"Berhentilah mendalami sifatmu yang menyedihkan itu, kau harus berubah"
"Kalau kau begitu terus tidak akan ada orang yang mau mendekatimu."
"Berhenti menyembunyikan dirimu, tunjukkan saja rasa bahagiamu."
Toxic. Mereka semua sangat toxic, Yoshi tidak menyukainya.
Kanemoto Yoshinori, semenjak kecil tidak pernah mendapatkan kebahagiaan didalam hidupnya yang terasa abu-abu. Tidak tertarik dengan kegiatan yang menurut orang lain menyenangkan, yang menurutnya menyenangkan hanyalah tergeletak di kasur sembari memainkan game di hpnya walau tidak begitu seru juga menurutnya.
Yoshi tumbuh sejak dini tidak mendapatkan rasa kasih sayang, karna ayahnya yang sudah tiada dan sang ibu yang lebih menyayangi kedua kakaknya dibandingkan dirinya. Ia berusaha tidak menyimpan dendam ataupun kemarahan ke kakaknya itu, hingga akhirnya sejak kecil juga tumbuh menjadi sosok pribadi yang diam dan dingin, tidak pernah menunjukkan emosi lain diwajahnya selain datar dan tajam.
Terkadang banyak yang ingin melihat senyumnya sekali saja, tapi itu sangat sulit hingga tak jarang orang-orang di kampusnya menggelar petisi paling konyol, membuat Yoshi mengeluarkan sedikit ekspresi termasuk menunggingkan senyum.
Banyak yang merasa tertantang, tapi di waktu bersamaan banyak juga yang menyerah karena memang sesulit itu.
Yoshi selalu berharap, ada sesuatu hal yang bisa membuatnya bahagia dan merasakan emosi lain selain emosi abu-abu tiada arti.
🎈🎈🎈
"Yoshi, makan malam sudah siap. Segera turun." Titah si ibunda.
Tidak ada nada ceria, hanya nada datar seperti biasanya.
Yoshi mengangguk sebagai jawaban, masih sibuk dengan tugas kampusnya. Ibu lalu pergi, menuju ke kamar kakak Yoshi. Pria itu bisa mendengar suara ibunya yang terdengar lebih ceria dibandingkan ketika bersamanya.
"Hana~ Akira~ ibu memasakkanmu makan malam yang enak, ayo makan lalu istirahat. Kalian pasti sudah lelah yah huhu~"
"Baik bu!"
Yoshi tidak peduli, namun tetap saja rasa sakit hati didalam hatinya tak bisa ia bohongi. Ia juga mau mendapatkan rasa kasih sayang seperti itu, diperlakukan seperti anak yang sesungguhnya, dan diberikan rasa cinta yang banyak.
Pria itu merebahkan tubuhnya di kasur, tidak berniat keluar dari kamar karna jikapun ia ikut makan malam dengan keluarganya yang ia rasakan hanya sesak didalam dada. Melihat keharmonisan saudari-saudarinya bersama sang ibunda dan merasa disudut, seakan-akan ia bukan bagian dari keluarga itu atau lebih parahnya, tidak dianggap ada oleh mereka.
Yoshi memejamkan matanya, menahan rasa tangis yang sudah terkumpul cukup banyak di kantong air matanya. Rasanya kepalanya sangat sakit karna terlalu sering menahan rasa amarah ataupun emosi lainnya, tapi ia juga tidak peduli. Kalaupun mati tidak ada orang yang mau tahu, mereka hanya akan merasa sedih sementara lalu esok harinya melupakan kematiannya seakan-akan tidak ada yang mati di hari itu.
Gruduk gruduk!
"Bagaimana cara membukanya?"
"Angkat saja!"
"Tidak bisa Ibu, coba kau saja!"
"Astaga disini sangat sempit dan pengap, Cio tidak bisa membukanya!"
Yoshi terkejut mendengar suara di balik lemarinya, alisnya menyernyit namun disaat bersamaan gugup. Apakah itu hantu? Atau sesuatu? Suara berisik didalam lemari itu memancingnya untuk mendekat, penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand by me • Yoshiho ✓
Random"Happiness is something very important in a person's life, so my mission is to give you the happiness you want!" - Mashiho. Warning! ⚠️ - bxb jangan salpak - Fio ✨🌙