Prolog

3.5K 239 80
                                    


"ANJING!"

Umpat Blaze saat melihat Hali, mantan pacarnya sedang bermesra-mesraan bersama pacar barunya, Taufan.

"Jangan ngegas njir!" ucap Thorn yang berada disebelah Blaze.

"Anjing-ah Thorn, masa si Hali udah duluan laku dibandingkan gue yang cakep ini."

Thorn menghela napas, "ya salah lo sendiri, giliran dideketin orang ngejauh, giliran gini serasa gak laku, hadeh."

Blaze tertawa kikuk, hatinya yang sudah broken semakin broken. Sakitnya gak main kawan.

"Udah-udah, mending kantin yok." Thorn menepuk bahu Blaze kencang.

"Sakit bangsat!"

Pemuda bernetra hijau tertawa terbahak-bahak. Menistakan Blaze memang salah satu hobinya.

"Yaudah ayo kantin."

°°°°

"Bu pesen mantan, eh- maksudnya pesen batagor."

Blaze mendengus, tentu saja Thorn sengaja melakukan ucapan itu.

"Bu saya pesen kentang goreng."

"Wokey."

Blaze masih merasa kesal karena kalah saing dengan mantannya. Ia pun meminta tolong Thorn untuk memberikan ide untuk membalas dendam, padahal ia tidak memiliki bibit dendam sama sekali.

"Thorn, gue mau balas dendam si tuyul itu. Kira-kira biar seru balas dendam gimana ya?"

Thorn tersedak batagor, dengan gerak cepat Blaze memberikan air. Air comberan.

"Anjir, nih minum cepat!"

Glek glek

Tanpa pikir panjang Thorn meminum air yang diberikan oleh Blaze. Seketika lidahnya merasa aneh.

"Ini air apa?" Tanyanya dengan curiga.

"Air yang ada disana." Blaze menunjuk ke arah botol dengan tulisan air keran atau comberan.

"Bangsat!" Umpat Thorn, dengan cepat ia berdiri dan membeli minuman.

Blaze merasa bersalah? Tentu tidak kawan.

Pemuda bernetra oranye memicing tajam. Ia tak sengaja melihat seseorang yang sangat familiar di mata nya.

"Ice!"

Entah mengapa tiba-tiba sebuah ide aneh datang dari benaknya. Dengan senyum yang penuh arti ia menyuruh Ice untuk menghampirinya.

"Woy budeg, sini!" Seru Blaze dengan kesal.

Ice melirik sekilas lalu berjalan menghampiri Blaze.

"Apa?" Tanyanya ketus.

"Ice mulai sekarang lo jadi pacar gue."

Ice terdiam sejenak, ia sedang memproses perkataan Blaze yang aneh itu.

"Maksud lo?-"

Blaze tertawa kencang. Ice masih tidak paham apa tujuan pemuda bernetra oranye ini.

"HAHAHAHA, gue cuman becanda. Jangan dibawa serius." Blaze mulai memukul-mukul meja dengan tertawa terbahak-bahak.

"Padahal gue mau nya beneran."

Suasana hati Ice semakin turun.. Padahal ia sudah berharap beneran. Biar gak usah berjuang lagi, pikirnya.

"Kayaknya gue udah dapet ide Blaze." Tiba-tiba Thorn sudah berada tepat disamping Blaze.

"Kampret, bikin kaget aja. Ide apa?"

Ice menyimak, ia tak tau harus berucap apa.

"Lo jadi pacar Ice, pacar bohongan."

Blaze berbinar-binar, bener juga apa yang di katakan Thorn. Dengan begitu ia bisa memanas-manaskan Hali, bukan?

"Kenapa harus gue?"

Blaze dan Thorn tersentak dari acara ngobrol. Mereka pun menoleh ke arah Ice yang mengkerutkan dahinya.

"Udah, gak usah nolak bi, lumayan loh dapet pacar manis dan imut." Thorn menaik-turun kan alisnya.

"Ini yang lo maksud imut dan manis? Lebih mirip monyet lepas kandang sih." Sarkas Ice, ia pun dihadiahkan tampolan oleh Blaze.

"Intinya mulai sekarang lo jadi pacar bohongan gue, gak ada penolakan."

Ice menghela napas, ia pula yang terkena imbas seperti ini. Walaupun hati terdalamnya bersorak senang dan bahagia.

"Pacar bohongan yang berakhir pacar beneran, bukan?"

Oke, pikiran Ice saat ini sedang melayang-layang.


-To Be Continued-

Fake Boyfriend [IcexBlaze]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang