Kamu ingat aku pernah bilang,
"Kamu tau, ada yang berstatus tapi tak saling cinta dan ada yang sudah saling cinta tapi tak bisa bersama. Ucapan dari boy candar itu sama kayak kita sekarang kan"
Jujur aku dulu berpikir untuk biasa saja mencintai kamu...
Yeffi terdiam duduk di kursi tak jauh dari gereja, ia menunggu Arsel selesai ibadah sebelumnya Arsel akan mengajak yeffi keluar. Namun karena yeffi suntuk berada di rumah di hari Minggu, ia memutuskan menunggu Arsel yang mana Arsel sedang ibadah saat ini. Mungkin sebentar lagi selesai.
"Kenapa kamu ga ikut?" Ucap seorang wanita tua yang lewat di depan nya.
Yeffi tersenyum tipis ia menggelengkan kepalanya.
"Saya muslim Bu, saya cuman nunggu teman saya"
"Ah saya kira, teman kamu lelaki atau wanita?" Tanya ibu itu.
"Lelaki Bu"
"Terlihat sepertinya kau menyukai nya" sontak yeffi membulatkan matanya, dia hanya mengukir senyuman di bibirnya kepada sang ibu itu.
"Benerkan apa saya bilang, sudah berapa lama?" Tanya nya lagi.
"Mungkin 3bulan" yeffi sedikit terkekeh.
"Kamu sadar akan endingnya antara kamu dan dia kan kelak?" Sontak pernyataan itu sedikit menyayat hati yeffi.
Yeffi menyukai sosok Arsel, namun dia tidak menjawab akan pernyataan tentang hubungan ke 2 nya, mereka ga pacaran cuman saling memahami perasaan masing-masing.
"Tuhan memang mempertemukan, tapi belum tentu menyatukan. Jadi kamu harus siap nak untuk ke depan nya" ujar ibu itu kemudian ia pergi, yeffi hanya diam menatap punggu wanita itu yang perlahan menjauh pergi.
Yeffi terdiam sejenak menatap kaki yang menggelantung di kursi, setetes air mata seketika jatuh tanpa di duga.
"Mungkin Arsel adalah sebuah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan" ia menceka air mata yang jatuh di pipinya.
Kenapa jadi seperti ini? Bukan nya yeffi sudah berjanji untuk tidak jatuh hati/ menyukai Arsel begitu dalam, namun rasanya janji dengan diri sendiri teringkar.
"Hey, maaf lama" ujar Arsel baru saja datang.
"Gapapa"
"Kamu habis nangis? Maaf ya lama banget ya" ucap nya menatap wajah yeffi.
Arsel duduk di kursi itu, kemudian meraih pipi yeffi. Ia meniup mata yeffi dengan lembut, yeffi hanya diam menatap lelaki yang begitu dekat saat ini dengan nya.
Setelah selesai Arsel tersenyum hangat menatap yeffi, tak jauh dari jarak mereka duduk mama Arsel menghampiri mereka.
"Ini siapa sell?" Tanya sang ibu menunjuk yeffi.
"Ah, kenalin mah temen sekaligus calon pacar Arsel"
"Udah gede ya kamu, udah mikirin pacaran" ujar sang mama.
"Cantik kan ma?"
"Iya, nama kamu siapa?" Tanya nya pada yeffi.
"Saya yeffi Tante" yeffi tersenyum
"Jangan lupa mampir ke rumah yeff, biar makin akrab" ucap mama Arsel, yeffi hanya tersenyum malu.
"Mah, mamah pulang dulu aku mau jalan sama yeffi" suruh Arsel, mama Arsel mengangguk kemudian pergi meninggalkan ke 2nya.
"Mana kamu ramah ya" ujar yeffi menatap kepergian mama Arsel.
"Iya dong, udah ayo pergi" ucap nya menggenggam tangan yeffi.
***
Mereka sampai di sebuah danau, yang mana danau ini danau yang pernah di kunjungi mereka ber 2 sebelumnya.
"Hey kita ke sini lagi" ucap yeffi menoleh ke arah Arsel yang berjalan di sampingnya.
"Kamu inget?"
"Iyalah, kita kan makan malem di sini yang kata kamu ini harusnya dinner temen kamu malah ga jadi"
"Sebenernya aku Bohong, waktu itu emang aku yang persiapan buat kamu"
"Masa si? Ahaha seneng banget aku" ucap yeffi tersenyum riang.
Arsel merangkul bahu yeffi, mereka berjalan menyusuri danau cuaca hari ini mendung jadi nikmat saja berjalan-jalan santai di pinggir danau.
"Yeff, aku tu sayang banget sama kamu"
"Sama ko aku juga"
"Kenapa kita ga pacaran?" Ucap nya menoleh menatap yeffi.
Yeffi melepas rangkulan Arsel, dia melepas sandalnya kemudian duduk di batu pinggiran danau tak lupa menenggelamkan kakinya ke dalam air.
"Hey jawab pertanyaan ku" ucap nya duduk di samping yeffi.
"Kamu tau, ada yang berstatus tapi tak saling cinta dan ada yang sudah saling cinta tapi tak bisa bersama. Ucapan dari boy candar itu sama kayak kita sekarang kan" ucap yeffi tersenyum masam menatap bentangan luas danau.
Sejenak Arsel terdiam, tentu saja dia faham maksud yeffi. Dia juga bingung mau sampai kapan dia begini.
"Sell, kalo aku mutusin buat ngejauh dari kamu gimana?"
"Kamu ngomong apa si? Ga ga ga... Aku ga mau pisah sama kamu" ucap nya merangkul pinggang yeffi.
"Mau sampai kapan? Takdir itu udah nunjukin kalo kita berbeda sell, ga seharusnya kita memliki rasa" ucap yeffi sendu.
Arsel melepas rangkulan nya, kemudian ia meraih pipi yeffi.
"Jangan di pikirin, kita berdoa saja dengan keyakinan kita masing-masing dan harus saling yakin oke kalo kita bakal bersama" Ucap nya meyakinkan yeffi.
"Sell dengerin aku, lawan kita bukan lagi manusia tapi takdir dan tuhan. Aku ga bisa rebut kamu dari Tuhan kamu, begitu juga kamu" ucap yeffi sendu.
Arsel hanya diam, ia bingung mau berbicara apa lagi kemudian ia memeluk yeffi dengan amat erat, rasanya tidak mungkin melepas atau meninggal kan gadis yang amat ia cintai.
Dunia ini terasa hampa tanpa cinta, namun ketika cinta tak lagi membuat mu bisa bersamanya hanya karna sebuah perbedaan, di situ lah terasa betapa pahitnya menerima sebuah fakta dan kenyataan yang ada.
"kadang aku marah dengan takdir, kenapa dia tidak berpihak pada kita" ucap yefi dalam pelukan arsel.
"Jangan salah kan takdir, semua pasti bisa terjadi, kita berdoa saja semoga kita bisa bersama sesuai keinginan kita". Ujar arsel yang masih setia mengelus surai rambut yefi.
_______
Arsel
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.