Yoshi memandang keluar jendela, sembari memikirkan entah apa yang ia pikirkan.
Semenjak sebulan lalu Risa pergi ke Denmark, disaat itu juga kampus Yoshi akan mengadakan acara wisuda. Dimana semua mahasiswa tingkat Yoshi akan mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman dan memilih waktu mereka ke jalan masing-masing.
Keluarga yang mengunjungi Yoshi pun juga sudah berkumpul, sang ibunda bersama kedua putri Hana dan Akira, serta Mashiho dan Hitomi.
Mereka ingin memberikan momen yang ingin dilupakan Yoshi menjadi momen yang tidak akan ia lupakan.
Yoshi beberapa kali mendapatkan salaman dari beberapa temannya, sapaan, bahkan mengajak dirinya berfoto bersama sebelum mereka benar-benar akan berpisah.
Awalnya pria itu canggung, namun karena paksaan Mashiho mau tak mau Yoshi menyetujui mereka dan ikut dalam foto bersama itu.
Keramaian dalam acara wisuda ini membuat Yoshi sedikit merasakan bahagia, ia mengira dulu ketika wisuda nanti mungkin saja tak ada yang mau mengajaknya berfoto bersama seperti ini, bahkan bersalaman atau bersapa. Ia pasti berada di kursi paling terpojok dan terangsingkan sampai akhir kuliah. Namun nyatanya tidak, berkat Mashiho hidupnya berubah menjadi lebih baik daripada dulu.
"Oci, nanti kalau wisudanya sudah selesai, Cio mau ajak Oci ke suatu tempat!" Ucap Mashiho sumringah.
Yoshi hanya mengangguk, "baiklah."
💎💎💎
Mashiho benar-benar membawa Yoshi ke suatu tempat.
Setelah acara wisuda Yoshi selesai beberapa jam yang lalu, pria itu diminta untuk mengganti pakaiannya dulu yang dimana langsung dituruti.
Baru saja hendak mengancingkan dua kancing bajunya, ia terhenti. Mengingat kembali ketika ia sudah banyak tersenyum hari ini, tak seperti biasa. Dan sebagian besar karena dirinya melihat Mashiho dari kejauhan, dan tersenyum layaknya orang gila.
Yoshi akui, ia sendiri senang dengan peningkatan emosional dalam dirinya. Rencana Mashiho sepertinya berhasil, membuat dirinya bahagia.
Ah omong-omong memang jika dirinya sudah bahagia, apa yang akan terjadi?
"Ah..." Yoshi merenung, membayangkan suatu hal apa yang akan terjadi jika misi Mashiho berhasil.
Apakah itu pertanda yang baik? Kenapa Yoshi sedikit khawatir? Aneh sekali.
"Oci! Cepat!"
"Ahh iya!" Segera Yoshi memasangkan kembali kancingnya.
Ketika selesai Yoshi lalu membuka pintu kamar dimana Mashiho sedang menunggunya berganti pakaian, makhluk manis itu membuat ekspresi cemberut di wajahnya.
"Lama sekali..." Cicitnya.
"Maaf, aku tadi melamun sebentar." Jawab Yoshi.
"Tak apa, ayo kita pergi!"
Mashiho lalu menggenggam tangan Yoshi dan membawanya ke depan lemari, membukanya perlahan hingga terlihatlah portal menuju dunia masa depan yang biasanya ia pakai dengan Hitomi menuju masa Yoshi.
Mereka berdua masih bergenggaman tangan, Mashiho lalu memandang Yoshi yang terlihat gugup.
"Kita akan meloncat, jangan lepaska tangan Cio!" Pinta Mashiho.
"Apa yang- AHHHHH!!!!!!"
Belum Yoshi berbicara, Mashiho sudah menarik pria itu turun menuju portal waktu. Pintu lemari yang terbuka pun tertutup dengan sendirinya.
Yoshi masih menutup erat matanya, tangannya yang menggenggam tangan Mashiho semakin mengerat. Ia benar-benar takut jika saja dirinya malah terlempar ke waktu yang salah dan berbeda dengan Mashiho kalau ia melepaskan tangan pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand by me • Yoshiho ✓
Random"Happiness is something very important in a person's life, so my mission is to give you the happiness you want!" - Mashiho. Warning! ⚠️ - bxb jangan salpak - Fio ✨🌙