[The Living Legend]_Present
Salju turun dengan sangat indah hari itu, walaupun dingin aku tetap mengikuti langkahnya berjalan ke atas bukit di sebuah kuil. Aku tau, dia tidak akan menghiraukan ku yang ingin ikut. Tapi aku tetap ingin mengikuti jalannya, karena dia adalah cinta pertama ku.
"onii-chan, tunggu aku!" teriak ku padanya yang sudah hampir sampai di puncak bukit. Aku sudah menduga bahwa akan di abaikan, namun tak mengapa karena seperti itulah saudara.
Ketika kalian saling melukai dan menyakiti, saudara tak perlu kata - kata untuk saling memaafkan. Karena tak lama lagi hal itu akan terus terulang.
Aku mulai kelelahan, surai merah muda ku yang panjang ini sangat merepotkan. Mungkin aku harus mulai berencana untuk memotongnya.
Di saat aku berniat untuk kembali dan menyerah, ia menarik ku. Membawa ku naik terus menuju ke puncak bukit. Untuk melihat pemandangan kota dari atas sana.
"kalau kau lelah, seharusnya tak perlu mengikuti ku, Sei" dia berkata sembari menggenggam tanganku hangat. Membawa ku menuju puncak, dimana banyak hal baru yang ku temui disana. Begitu indah, ketika aku menyadari kalau aku melihatnya dengan kakak.
Aku bisa melihat tatapan matanya yang sangat indah, namun dingin dalam waktu yang bersamaan. Aku ingin bertanya apa yang sedang dipikirkannya. Tapi ku urungkan, sebab ia membawa ku turun dalam dekapannya.
Dia adalah kakak terbaik ku, pahlawan ku, cinta pertama ku.
Pandangan kagum ku pada nya berubah seketika, tepat setelah suatu peristiwa di masa SMP ku.
Berlari dan berlari, saat itu hanya berlari lah yang bisa aku lakukan. Tidak peduli pada hujan dan petir yang terus bertabrakan, berlomba untuk menakuti manusia. Pada akhirnya aku melihat nya, menatap tak percaya pada punggung yang selalu menjadi sandaran kuat.
"SENJU!! APA YANG KAU LAKUKAN?!"
Ia menolehkan kepala, sejenak raut terkejut terlukis diwajah tampan itu. Tapi semua lenyap berganti dengan tatapan dingin yang menusuk. Aku berlari dan langsung memukul kepala bagian kanan nya dengan keras.
Sudah tidak mampu membedakan mana yang tetesan air mata dan mana yang tetesan air hujan.
"jelaskan apa maksud mu ini, Senju!" aku tak lagi bisa menyertakan kehangatan dalam kalimat ku padanya. Mulutnya bungkam, bahkan kedua manik hijaunya enggan menatap "TATAP AKU KAWARAGI SENJU!! ADA APA DENGAN MU? apa yang sebenarnya terjadi... mengapa... hiks."
Seketika aku yang duduk diatas perutnya, didorong dan sekarang posisi kita berbalik. Ia mencengkram kuat kemeja ku "di dunia ini ada hal yang harus kita korbankan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Terlebih musuh keluarga harus dihancurkan, pahami hal itu.....
Kawaragi Seina.
Kau hanyalah bayangan yang dibuat untuk terus berada dibawah nama ku."
Saat itu akupun sadar, benar, aku hanyalah 'bayangan' yang akan terus berada dibawah kakak ku. Aku tidak bisa melawan, hanya mampu menerima darah yang mengalir dari bibir nya. Begitu menusuk dan sangat menyakitkan.
'aku mencintai mu, Senju'
[The Living Legend]
Hal pertama yang terlihat oleh kedua matanya adalah pintu yang terbuka. Pemuda, bukan, wanita muda bersurai putih itu mulai beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Menatap pantulan dirinya di cermin, begitu mirip dan sangat indah.
Tanpa sadar menyentuh bekas dari air mata yang telah mengering.
'dari pada mimpi, lebih seperti ingatan yang terulang kembali' batinnya membuka shower untuk membersihkan dirinya yang nampak 'kacau' karena mimpi yang baru saja dialami.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Living Legend [Brotherhood]
FanfictionKehidupan yang berjalan tenang ini membuat semuanya menjadi abu - abu. Perasaan yang sudah lama hilang, perlahan kembali bersama tekad yang sempat terhenti. Pernyataan yang dulunya hanya sebuah janji, kini adalah waktu dimana semuanya harus segera d...