat duduknya.
Aletta tertawa, "Yah, dia ngambek, Ra."
"Lo sih, Lett." jawab Dhira sambil ikut tertawa juga.
"Perhatian-perhatian,"
"Karena sebagian para guru sedang ada rapat dadakan, maka dengan berat hati saya mengatakan untuk para siswa-siswi SMA Nusa Bangsa dibubarkan pada pagi hari ini. Saya harap, kegiatan ekstrakurikuler pada hari ini pun ditiadakan. Sekian dan terima kasih."
DUARRRRR!!!
Seketika satu sekolah gempar setelah mendengar suara pak Reno dari speaker radio sekolah. Sedikit aneh pada akhir-akhir Minggu ini, SMA Nusa Bangsa menjadi sering sekali dibubarkan dengan alasan rapat dadakan.
"Ah, elah. Kenapa gak diumumin dari kemarin aja sih, pak."
"Tau nih anjir, gue udah tancap-tancap nih muka cetar."
"Acigile, nyesel gue berangkat sekolah sepagi ini yang ujungnya dibubar-bubarin juga." kesel Gino sambil menggendong tasnya.
"Gaya Lo , Gin. Lo berangkat pagi-pagi gini juga karena biar Lo bisa gombal-gombalin cewe rajin." ujar Roy
Cewe rajin yang Roy maksud, cewe yang rajin datang pagi-pagi ke sekolah.
Gino menyengir, menampilkan gigi ratanya.
"Hehehe, Lo tau aja sih, Roy."
"Lo kira, kita baru kenal sehari-dua hari? Yang gak kenal sifat satu sama lain." sahut Roy
"Tau, agak geser emang tuh teman Lo yang satu itu, Roy." sambung Aletta yang tak jauh darinya.
"Gak usah nyambung-nyambung deh Lo, badut Ancol."
"Apa? Kenapa? Terserah gue lah, mulut-mulut gue, kenapa jadi Lo yang ngatur." jawab Aletta kepada Gino
"Gunain mulut dengan bijak, jangan asal nyamber omongan orang gitu aja."
"Ya dari pada Lo. Tuh mulut digunain cuma buat gombal sana-sini." jawab Aletta yang tak mau kalah dari Gino.
"Lah, gombal mah ada manfaatnya."
"Manfaatnya apa aja coba sebutin." sahut Aletta
"Bikin hati cewe senang, mewarnai hati cewe, bikin cewe jadi salah tingkah, bikin cewe jadi senyum-senyum dan masih banyak lagi."
Aletta menggelengkan kepalanya.
"Emang bener-bener kurang waras Lo, Gin."
Elvan, Roy dan Dhira dari tadi hanya diam memperhatikan Aletta dan Gino berdebat sampai selesai. Sedangkan teman sekelas yang lainnya sudah meninggalkan sekolah.
"Udah selesai adu bacotnya?" tanya Elvan yang membuka suara terlebih dulu.
"Mulut kalian gak capek?" sambung Dhira
"Awas hati-hati timbul perasaan. Eh, ya gapapa sih kalo timbul perasaan. Kan, kita jadi enak makan-makan gratis." sambung Roy dengan senang hati.
"Gak jelas Lo pada." ujar Aletta, sambil berjalan keluar kelas.
"Eh, Lett. Tunggu!" teriak Dhira saat ia sadar Aletta jalan lebih dulu meninggalkan kelas tanpa mengajaknya.
"Ettt, Lo mau kemana? Lo pulang sama gue." ucap Elvan sambil menarik tas Dhira.
"Oke, iya oke. Gue pulang sama Lo." jawab Dhira mengalah. Karena melawan pun ia akan tetap kalah dengan Elvan.
"Nah, gitu dong." ucap Elvan sambil mengacak-acak rambut Dhira.
"Roy, Roy, capek gue liat perbucinan ini."
"Sama, Gin. Gue juga capek."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Fine (Dhira)
Teen Fiction[On going] ••••• "JANGAN SEKALI-KALI KALIAN BERANI MENYENTUH BAHKAN MENYAKITI BUNDA!!!" pekik Dhira Tangis Dhira dan Gea yang semakin histeris, ketika melihat bundanya yang ingin disakiti oleh ke-empat preman berbadan besar serta seluruh tubuhnya di...