18.

17 2 0
                                    

"jadi kamu mau ikut aku?" Tanya defan yang terfokus menyetir.

Yeffi mengangguk sebagai balasan pertanyaan defan.

"Yeah, good itu pilihan bagus." Ucap nya dengan nada kemenangan.

"Tapi kamu gak akan lukain Arsel kan?" Ucap yeffi gugup.

"Tenang sayang, aku gak akan lukain dia" ucap nya menatap senyum yeffi.

"Sekarang kita pamit sama orang tua kamu oke" ia melajukan mobilnya.

Pukul 07.00, mereka sampai di depan rumah yeffi, Yeffi turun dari mobil begitu juga defan.
Di sisi lain ada arena di sana yang langsung menghampiri yeffi kemudian memeluk nya.

"Lu ga kenapa² kan yef? Gw khawatir banget pas denger lu di culik kata Richard" kemudian ia melepas pelukan itu.

"Iya gapapa kok, kamu tenang aja"

"Lah kok kamu sama kak defan?" Ucap nya menunjuk lelaki di samping yeffi.

"Dia yang selamatin aku, ya udah ya aku masuk dulu" tena mengangguk menatap ke 2 orang itu yang masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum buk" ucap yeffi.

"Waalaikumsallam, yef kamu dari mana aja kok baru pulang?" Ucap sang ibu.

Mereka pun duduk di ruang tamu, begitu juga sang ayah.

"Jadi om dan Tante, saya defan calon suaminya yeffi" ucap nya.

"Apa? Tante gak salah denger?" Ucapnya syok

"Iya, saya akan bawa yeffi ke luar negri dimana ia akan melanjutkan pendidikan di tempat yang bagus bersama saya Tan".

"TAPI DIA MASIH SMA!! SAYA MASIH MAMPU MEMBIAYAI HIDUPNYA!!!!" Ucap sang ayah bercampur dengan emosi.

Yeffi hanya diam menatap keadaan, yang jujur saja ini bukan keinginan nya.

"Om, saya cinta sama yeffi. Saya mau membiayai segala kehidupan nya, jikalau Tante atau om rindu kalian bisa menjenguk nya, saya tidak melarang kalian" jelas defan meyakinkan ke 2 orang tua yeffi.

"Tapi kenapa, apa yang terjadi?" Ucap sang ibu.

"Kalo om atau Tante ga bisa ngizinin, saya bisa bikin pekerjaan om dan Tante rusak" ancam nya.

"Yef, cepat kamu kemasi barang² kamu sekarang!! Kita pergi malam ini juga!!!" Jelasnya.

"T-ttap...."

"CEPAT!!! TURUTI SAJA APA YANG AKU BILANG!!!!" Ucap nya dengan nada emosi.

Dengan segera yeffi naik ke atas menuju kamarnya, di sisi lain sang ibu langsung menyusul yeffi.

"Yef..." Panggil sang ibu yang masuk ke dalam kamarnya.

Di sana yeffi langsung mengambil koper di atas lemari, dan membuka lemari mengambil 1 per 1 baju.
Lalu ia masukan ke dalam koper, air mata pun ikut terjatuh.

"Apa ini pilihan kamu?" Tanya sang ibu yang duduk di pinggir kasur.

"Kalo aku gak ikut dia, dia bisa bunuh Arsel dan juga bakal membahayakan bisnis ibu dan ayah"

Sang ibu hanya bisa menatap kesedihan yeffi, sejujurnya ibu yeffi tidak faham permasalahan ini, apa yang terjadi dengan anak nya? Pasalnya yeffi tidak pernah bercerita mengenai kehidupan nya di luar.

" Sayang kamu pikirkan baik²"

"Udah buk, aku udah pikir baik² lagian kak defan orang yang baik kok. Ibu ga usah khawatir, aku pasti akan sering calling ibu okey" ucap nya menatap sejenak sang ibu, kemudian ia kembali memasukan baju nya kedalam koper.

TAK BERPIHAK'. || END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang