[The Living Legend]_Present
Mikey dan Mitsuya berkendara menuju alamat rumah sakit yang sudah di kirimkan oleh Inui. Di tengah perjalanan, Mikey melihat sebuah kuil yang sedang ramai dihias 'apakah hari ini ada perayaan?' pikirnya.
Namun segera ia menggeleng, tidak mungkin ia akan pergi ke sebuah festival disaat Ken sedang dirawat seperti ini.
Ia harus mengutamakan sahabatnya itu sebagaimana Draken mengutamakan dirinya.
Begitu sampai, mereka langsung menuju lift untuk pergi ke ruangan yang sudah diberitahu Inui. Namun Mikey dikejutkan ketika pintu lift terbuka, menampilkan salah seorang yang sempat dikenalnya.
Orang yang pernah menjadi tangan kanan dari mendiang kakaknya, Sano Shinichiro.
"Takeomi?" tentunya melihat adik dari sang sahabat lama, menimbulkan keterkejutan dari pria paruh baya ini. Dirinya pun bertanya "Mikey? apa yang kau lakukan di rumah sakit ini?" terdengar seperti pertanyaan bodoh.
Namun itu pantas untuk ditanyakan oleh Takeomi, melihat mereka sudah mengenal cukup lama.
Sejenak mereka sama - sama terdiam, lalu Mitsuya membuka suara "ano. . . maaf tapi kami harus pergi. Salah satu teman kami dirawat disini."
Mata zamrud itu menatap Mitsuya, kemudian beralih pada Mikey "siapa?" menggigit bibir bawahnya Mikey menjawab "Kenchin."
Akhirnya Takeomi memutuskan untuk mengikuti dua orang itu, sekaligus melihat kondisi Ken. Ada sedikit rasa curiga dalam benaknya 'kuharap ini hanyalah kebetulan' itulah yang dipikirkan olehnya.
Sementara didepan rumah sakit Senju keluar dari sebuah mobil ferrarri hitam. Membuka ponsel untuk melihat jam yang tertera "kau yakin ini tempatnya?" pertanyaan itu dijawab dengan anggukan. Seina keluar lewat pintu kemudi mobil.
"Katanya Wakasa-san babak belur oleh Takemichi. Setelah itu kak Takeomi membawanya ke sini" jelasnya menatap sekitar, mengamati seandainya ada hal yang mencurigakan.
Senju berdecak, dari sudut hatinya yang paling dalam ia menyangkal semua perbuatan dari pahlawan cengeng itu. Tapi mana mungkin orang seperti Imaushi Wakasa berbohong, apa untungnya?
Semua ini menjadi rumit semenjak ia pulang dari Nagasaki. Sebenarnya apa yang terjadi di Tokyo selama ia pergi? Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkannya. Senju harus fokus pada apa yang sedang dikerjakannya.
Mereka memasuki rumah sakit dan langsung menuju ruangan Wakasa.
Sampai pada pintu bertuliskan [room A-43] Seina membuka pintu, menampilkan Wakasa yang sedang berbincang dengan seseorang bersurai merah muda. Itu Haruchiyo.
"baiklah apa yang kita miliki disini?" suara Senju mengalihkan perhatian Wakasa yang memandang pada Seina.
Ia menatap dua orang itu secara bergantian, dengan raut terkejut sekaligus kebingungan "Sen-ju?"
Seina menutup pintu ruangan dan menguncinya, hendak menjelaskan kepada salah satu mantan executive Brahman itu "dia adalah Senju, maaf membuatmu bingung Wakasa-san. Sekali lagi perkenalkan, aku Kawaragi Seina, dan dia adalah Kawaragi Senju."
"kakak kembar ku yang selama ini telah memimpin Brahman" Seina membungkuk mewakili dirinya sendiri dan sang kakak.
Wakasa hanya mampu membeo dengan rasa terkejut yang tak kunjung padam, hendak melontarkan pertanyaan tambahan. Namun segera dihentikan oleh suara Sanzu "kesampingkan dulu hal ini, mari kita dengar kejelasan tentang Takemichi."
Kini perhatian mereka tertuju pada Wakasa, pria itu memegang lengan kiri bagian atas. Mengingat bagaimana pertarungannya dengan laki - laki yang jauh lebih muda darinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Living Legend [Brotherhood]
FanfictionKehidupan yang berjalan tenang ini membuat semuanya menjadi abu - abu. Perasaan yang sudah lama hilang, perlahan kembali bersama tekad yang sempat terhenti. Pernyataan yang dulunya hanya sebuah janji, kini adalah waktu dimana semuanya harus segera d...