empat

73 29 12
                                    

Burhan mengacak-ngacak rambutnya frustasi, ia sudah tak tahu lagi kemana harus mencari anaknya itu.

"Ampun bu" seorang anak lelaki berlari melewati Buhan, anak itu terus saja mengucapkan kata ampun kepada ibunya. Tak jauh dari anak itu, wanita yang ia yakini Ibu dari anak tersebut juga berlari mengejar anaknya.

"Bu.... Buk saya mau tanya"
Burhan langsung mecegat ibu itu ketika sudah berada di hadapannya.

"Nanya apa Pak?" wanita itu terlihat mengatur nafasnya, nampaknya Ia begitu lelah sekali.

"Begini Bu, Anak perempuan saya dari pulang sekolah tadi belum pulang. Ibu ada ngeliat gk? Emmmm dia masi kelas satu SD, pakai kerudung, terus"

"Disana Pak" potong Ibu itu dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
"Coba aja Bapak liat di sawah sana! Ada banyak anak-anak main di sana, mana tau salah satu dari mereka anak Bapak"

"Ohh, baik trimakasi Bu" Sang Ibu hannya tersenyum. Burhan pun berlari dengan terseok-seok karena luka di telapak kakinya yang semakin terkoyak.

***

Tibalah Burhan di tempat yang di tunjuk oleh Ibu tersebut. Benar saja, Ia melihat anaknya sedang tertawa dengan riangnya bersama anak-anak yang lain.

Dengan sigap Buhan mendatangi Anaknya, langkahnya ia buka dengan lebar agar bisa lebih cepat sampai kesana.

"Atqia" panggil Burhan dengan amarah yang tertahan.

Bukan hannya Atqia yang menoleh, tetapi semua anak yang berada di situ pun ikut melihat ke sumber suara.
Atqia terlonjak kaget melihat kedatangan Bapaknya yang entah dari mana mengetahui keberadaannya.

"Kesini!" masih dengan amarah yang tetahan. Ia berusaha sekuat mungkin menahan amarahnya, karena jika sudah tak terkontrol lagi, ia tidak bisa memastikan bagaimana nasib anaknya nanti.

Dengan gemetar Atqia berjalan mendekat ke tempat Bapaknya berdiri.
Ketika sudah berada di hadapan Bapaknya Atqia hannya menunduk saja, Ia sama sekali tak punya keberanian menatap wajah Bapak nya itu.

"Ambil tas nya! Pulang sekarang!"

Atqia berlari mengambil tasnya yang Ia letakkan di bawah pohon. Ketika melihat ke arah Bapaknya berdiri tadi, Ia sudah tidak ada di situ. Bapaknya sudah pergi meninggalkannya diluan.

Atqia memakai tasnya dengan terburu-buru, ditangan kanannya ia sedang memegang sepasang sepatunya. Atqia berlari mengejar Bapaknya.

Saat akan melewati teman-teman yang lainnya, Wulan memberikan kantong plastik kepada Atqia. Atqia langsung mengambilnya dan berterimakasi kepada semuanya kemudia Ia mengejar Bapaknya yang sudah lebih dulu berjalan meninggalkannya.

***

"Tunggu Pak" Aku berusa meminta Bapak agar menunggu ku. Namun Bapak sama sekali tidak memelankan langkahnya.

Tibalah kami di rumah, Kepulangan kami sudah di nanti-nantikan oleh Ibu. Ia langsung mendekat ke arahku, wajahnya begitu khawatir sekali. Ibu menanyakanku apakah Aku baik-baik saja, Aku hannya mengangguk saja pertanda bahwa Aku memang baik-baik saja.

Terlihat Ibu tersenyum lega, ke khawatirannya setelah melihatku pun langsung pudar. Ketika Ibu melihat ke kaki Bapak, Ibu ingin menjerit tetapi ia tahan dengan menutup mulutnya dengan kedua tangannya sendiri.

I am Strong [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang